Mimpi buruk seringkali menimbulkan rasa tidak nyaman dan kegelisahan. Dalam Islam, terdapat beberapa anjuran dan hadis yang dapat kita ikuti untuk menyikapi mimpi buruk. Hal ini pernah Rasulullah SAW. katakan, yaitu:
“Mimpi buruk itu datang dari setan, maka jika salah seorang di antara kalian melihat mimpi yang tidak disukainya, hendaklah ia meludah ke sebelah kirinya tiga kali dan berlindung kepada Allah dari setan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Simak artikel di bawah ini untuk mengetahui cara mengatasi mimpi buruk yang dapat Anda lakukan sebagai umat Islam.
Apa yang Harus Dilakukan Saat Mimpi Buruk?
Dalam buku “Untukmu Yang Sedang Sakit: Tata Cara Bersuci, Shalat, Doa & Dzikir Saat Sakit” karya Ammi Nur Baits, S.T., B.A., terdapat beberapa langkah yang diajarkan Rasulullah SAW untuk mengatasi mimpi buruk, yaitu:
Meludah ke arah kiri tiga kali: Hal ini menjadi salah satu cara menghindari pengaruh buruk dari setan setelah mengalami mimpi buruk.
Membaca ta’awudz (memohon perlindungan kepada Allah) tiga kali: Membaca ta’awudz dengan penuh keyakinan sebanyak tiga kali agar Allah SWT memberikan perlindungan dari segala keburukan setan.
Memohon perlindungan kepada Allah SWT: Berdoa kepada Allah agar menjauhkan kita dari keburukan yang mungkin timbul akibat mimpi buruk.
Bangun dan lakukan shalat: bangun dari tidur dan melaksanakan shalat sebagai bentuk ibadah dan pengharapan perlindungan dari Allah SWT.
Mengubah posisi tidur: Hal ini bertujuan untuk menghindari dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh mimpi tersebut.
Tidak menafsirkan mimpi tersebut kepada orang lain: Beliau mengingatkan agar kita tidak menceritakan atau menafsirkan mimpi buruk kepada orang lain karena dapat menambah kecemasan atau ketakutan.
Nabi SAW juga mengajarkan untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT dari godaan setan saat mengalami mimpi buruk. Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Sunni, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi menyebutkan bahwa Rasulullah SAW mengajarkan doa berikut ketika mengalami mimpi buruk:
“Huwallâhu, allâhu rabbî, lâ syarîka lahû.”
Artinya: “Dialah Allah, Allah Tuhanku, tiada sekutu bagi-Nya.”
Selain doa di atas, Anda juga dapat melengkapi dengan doa-doa berikut:
“A’udzubillahi minasy syaithanir rajim.”
Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.”
Allahumma inni a’uzu bika min ‘amali ash-shaitan wa min waswasatihi wa min hamazatihi.
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari (perbuatan) setan, dari bisikan-bisikannya, dan dari sentuhannya.”
Dalam Islam, laki-laki dan perempuan memiliki peran serta fitrah masing-masing yang harus dijaga. Salah satu larangan yang ditegaskan dalam ajaran Islam adalah tasyabbuh, yaitu meniru atau menyerupai lawan jenis dalam hal pakaian, gaya bicara, maupun perilaku.
Hukum laki-laki menyerupai perempuan dalam Islam memiliki dasar dari hadis Rasulullah yang melarang laki-laki berpenampilan atau berperilaku seperti perempuan, begitu pula sebaliknya. Lalu, bagaimana sebenarnya hukum dan batasan dalam hal ini? Simak artikel ini!
Apa Saja Dalil-dalil yang Mendasari Hukum Laki-laki Menyerupai Perempuan dalam Islam?
Meskipun tidak ada ayat Al-Qur’an yang secara eksplisit melarang laki-laki menyerupai perempuan, namun terdapat beberapa prinsip umum yang relevan dengan masalah ini.
Salah satunya adalah perintah Allah SWT agar manusia menjalankan perannya masing-masing sesuai dengan fitrahnya.
QS. An-Nisa’ ayat 32:
“Dan tetaplah kamu di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan berlenggak-lenggok seperti kebiasaan Jahiliyah yang dahulu.” Ayat ini mengindikasikan adanya perbedaan peran dan perilaku antara laki-laki dan perempuan.
Selain itu terdapat beberapa hadis Nabi Muhammad SAW yang memberikan penjelasan lebih rinci mengenai larangan laki-laki menyerupai perempuan. Beberapa hadis yang terkait dengan masalah ini, antara lain:
Hadis Riwayat Bukhari:
“Rasulullah SAW melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki.” Hadis ini secara tegas melarang tindakan meniru gender lawan jenis.
Hadis Riwayat Abu Dawud:
“Allah mengutuk seorang wanita berpakaian laki-laki dan laki-laki berpakaian wanita.” Hadis ini menekankan larangan terhadap pakaian yang tidak sesuai dengan jenis kelamin.
Apa Saja Larangan Para Ulama Mengenai Laki-laki Menyerupai Perempuan?
Para ulama sepakat bahwa tindakan laki-laki menyerupai perempuan adalah perbuatan yang dilarang dalam Islam. Alasan utama pelarangan ini adalah karena tindakan tersebut:
Bertentangan dengan fitrah: Setiap individu diciptakan dengan fitrahnya masing-masing, termasuk jenis kelamin. Menyerupai gender lawan jenis berarti mengingkari fitrah tersebut.
Menimbulkan fitnah: Tindakan ini dapat menimbulkan fitnah dan kerusakan moral di masyarakat.
Menghina syariat: Menyerupai gender lawan jenis dianggap sebagai bentuk penghinaan terhadap syariat Islam.
Dengan memahami dan mengamalkan ajaran ini, umat Muslim dapat menjaga keselarasan dalam kehidupan sosial dan menaati syariat yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu, penting bagi Sahabat Muslim untuk senantiasa introspeksi diri dan berpegang teguh pada nilai-nilai Islam dalam bersikap, berpakaian, dan berperilaku sesuai dengan fitrahnya.
Jakarta, Juli 2024 – ArahMuslim, sebagai salah satu aplikasi ibadah Muslim yang menyediakan pemesanan Umrah bermitra dengan BFI Syariah Finance. Kerja sama ini bertujuan untuk memudahkan Sahabat Muslim dalam mewujudkan impian ibadah umrah dengan lebih cepat dan terjangkau.
Dengan kolaborasi ini, ArahMuslim dan BFI Syariah Finance berkomitmen untuk memberikan kemudahan akses dan solusi pembiayaan umrah yang sesuai dengan prinsip syariah. Melalui paket travel umrah yang telah dirancang khusus dalam kemitraan ini, para Sahabat Muslim kini dapat merencanakan perjalanan ibadah mereka ke tanah suci dengan lebih mudah dan nyaman.
Kolaborasi ini menghadirkan solusi pembiayaan umrah yang inovatif dan sesuai dengan prinsip syariah, mempermudah proses perencanaan dan pelaksanaan ibadah umrah. BFI Syariah Finance, sebagai lembaga keuangan syariah yang terpercaya, menyediakan berbagai pilihan pembiayaan yang memudahkan Sahabat Muslim untuk membayar paket Umrah tanpa harus terbebani secara finansial.
Sementara itu, ArahMuslim menawarkan paket Umrah yang lengkap, mulai dari akomodasi, transportasi, hingga layanan bimbingan ibadah yang terjamin kualitasnya. Dengan adanya paket-paket yang dirancang khusus bersama BFI Syariah Finance, para calon jemaah umrah dapat memilih program yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran mereka.
Manfaat dari Kerja Sama Ini
Proses Pendaftaran yang Mudah: Dengan adanya kemudahan dalam pembiayaan, Sahabat Muslim dapat mendaftar untuk umrah tanpa harus melalui proses yang rumit. Paket umrah yang terintegrasi dengan solusi pembiayaan dari BFI Syariah Finance mempermudah perencanaan perjalanan ibadah.
Fleksibilitas Pembayaran: Berkat pilihan pembiayaan syariah dari BFI Syariah Finance, para jemaah dapat memilih opsi pembayaran yang sesuai dengan kemampuan finansial mereka, tanpa mengabaikan prinsip-prinsip syariah.
Kualitas Layanan Terjamin: ArahMuslim memastikan bahwa setiap paket umrah yang ditawarkan bersama BFI Syariah Finance memberikan layanan terbaik, mulai dari akomodasi yang nyaman hingga bimbingan ibadah yang memadai.
ArahMuslim berharap dapat memberikan manfaat lebih kepada Sahabat Muslim yang ingin menjalankan ibadah umrah. Kesempatan ini tidak hanya membuat perjalanan umrah lebih terjangkau tetapi juga lebih nyaman dan terorganisir dengan baik.
Sahabat Muslim kini dapat memilih program umrah yang sesuai dengan preferensi mereka melalui ArahMuslim dan meraih ketenangan hati dengan bimbingan dan dukungan yang optimal. Dengan berbagai pilihan paket dan solusi pembiayaan, mewujudkan impian umrah kini menjadi lebih mudah dan dekat.
Wudhu adalah salah satu syarat sahnya ibadah seperti shalat dalam Islam. Wudhu bertujuan untuk mensucikan diri dari hadas kecil agar ibadah yang dilakukan menjadi sah di sisi Allah.
Namun, ada beberapa perkara yang membatalkan wudhu. Mari, simak artikel ini untuk mengetahui penjelasan mengenai hal-hal yang membuat wudhu batal.
Apa Saja yang Membatalkan Wudhu?
Wudhu adalah tanda bahwa tubuh kita bersih dan suci, serta siap untuk berdoa atau melaksanakan ibadah seperti shalat. Namun, ada beberapa tindakan yang dapat membatalkan wudhu, baik itu Sobat Muslim lakukan secara sengaja atau tidak sengaja.
Ketika membaca Al-Qur’an atau menghilangkan hadas kecil, Sobat Muslim untuk berwudhu sebelum melaksanakan shalat atau ibadah lainnya. Berikut adalah hal-hal yang membatalkan wudhu menurut ajaran Islam:
1. Keluarnya sesuatu dari dua jalan
Salah satu hal utama yang membatalkan wudhu adalah keluarnya sesuatu dari dua jalan, yaitu dari kemaluan dan anus. Hal ini termasuk keluarnya urin, tinja, angin, mani, madzi, dan wadi. Keluarnya cairan ini dapat membatalkan wudhu, baik banyak maupun sedikit.
2. Tidur yang tidak dalam keadaan duduk tetap
Tidur yang membuat Sobat Muslim kehilangan kesadaran atau kendali atas diri Anda, terutama jika tidak dalam posisi duduk tetap yang menghindarkan keluarnya sesuatu dari tubuh juga dapat membatalkan wudhu. Hal ini cenderung membuat Anda tidak menyadari jika ada sesuatu yang keluar dari tubuhnya.
3. Hilangnya akal
Hilangnya akal atau kesadaran karena sebab apa pun, seperti mabuk, pingsan, atau gila, membatalkan wudhu. Kondisi ini menyebabkan seseorang tidak dapat mengendalikan dirinya dan berpotensi keluarnya sesuatu dari tubuhnya tanpa Anda sadari.
4. Menyentuh kemaluan dengan tangan tanpa pembatas
Menyentuh kemaluan dengan tangan langsung tanpa pembatas seperti kain atau sarung tangan juga membatalkan wudhu. Hal ini berlaku baik untuk kemaluan sendiri maupun orang lain. Sentuhan ini dianggap sebagai hadas kecil yang memerlukan wudhu kembali.
5. Makan daging unta
Sumber Gambar: Freepik.com
Dalam beberapa mazhab, makan daging unta dianggap membatalkan wudhu. Hal ini berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan untuk berwudhu setelah mengkonsumsi daging unta.
6. Keluar darah atau nanah dalam jumlah banyak
Keluar darah atau nanah dalam jumlah banyak juga dapat membatalkan wudhu. Hal ini karena darah atau nanah yang keluar dari tubuh dianggap sebagai hadas yang memerlukan penyucian kembali.
7. Bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahram
Dalam beberapa mazhab, bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahram dapat membatalkan wudhu. Pendapat ini berdasarkan pada pandangan bahwa sentuhan tersebut dapat membangkitkan syahwat yang mengharuskan wudhu kembali.
8. Muntah-muntah
Muntah adalah proses keluarnya makanan atau minuman dari lambung melalui mulut. Hal ini dapat membatalkan wudhu, meskipun tidak hanya terjadi saat perut kosong. Dalam mazhab Hanafi, ada dua pandangan terkait hal ini, yaitu jika seseorang muntah seteguk, maka wudhunya batal.
9. Tertawa dengan keras
Sumber Gambar: Freepik.com
Secara umum, ketika Anda berdoa dan bersuci untuk beribadah kepada Allah SWT, Anda perlu menjaga etika dan tata krama. Perilaku yang tidak sesuai dapat mengganggu kekhusyukan doa kita kepada Allah SWT. Salah satunya adalah tertawa keras atau terbahak-bahak secara berlebihan dianggap tidak sopan.
10. Memandikan jenazah
Jika Anda memandikan jenazah, maka Anda akan menyentuh seluruh bagian tubuh jenazah tersebut. Apabila Anda sudah dalam keadaan berwudhu dan tanpa sengaja menyentuh alat kelamin mayat, maka wudhunya akan batal. Dalam kondisi ini, Anda perlu mengulang wudhunya untuk memastikan kebersihan kembali.
Saat melakukan wudhu, pastikan seluruh bagian tubuh dalam keadaan bersih. Namun, jika ada keraguan mengenai kebersihan tubuh terkait dengan hadas, maka wudhu tersebut dianggap batal. Menurut mazhab Maliki, “Barangsiapa yang percaya bahwa dia suci, maka jika dia meragukan Hadas tersebut maka dia harus dibersihkan kembali.”
12. Keadaan yang memerlukan mandi wajib
Hal lain yang dapat membatalkan wudhu adalah kondisi yang mengharuskan Anda untuk mandi besar guna menghilangkan hadas dari tubuh. Beberapa keadaan yang membatalkan wudhu dan mewajibkan mandi adalah perzinahan, ejakulasi, dan keadaan tertentu dalam Islam. Menurut mazhab Hanbali, wudhu dianggap tidak sah jika diperlukan untuk mandi besar, kecuali dalam hal kematian.
Itulah beberapa hal yang dapat membatalkan wudhu. Jika rukun-rukun wudhu Anda jaga dengan baik dan benar, maka wudhu yang Anda lakukan akan dianggap sah dan membolehkan Anda untuk melaksanakan ibadah seperti shalat.
Oleh karena itu, penting bagi Sobat Muslim untuk selalu memastikan kebersihan tubuh dan niat yang benar dalam melaksanakan wudhu agar ibadah yang Anda lakukan diterima oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW. menganjurkan umatnya untuk melakukan puasa sunnah di bulan Muharram, yang beliau anggap sebagai bulan terbaik untuk berpuasa setelah bulan Ramadhan. Anjuran ini didasarkan pada salah satu hadis beliau, yaitu:
“Sebaik-baik puasa setelah bulan Ramadhan adalah puasa bulan Muharram dan sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Artikel ini akan menjelaskan beberapa amalan sunnah di bulan Muharram yang dianjurkan seperti yang disebutkan oleh H. M. Anshary dalam bukunya “Fiqih Kontroversi Jilid 2”.
Apa Saja Jenis Puasa Sunnah Bulan Muharram?
Bulan Muharram, sebagai bulan yang penuh berkah dan keutamaan, memiliki banyak amalan sunnah yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT, salah satunya adalah puasa sunnah. Berikut adalah beberapa jenis puasa sunnah di bulan Muharram yang wajib Sobat Muslim ketahui:
1. Puasa Tasu’a
Puasa Tasu’a dilaksanakan pada tanggal 9 Muharram, sehari sebelum Hari Asyura. Dalil mengenai puasa Tasu’a adalah sebagai berikut:
“Sungguh, jika aku masih hidup sampai tahun depan niscaya aku akan berpuasa pada tanggal 9 dan 10 (Muharram).” (HR Ahmad)
Puasa Tasu’a juga dilakukan sebagai pembeda dengan ibadah puasa kaum Yahudi, seperti yang terdapat dalam kitab “Fiqhul Islam wa Adillatuhu Jilid 3” oleh Prof. Wahbah Az Zuhaili, yang diterjemahkan oleh Abdul Hayyi al-Kattani. Rasulullah SAW bersabda:
“Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya.” (HR Ahmad)
2. Puasa Asyura
Puasa Asyura dapat Anda lakukan pada tanggal 10 Muharram, sehari setelah Puasa Tasua. Nabi Muhammad SAW menjelaskan keutamaan puasa ini:
“Puasa Arafah menghapus dosa dua tahun yang lalu dan yang akan datang, sementara puasa Asyura menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim)
Rasulullah SAW juga menganjurkan puasa Asyura ketika beliau tiba di Kota Madinah dan melihat orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Beliau bertanya mengapa mereka berpuasa, dan para sahabat menjelaskan bahwa hari itu adalah hari baik di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka, dan Nabi Musa berpuasa sebagai tanda syukur.
Rasulullah SAW. kemudian bersabda:
“Saya lebih berhak dengan Musa daripada kalian”. Beliau kemudian berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk melakukannya.” (HR Bukhari)
Puasa Asyura boleh dilakukan tanpa puasa Tasu’a, namun lebih utama jika kedua puasa tersebut dapat Anda lakukan secara bersama-sama.
3. Puasa Ayyamul Bidh
Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan dalam kalender kamariah (bulan Hijriah). Dalil mengenai puasa Ayyamul Bidh adalah sebagai berikut:
“Puasa tiga hari setiap bulan itu seperti puasa sepanjang tahun.” (Muttafaq ‘alaih) – (dikutip dari Syarah Riyadhus Shalihin oleh Imam An-Nawawi, terjemahan Misbah).
Jadwal Puasa Sunnah di Bulan Muharram
Sumber Gambar: Freepik.com
Berikut adalah jadwal puasa sunnah di bulan Muharram untuk tahun 1446 H berdasarkan kalender Hijriah yang telah berubah menjadi kalender Masehi:
1 Muharram 1446 H: Minggu, 7 Juli 2024
9 Muharram 1446 H: Senin, 15 Juli 2024
10 Muharram 1446 H: Selasa, 16 Juli 2024
11 Muharram 1446 H: Rabu, 17 Juli 2024
13 Muharram 1446 H: Jumat, 19 Juli 2024
14 Muharram 1446 H: Sabtu, 20 Juli 2024
15 Muharram 1446 H: Minggu, 21 Juli 2024
Apa Saja Keutamaan Puasa Muharram?
Bulan Muharram memiliki banyak keistimewaan yang sangat penting bagi umat Islam. Dalam sabda Rasulullah SAW menyebutkan bahwa Muharram termasuk salah satu bulan haram yang penuh berkah, di mana banyak peristiwa besar dalam sejarah para nabi terjadi. Berikut adalah keutamaan lainnya yang dapat Anda ketahui:
Bulan yang memiliki peristiwa penting bagi para nabi: Muharram merupakan bulan yang penuh makna bagi kejadian penting yang dialami Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Musa, hingga Nabi Muhammad SAW.
Bulan yang termasuk mulia: Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram dalam Islam, bersama dengan Dzulhijjah, Rajab, dan Dzulqa’dah.
Hari Asyura yang istimewa: Hari Asyura, yang jatuh pada 10 Muharram, adalah hari yang penuh peristiwa bersejarah bagi umat Islam.
Puasa terbaik setelah Ramadhan: Rasulullah SAW bersabda, “Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah (Muharram)…” (HR. Muslim).
Pahala yang dilipatgandakan: Segala amal baik yang Anda lakukan di bulan Muharram akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Dosa yang dilipatgandakan: Penting bagi umat Islam untuk menjaga perilaku dan menghindari perbuatan dosa selama bulan ini.
Bulan pertama dalam penanggalan Hijriyah: Muharram menandai awal tahun dalam kalender Hijriyah, yang dimulai dengan peristiwa hijrah Rasulullah SAW dari Mekah ke Madinah pada tahun 622 Masehi.
Amalan Sunnah di Bulan Muharram yang Dianjurkan untuk Mendapatkan Pahala
Sumber Gambar: Freepik.com
Bulan Muharram merupakan waktu yang penuh dengan peristiwa penting dan penuh berkah, sebaiknya Anda mengisi bulan ini dengan berbagai ibadah dan amal yang baik. Berikut adalah beberapa amalan yang dapat Anda lakukan selama bulan Muharram:
Melaksanakan puasa sunnah, terutama puasa Asyura pada 10 Muharram dan puasa Tasu’a pada 9 Muharram.
Membaca surah Al-Ikhlas sebanyak 1.000 kali.
Menjauhi perbuatan buruk dan maksiat, serta lebih memperbanyak amal kebaikan, sekecil apapun.
Memperbanyak sedekah dan melakukan pekerjaan dengan fokus dan keikhlasan.
Ada berbagai cara untuk memperbanyak sedekah, namun kini memberikan sedekah menjadi lebih praktis dengan adanya aplikasi ArahMuslim. Aplikasi ini mempermudah Sahabat Muslim untuk menunaikan kewajiban zakat hanya dengan beberapa langkah di ponsel Anda.
ArahMuslim memastikan bahwa proses pemberian sedekah yang Anda lakukan aman, transparan, dan tepat sasaran. Sekarang, Sahabat Muslim tidak perlu lagi khawatir mengenai cara menyalurkan sedekah dengan benar.
Aplikasi ini juga menawarkan berbagai fitur, seperti informasi masjid terdekat dan kajian Islam. Hubungi kami sekarang dan manfaatkan kemudahan bersedekah melalui ArahMuslim untuk berkontribusi dalam kesejahteraan Anda!
Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mengundang pertolongan-Nya. Berikut adalah lima perbuatan yang dapat mengundang pertolongan Allah yang patut kita amalkan.
Sholat Tepat Waktu
Sholat adalah tiang agama dan kewajiban utama bagi setiap Muslim. Sholat tepat waktu menunjukkan ketaatan kita kepada Allah dan menjadi bukti nyata iman. Rasulullah SAW bersabda:
“Sholatlah sebagaimana kalian melihat aku sholat” (HR. Bukhari).
Dengan sholat tepat waktu, kita memohon ridha dan pertolongan Allah dalam setiap aspek kehidupan kita.
Berbuat Kebaikan kepada Sesama
Merupakan cerminan dari akhlak yang mulia. Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik dan akan memberikan pertolongan-Nya kepada mereka yang ikhlas dalam membantu orang lain. Dalam Al-Qur’an disebutkan:
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan walaupun sebesar zarrah, niscaya dia akan melihat balasannya.” (QS. Az-Zalzalah: 7).
Bersedekah
Sedekah adalah salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan. Sedekah tidak hanya membantu yang membutuhkan, tetapi juga membersihkan harta dan jiwa kita. Allah menjanjikan pahala berlipat ganda bagi mereka yang bersedekah dengan hati yang ikhlas. Dalam Al-Qur’an disebutkan:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.” (QS. Al-Baqarah: 261).
Senantiasa Memohon Ampunan (Istighfar)
Memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah kita perbuat merupakan langkah penting dalam mendekatkan diri kepada Allah. Istighfar tidak hanya membersihkan jiwa, tetapi juga membuka pintu rezeki dan pertolongan dari Allah. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah akan menjadikan setiap kesedihannya kegembiraan, setiap kesempitannya jalan keluar, dan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR. Ahmad).
Berdoa dengan Khusyuk
Doa adalah senjata bagi orang beriman. Dengan berdoa, kita menunjukkan ketergantungan kita hanya kepada Allah. Berdoa dengan khusyuk dan penuh keyakinan akan mengundang pertolongan Allah dalam setiap kesulitan yang kita hadapi. Allah berfirman:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 186).
Mengundang pertolongan Allah bukanlah hal yang sulit jika kita selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada-Nya melalui sholat tepat waktu, berbuat kebaikan, bersedekah, memohon ampunan, dan berdoa dengan khusyuk. Dengan menjalankan kelima perbuatan ini, insya Allah kita akan mendapatkan pertolongan dan keberkahan dalam hidup kita.
Melakukan perbuatan-perbuatan ini, kita tidak hanya mengundang pertolongan Allah, tetapi juga memperoleh ketenangan batin dan kebahagiaan yang sejati. Semoga Allah selalu memberikan kita hidayah dan pertolongan-Nya. Aamiin.
Memiliki keturunan merupakan anugerah yang luar biasa dalam Islam. Di dalam Al-Qur’an dan hadis, banyak ayat dan riwayat yang menekankan pentingnya memiliki anak dan mendidik mereka dengan baik.
Namun, dalam Islam, memiliki anak bukan hanya tentang keinginan semata, tetapi juga tentang kesiapan dan tanggung jawab. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang sebelum dibolehkan memiliki anak dalam syariat Islam.
1. Kematangan Mental dan Emosional
Pasangan suami istri yang ingin memiliki anak haruslah sudah matang secara mental dan emosional. Hal ini penting untuk memastikan mereka mampu memberikan kasih sayang, pengasuhan, dan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak mereka.
2. Kemampuan Finansial yang Cukup
Memiliki anak membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, penting bagi pasangan suami istri untuk memiliki kemampuan finansial yang cukup untuk memenuhi kebutuhan anak-anak mereka, baik secara fisik maupun spiritual.
3. Kehidupan Rumah Tangga yang Stabil
Anak-anak membutuhkan lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, penting bagi pasangan suami istri untuk memiliki kehidupan rumah tangga yang stabil dan harmonis sebelum mereka memutuskan untuk memiliki anak.
4. Komitmen untuk Mendidik Anak dengan Baik
Memiliki anak bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan fisik mereka, tetapi juga tentang mendidik mereka dengan baik sesuai dengan ajaran Islam. Orang tua haruslah siap untuk menjadi teladan bagi anak-anak mereka dan membimbing mereka ke jalan yang benar.
5. Memperhatikan Kondisi Kesehatan
Sebelum memiliki anak, penting bagi pasangan suami istri untuk memastikan kondisi kesehatan mereka dalam keadaan baik. Hal ini untuk meminimalisir risiko kesehatan bagi ibu dan bayi selama kehamilan dan persalinan.
6. Mempersiapkan Diri Secara Spiritual
Memiliki anak merupakan amanah dari Allah SWT. Oleh karena itu, penting bagi pasangan suami istri untuk mempersiapkan diri secara spiritual sebelum mereka memutuskan untuk memiliki anak. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbanyak doa, mempelajari ilmu parenting Islami, dan memperkuat iman dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Memiliki anak merupakan anugerah yang luar biasa dalam Islam. Dengan mempersiapkan diri dengan matang dan memahami tanggung jawab yang besar, Anda dapat menyambut kehadiran anak dengan penuh kebahagiaan dan rasa syukur.
Sebagai umat muslim, doa merupakan sarana untuk memohon pertolongan dan menjalin hubungan dengan Allah SWT. Namun, tak jarang doa yang dipanjatkan terasa belum terkabul, menimbulkan pertanyaan dan keraguan di hati.
Hal ini wajar, namun penting untuk Sobat Muslim ingat bahwa Allah SWT memiliki hikmah di balik setiap kejadian, termasuk dalam hal doa.
Berikut adalah beberapa penyebab doa belum dikabulkan dalam Islam, beserta tips agar doa lebih mudah diterima.
Hal-hal yang Membuat Doa Tidak Terkabul
Mengapa doa tidak dikabulkan? Banyak faktor yang dapat mempengaruhi jawaban atas doa kita dan terkadang kita tidak menyadari hal-hal yang bisa menghalangi doa terkabul. Di bawah ini terdapat beberapa alasan umum yang dapat menyebabkan doa tidak terkabul:
1. Melakukan dosa dan memutuskan hubungan persaudaraan
Rasulullah SAW mengajarkan bahwa doa seorang hamba pasti akan Allah kabulkan selama tidak memutuskan tali persaudaraan. Dia menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama serta menghindari perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, agar doa kita diterima.
2. Memohon kepada selain Allah SWT
Allah SWT adalah Maha Kuasa, dan hanya kepada-Nya seorang muslim seharusnya memohon doa, karena tidak ada yang dapat menandingi kekuatan-Nya. Memohon kepada selain Allah merupakan perbuatan syirik, yaitu menyekutukan Allah, yang merupakan dosa besar dan sangat dibenci oleh Allah SWT.
3. Melakukan hal-hal yang mendatangkan murka Allah SWT
Selain melakukan syirik, doa Anda juga tidak akan terkabul jika melakukan tindakan yang membuat Allah SWT murka. Tindakan tersebut meliputi perbuatan seperti menyakiti orang lain, menipu, tidak menghormati orang tua, mengingkari janji, melakukan korupsi, zina, perselingkuhan, dan sebagainya.
4. Mengkonsumsi atau menggunakan sesuatu yang berasal dari sumber haram
Mengkonsumsi atau menggunakan harta yang haram merupakan salah satu faktor yang bisa menyebabkan doa Anda tidak terkabul. Oleh karena itu, sebagai seorang Muslim, Anda seharusnya menjauhi segala yang telah Allah haramkan dan menjaga diri dari hal-hal tersebut.
5. Hanya berdoa di saat kesulitan atau keterdesakan
Sumber Gambar: Freepik.com
Doa kamu tidak akan terkabul jika hanya berdoa kepada Allah SWT pada saat-saat tertentu yang terbatas. Sebaiknya, Anda berdoa kepada Allah SWT setiap waktu tanpa dibatasi oleh waktu tertentu.
Rasulullah SAW. mengajarkan bahwa siapa pun yang melakukan kebaikan di dunia ini, maka Allah SWT yang ada di langit akan membalas kebaikan tersebut dengan keberkahan dan kebaikan-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa amal baik yang Anda lakukan terhadap sesama juga akan mendapat balasan yang baik dari Allah SWT.
7. Allah SWT sengaja menunda pengabulan doa hingga di akhirat sebagai bentuk kasih sayang-Nya
Allah mungkin sengaja menunda pemberian jawabannya dan menyimpan pahala doa tersebut untuk diberikan di akhirat kelak. Dengan cara ini, Allah akan mengangkat derajat dan martabat Anda. Pada saat itu, Anda akan merasa sangat bahagia dan bahkan berharap seluruh pahala doa dapat disimpan dan diberikan pada hari akhir nanti.
8. Tergesa-gesa saat memanjatkan doa
Rasulullah SAW mengajarkan bahwa doa setiap umatnya pasti akan dikabulkan selama mereka tidak terburu-buru atau cepat putus asa. Dia menyarankan agar kita tidak mengucapkan kata-kata seperti, “Aku telah berdoa, namun belum dikabulkan juga”, karena ketergesaan tersebut dapat menghambat terkabulnya doa.
9. Belum sepenuhnya bersungguh-sungguh dalam ketaatan dan ibadah kepada Allah SWT
Sumber Gambar: Freepik.com
Allah SWT akan mengabulkan doa hamba-Nya yang dengan tulus dan sungguh-sungguh berusaha untuk taat serta beribadah kepada-Nya. Namun, jika Anda tidak tekun dalam beribadah dan enggan menyembah Allah SWT, maka doa tersebut tidak akan dikabulkan oleh-Nya.
Allah SWT lebih mencintai hamba-Nya yang terus berdoa tanpa putus asa
Allah SWT lebih menyukai ketika Anda terus-menerus meminta dan memohon kepada-Nya. Dia menyukai doa-doa panjang Anda pada sepertiga malam dan juga saat kita menangis dengan penuh kekhusyukan, berdoa setelah shalat. Allah senang jika Anda selalu mengingat-Nya dan banyak meminta kepada-Nya di setiap waktu.
Kenapa doa kita tidak dikabulkan? Mendapatkan pengabulan doa adalah harapan setiap muslim, namun tidak selalu doa yang Sobat Muslim panjatkan langsung terkabul sesuai keinginan. Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan kemungkinan doa kita dikabulkan oleh Allah SWT:
Pastikan berada dalam keadaan suci sebelum berdoa.
Memulai dengan memuji Allah SWT.
Menyampaikan Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Berdoa dengan penuh khusyuk dan ketulusan.
Mintalah ampunan atas segala dosa dan kesalahan yang telah Anda perbuat.
Berdoalah dengan istiqomah dan perbanyak doa terbaik.
Berdoa dengan optimis dan tidak putus asa.
Menerima Qada dan Qadar.
Bersyukur atas apapun yang Anda dapatkan.
Allah SWT Maha Mengetahui dan Bijaksana. Dia akan mengabulkan doa hamba-Nya di waktu yang tepat dan dengan cara terbaik. Memahami alasan mengapa doa belum dikabulkan dapat membantu kita untuk meningkatkan kualitas doa dan memperkuat keimanan.
Janganlah berputus asa dalam berdoa, dan teruslah berusaha menjadi hamba yang taat dan bersyukur.
Dalam Islam, nama bukan hanya sekedar identitas, tetapi juga doa dan harapan orang tua untuk masa depan anaknya agar tumbuh menjadi pribadi yang mulia. Nabi Muhammad SAW juga menganjurkan umatnya untuk memilih nama yang indah dan bermakna baik.
Sebagaimana terdapat dalam hadits yang dikutip dari buku Ensiklopedi Wanita Muslimah karya Haya binti Mubarak Al-Barik, Abu Darda RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kalian dan nama bapak-bapak kalian. Maka buatlah nama yang baik bagi kalian.” (HR Abu Daud).
Oleh karena itu, artikel ini menjelaskan manfaat memilih nama yang baik untuk anak dalam Islam dan beberapa rekomendasi nama yang dapat Sobat Muslim pilih.
Mengapa Nama Baik Penting untuk Anak dalam Perspektif Islam?
Dalam buku Ritual dan Tradisi Islam Jawa karya Muhammad Sholikhin, Rasulullah SAW menganjurkan para orang tua untuk memberikan nama yang baik kepada anak mereka. Berikut adalah alasan lain pentingnya memberikan nama anak yang baik menurut Islam:
1. Doa dan Harapan Orang Tua
Nama merupakan doa dan harapan orang tua untuk masa depan anaknya. Ketika memilih nama yang baik, orang tua mendoakan agar anaknya memiliki sifat-sifat mulia dan terhindar dari hal-hal buruk.
2. Identitas dan Kepribadian
Nama adalah bagian dari identitas seseorang dan dapat mempengaruhi kepribadiannya. Nama yang baik dapat membangun rasa percaya diri dan harga diri anak, serta mendorong mereka untuk berperilaku sesuai dengan maknanya.
3. Teladan Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW selalu memberikan nama yang baik kepada anak-anaknya dan para sahabatnya. Hal ini menunjukkan bahwa beliau sangat memperhatikan pentingnya nama bagi seorang individu.
4. Ajaran Islam
Dalam Islam, terdapat beberapa pedoman dalam memilih nama anak, di antaranya:
Memilih nama yang memiliki makna yang baik.
Hindari nama yang memiliki makna buruk, seperti nama yang berkaitan dengan setan, api, atau penyakit.
Memilih nama yang sesuai dengan syariat Islam
Hindari nama yang bermakna menyembah selain Allah SWT, seperti nama-nama berhala atau dewa-dewi.
Memilih nama yang mudah diucapkan dan diingat.
Memilih nama yang indah didengar, nama yang indah dapat memberikan kesan positif kepada orang lain.
5. Dampak Psikologis
Nama yang buruk dapat memberikan dampak psikologis yang negatif bagi anak, seperti rasa malu, minder, dan rendah diri. Oleh karena itu, memilih nama yang baik bagi anak dalam Islam merupakan hal yang sangat penting.
Orang tua harus mempertimbangkan berbagai aspek sebelum memilih nama untuk anaknya, dengan harapan agar anaknya dapat menjadi pribadi yang sholeh.
Bagaimana Cara Memilih Nama Anak yang Baik Sesuai Syariat Islam?
Sumber Gambar: Freepik
Bagi orang tua yang mencari inspirasi nama anak Islami, penting untuk memperhatikan beberapa aspek seperti makna, keindahan, dan kaitannya dengan nilai-nilai Islam. Berikut adalah tips memilih nama anak Islami yang dapat menjadi panduan:
Mempunyai makna positif dan keberkahan: Pilihlah nama yang mengandung arti positif dan melambangkan keberkahan, seperti nama-nama yang mencerminkan kebijaksanaan, kekuatan, atau kebaikan.
Memiliki bunyi yang indah dan pelafalan yang mudah: Nama yang indah akan membantu anak merasa bangga dan memudahkan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.
Mempunyai kaitan dengan keluarga: Nama yang memiliki hubungan dengan garis keturunan atau tradisi keluarga dapat dipertimbangkan, asalkan memiliki arti yang baik dan sesuai dengan ajaran Islam.
Memiliki makna dalam bahasa lain: Periksa arti nama tersebut dalam berbagai bahasa untuk menghindari makna atau konotasi negatif di luar bahasa asalnya.
Rekomendasi Nama-nama Islami untuk Anak yang Bermakna Indah
Nama-nama Islami biasanya memiliki makna yang indah dan mendalam, mencerminkan kebaikan, kebijaksanaan, atau keberkahan. Berikut adalah beberapa rekomendasi nama Islami untuk anak laki-laki dan perempuan beserta artinya yang bisa menjadi inspirasi:
Nama Anak Laki-Laki Islami
Akbar: Bermakna besar atau agung.
Akhdan: Menggambarkan seorang sahabat yang setia.
Baran: Artinya pria yang mulia.
Baraq: Bermakna pintar dan terang.
Dawa: Lahir di hari Senin.
Dawid: Seorang pangeran yang sangat dicintai.
Dilshad: Menunjukkan sosok yang riang dan ceria.
Dimas: Bermakna berkilauan.
Ghudan: Artinya pagi hari yang cerah.
Ghufair: Menggambarkan sifat pemaaf dan penyayang.
Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan ramalan kiamat yang akan terjadi pada tanggal 29 Juni 2024, diprediksi oleh seorang astrolog India bernama Kushal Kumar. Ramalan ini tentu saja menimbulkan kehebohan dan kekhawatiran di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Umat Islam mempunyai kewajiban untuk memiliki keyakinan yang teguh terhadap hari akhir. Namun, Islam tidak mengajarkan kita untuk mengikuti ramalan-ramalan yang tidak didasari oleh dalil dan bukti yang kuat.
Di artikel ini terdapat penjelasan mengenai pandangan Fenomena ramalan kiamat dalam Islam yang wajib Sahabat Muslim ketahui.
Hadits Mengenai Tanda-Tanda Kiamat dalam Islam
Salah satu tanda kiamat besar adalah munculnya api yang besar. Dalam buku “Tanda-tanda Kiamat” karya Atho’illah Umar yang mengutip al Nihayah di al Gharib al Hadits, beberapa riwayat menyebutkan bahwa api tersebut akan muncul dari Yaman, tepatnya di bawah kota Aden.
Kota ini terletak di bagian selatan Jazirah Arab, dekat dengan Hadramaut yang kini dikenal dengan Laut Arab. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW, terdapat sepuluh tanda besar menjelang kiamat.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Hudzaifah bin Asid Al Ghifari, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa kiamat tidak akan terjadi sampai sepuluh tanda besar muncul terlebih dahulu.
Di antara tanda-tanda tersebut adalah kabut, Dajjal, binatang (ad-dābbah), matahari yang terbit dari barat, turunnya Isa bin Maryam, Ya’juj dan Ma’juj, serta tiga gerhana di timur, barat, dan Jazirah Arab. Tanda terakhir adalah munculnya api dari Yaman yang akan menggiring manusia menuju tempat perkumpulan mereka.
Keadaan Manusia di Hari Kiamat Menurut Islam
Sumber Gambar: Freepik.com
Dalam Kitab “An-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim” yang diterjemahkan oleh Ali Nurdin, beberapa hadits menyebutkan bahwa seburuk-buruknya manusia adalah mereka yang akan hidup hingga merasakan hari kiamat.
Sementara orang-orang mukmin akan dipanggil oleh Allah terlebih dahulu dan dimatikan sebelum kiamat datang. Rasulullah SAW bersabda, “Manusia semakin kikir, zaman semakin keras, dan kiamat tidak akan terjadi, kecuali kepada seburuk-buruk manusia” (HR. Ibnu Majah).
Dalam Kitab “Kasyf al-Minan fi ‘Alama as-Sa’ah wa al Malahim wa al-Fitan” karya Mahmud Rajab Hamady yang diterjemahkan oleh Ibnu Tirmidzi, menyebutkan bahwa Allah SWT akan mengutus angin lembut dari Yaman yang akan mencabut nyawa orang-orang mukmin sebelum datangnya kiamat.
Sebagaimana riwayat dari Abu Hurairah RA dalam Shahih Muslim, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah mengirimkan angin dari arah Yaman yang lebih lembut dari sutera, yang tidak akan meninggalkan seorang pun yang dalam hatinya ada keimanan seberat biji sawi melainkan ia akan dicabut nyawanya” (HR. Muslim).
Setelah angin lembut tersebut, hanya tersisa manusia dengan hati yang buruk yang akan merasakan kedahsyatan hari kiamat.
Bagaimana Islam Memandang Ramalan Kiamat?
Dalam Islam, hanya Allah SWT yang mengetahui kapan terjadinya kiamat. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:
“Hanya Allah yang mengetahui hari kiamat. Tidak ada seorang pun di bumi maupun di langit yang mengetahuinya, kecuali Dia. Dan tidak seorang pun yang mengetahui kapan terjadinya kiamat itu, kecuali Dia.” (QS An-Naba’: 31)
Nabi Muhammad SAW pun pernah mendapatkan pertanyaan tentang kapan terjadinya kiamat. Beliau menjawab bahwa hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Hal ini diriwayatkan dalam sebuah hadits:
“Dari Abu Hurairah RA, beliau berkata, ‘Rasulullah SAW ditanya tentang kiamat. Beliau menjawab, ‘Tidak ada yang lebih mengetahui tentangnya selain Allah SWT.’” (HR Bukhari)
Ramalan kiamat yang beredar, seperti ramalan 29 Juni 2024, tidak memiliki dasar yang kuat dalam Islam. Sahabat Muslim wajib untuk berhati-hati terhadap ramalan-ramalan yang tidak didasari oleh dalil dan bukti yang kuat.
Lebih baik kita fokus untuk mempersiapkan diri menghadapi kiamat. Berikut tips mempersiapkan diri menghadapi kiamat.
Meningkatkan iman dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Menjalankan ibadah dengan penuh keikhlasan.
Memperbanyak amal saleh.
Berbuat baik kepada sesama.
Menyebarkan ilmu dan kebaikan.
Selalu berdoa kepada Allah SWT agar mendapatkan kekuatan dan keteguhan iman dalam menghadapi kiamat.