Menggali Model Bisnis ArahMuslim hingga Kolaborasi dengan BAZNAS & Badan Wakaf Indonesia (BWI)

Jakarta, April 2024 – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, ArahMuslim tampil sebagai aplikasi ibadah gratis yang tidak hanya memudahkan umat Islam dalam menjalankan praktik keagamaan sehari-hari tetapi juga memperkuat tali solidaritas sosial melalui inisiatif zakat dan wakaf. 

ArahMuslim dirancang menjadi aplikasi yang GRATIS & TANPA ada iklan apapun. Selain itu, aplikasi ini juga menggarap semua segmentasi pasar dan bergerak dalam Business-to-Government (B2G) serta Business-to-Consumer (B2C). 

Kenapa ArahMuslim?

Pertama, Segmentasi pasar yang luas, ArahMuslim dirancang untuk memenuhi kebutuhan spiritual seluruh umat Islam, tanpa terkecuali & tanpa melihat siapapun orangnya. Hadir dengan berbagai fitur, mulai dari penunjuk arah kiblat, jadwal sholat, bacaan Al-Qur’an hingga pendaftaran Umrah. 

Kedua, Sebagai Model Bisnis B2G & B2C, ArahMuslim mengadopsi pendekatan yang unik dalam model bisnisnya dengan beroperasi tidak hanya di sektor B2C tetapi juga B2G. Kolaborasi dengan entitas pemerintah Indonesia, memungkinkan ArahMuslim untuk terlibat dalam proyek-proyek skala besar yang berfokus pada peningkatan kualitas spiritual masyarakat.

Ketiga, Tentang penyaluran Zakat dan Wakaf, melalui kerjasama strategis dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Badan Wakaf Indonesia (BWI), ArahMuslim memfasilitasi penyaluran zakat dan wakaf dari penggunanya kepada yang membutuhkan. Inisiatif ini tidak hanya memudahkan umat dalam berzakat dan berwakaf tetapi juga menjamin transparansi dan akuntabilitas dalam distribusi dana.

Keempat, Peluang untuk yayasan, ArahMuslim memberikan kesempatan kepada berbagai yayasan untuk bergabung & memperluas jangkauan manfaat mereka melalui platform. Ini membuka pintu bagi lebih banyak inisiatif sosial dan keagamaan. 

Model Bisnis ArahMuslim

Startup pariwisata ini mengusung model bisnis yang inovatif, dimana penghasilannya tidak hanya berasal dari iklan dan kerjasama dengan entitas komersial, tetapi juga dari program-program donasi dan kolaborasi dengan pemerintah serta lembaga non-profit. Model bisnis ini tidak hanya memastikan kelangsungan operasional ArahMuslim tetapi juga membantu aplikasi ini dalam mencapai tujuan sosialnya.

Dengan fokus pada kemudahan, keamanan, dan manfaat sosial, ArahMuslim telah menjadi lebih dari sekadar aplikasi ibadah tetapi juga komunitas yang mempromosikan kebaikan dan solidaritas. ArahMuslim terus berusaha untuk meningkatkan layanannya dan memperluas dampak sosialnya, membuktikan bahwa teknologi bisa menjadi kekuatan besar untuk kebaikan.

Mengenal Tradisi Halalbihalal: Latar Belakang dan Tujuannya

Halalbihalal merupakan salah satu tradisi budaya di Indonesia yang dilakukan setelah Hari Raya Idul Fitri. Tradisi ini biasanya dilakukan dengan berkunjung ke rumah kerabat, teman, atau tetangga untuk saling bermaaf-maafan, bertukar ucapan selamat Idul Fitri, serta berbagi makanan dan kebahagiaan.

Secara harfiah, “halalbihalal” berasal dari dua kata Arab, “halal” yang berarti “diperbolehkan” atau “sesuai dengan syariat Islam”, dan “bihalal” yang berarti “meminta izin” atau “meminta restu”. Jadi, secara keseluruhan, halalbihalal dapat diartikan sebagai bertemu dan meminta izin atau restu dari orang lain, serta memaafkan dan mengakhiri segala bentuk pertikaian atau ketidaksetujuan yang mungkin terjadi di masa lalu.

Tradisi ini memiliki beberapa tujuan dan manfaat bagi orang-orang yang melakukannya. Apa saja? Simak penjelasannya di bawah ini!

Baca Juga:

Keutamaan Membaca Surat Al-Waqiah

Tujuan Halalbihalal

Halalbihalal memiliki beberapa tujuan dan manfaat, antara lain:

1. Memaafkan dan Berdamai: Halalbihalal bisa menjadi kesempatan bagi orang-orang untuk saling memaafkan dan mengakhiri segala bentuk pertikaian atau ketidaksetujuan yang mungkin terjadi di masa lalu. Hal ini tentunya akan menciptakan perdamaian, toleransi, dan kerukunan antar individu.

2. Memperkuat Hubungan Sosial: Tradisi ini memungkinkan orang-orang untuk bertemu dan berinteraksi dengan anggota keluarga, teman, tetangga, dan kolega. Hal ini akan membantu memperdalam hubungan sosial, membangun jaringan relasi, dan menciptakan rasa kebersamaan dalam masyarakat.

3. Menghormati Tradisi dan Nilai Budaya: Melalui halalbihalal, seseorang akan menghormati tradisi dan nilai-nilai budaya yang melekat dalam masyarakat, seperti sikap saling menghargai, gotong royong, dan kebersamaan.

4. Mempererat Solidaritas: Tradisi ini memperkuat solidaritas di antara anggota masyarakat, karena melibatkan kegiatan berbagi makanan dan kebahagiaan. Hal ini akan menciptakan rasa persatuan dan kesatuan di tengah-tengah perbedaan sosial, budaya, dan agama.

5. Meningkatkan Kesejahteraan Emosional: Halalbihalal memberikan kesempatan bagi individu untuk merasakan kebahagiaan dan kehangatan dalam suasana yang positif. Sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan emosional dan menyebarkan energi positif ke dalam lingkungan sekitar.

Baca Juga:

Amalan Sunnah Rasul yang Mudah Dilakukan Sehari-hari

6. Memperkokoh Nilai-nilai Agama: Dalam konteks kehidupan beragama, halalbihalal adalah wujud dari nilai-nilai Islam yang mengajarkan tentang kebersamaan, kesabaran, dan pengampunan. Hal ini memperkokoh identitas keagamaan dan mempromosikan praktik-praktik yang dianggap baik dalam Islam.

Secara keseluruhan, halal bihalal bukan hanya sekadar tradisi sosial, tetapi juga memiliki dampak yang mendalam dalam memperkuat struktur sosial dan nilai-nilai yang dibangun dalam masyarakat.

Sumber Referensi:

Halalbihalal

Jangan Lengah! Ini Cara Bijak Kelola THR dengan Benar

Sahabat Muslim, apakah kamu salah satu orang yang paling menantikan THR (Tunjangan Hari Raya) menjelang Idulfitri? Biasanya, orang-orang akan memanfaatkan THR untuk memenuhi kebutuhan lebaran, biaya mudik, membeli barang-barang yang diimpikan, dan sederet keinginan lainnya.

Sebetulnya, hal tersebut sah-sah saja, mengingat THR merupakan pendapatan ekstra dari pendapatan pokok yang biasa kamu dapatkan. Namun, ada baiknya kamu mendahulukan THR untuk kewajiban pokok dan kebutuhan lain yang lebih utama. Jangan sampai THR habis percuma dan setelahnya kamu malah kekurangan dana.

Berikut tips cerdas yang bisa kamu terapkan untuk mengelola THR. Simak sampai selesai, ya!

1. Rencanakan Anggaran

Saat menerima THR, penting untuk merencanakan anggaran dengan bijaksana. Identifikasi kebutuhan dan prioritas keuangan kamu. Pisahkan dana untuk kebutuhan sehari-hari, seperti kebutuhan pokok dan tagihan rutin, serta alokasikan sebagian untuk kebutuhan yang bersifat darurat atau tabungan jangka panjang.

2. Hemat dan Bijaksana dalam Pengeluaran

Jangan tergoda untuk menghabiskan THR secara impulsif. Berbelanjalah secara bijaksana dengan mempertimbangkan kebutuhan dan prioritas kamu. Hindari pengeluaran yang tidak perlu atau berlebihan, terutama untuk barang-barang mewah yang tidak memberi nilai tambah jangka panjang.

3. Prioritaskan Pembayaran Utang

Jika kamu memiliki utang atau kewajiban keuangan lainnya, pertimbangkan untuk menggunakan sebagian dari THR kamu untuk melunasi utang tersebut. Mengurangi beban utang akan memberikan ketenangan pikiran dan membantu meningkatkan kondisi keuangan kamu secara keseluruhan.

4. Investasikan atau Simpan

Salah satu cara terbaik untuk mengelola THR adalah dengan menginvestasikannya atau menyimpannya untuk masa depan. Kamu bisa membuka rekening tabungan atau deposito, atau memasukkan sebagian dari THR kamu ke dalam instrumen investasi yang sesuai dengan tujuan keuangan kamu.

5. Berikan Donasi atau Sedekah

Manfaatkan THR kamu untuk berbagi kepada yang membutuhkan dengan memberikan donasi atau sedekah. Memberikan kepada orang-orang yang kurang beruntung tidak hanya memberi dampak positif bagi mereka, tetapi juga memberikan rasa kepuasan dan berkah untuk kamu secara pribadi.

Sumber Referensi: 

THR

Keistimewaan Malam Lailatul Qadar yang Wajib Diketahui

Malam Lailatul Qadar adalah malam yang sangat istimewa dalam agama Islam. Dalam bahasa Arab, “Lailatul Qadar” secara harfiah berarti “Malam Kedudukan yang Diutuskan”. Malam ini juga dikenal sebagai “Malam Kebenaran” atau “Malam Kemuliaan”. 

Lailatul Qadar jatuh di bulan Ramadan, biasanya pada 10 malam terakhir bulan tersebut, namun tepatnya tanggal pasti Lailatul Qadar tidak diketahui secara pasti. Menurut ajaran Islam, malam ini merupakan malam di mana Al-Quran pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW oleh Allah SWT melalui Malaikat Jibril.

Lailatul Qadar memiliki keistimewaan yang sangat besar dalam Islam, lebih besar daripada seribu bulan yang dihitung dalam agama Islam. Sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Quran Surah Al-Qadr (97), ayat 1-5. Seperti apa penjelasannya? Simak penjelasannya di bawah ini, ya!

Baca Juga:

5 Janji Allah SWT dalam Al-Quran

Keistimewaan Malam Lailatul Qadar

Berdasarkan Surah Al-Qadr (97), ayat 1-5, terdapat beberapa keistimewaan malam Lailatul Qadar, antara lain:

1. Diturunkannya Al-Quran

Malam Lailatul Qadar adalah malam di mana Al-Quran pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Ini menunjukkan keagungan malam tersebut karena Al-Quran adalah petunjuk dan pedoman bagi umat manusia.

2. Lebih Baik Daripada Seribu Bulan

Malam Lailatul Qadar lebih baik daripada seribu bulan yang dihitung dalam agama Islam. Keistimewaan ini menunjukkan nilai dan keutamaan yang luar biasa dari malam tersebut, sehingga amalan yang dilakukan pada malam ini memiliki nilai pahala yang sangat besar.

3. Turunnya Para Malaikat

Pada malam Lailatul Qadar, turunlah malaikat-malaikat dari langit dengan izin Allah SWT. Kehadiran malaikat ini menandakan keberkahan dan keistimewaan malam tersebut serta mendukung jalannya segala urusan di alam semesta sesuai dengan kehendak Allah SWT.

4. Kedatangan Malaikat Jibril

Malam Lailatul Qadar juga ditandai dengan kedatangan Malaikat Jibril (Ruh) dengan izin Allah SWT. Kedatangan Malaikat Jibril menunjukkan keistimewaan malam tersebut karena beliau adalah malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu kepada para nabi.

Baca Juga:

Keajaiban Doa bagi Umat Muslim

5. Kesejahteraan dan Keberkahan

Malam Lailatul Qadar adalah malam yang penuh dengan kesejahteraan, keberkahan, dan kemuliaan. Sehingga bagi umat Islam yang memanfaatkannya dengan melakukan ibadah, dzikir, doa, dan amal shaleh, mereka akan meraih berkah dan ampunan dari Allah SWT serta mendapat keberkahan dalam kehidupan dunia dan akhirat.

Sumber Referensi:

Lailatul Qadar

Islam Melarang Umatnya Bunuh Diri, Kenapa?

Fenomena bunuh diri semakin sering terjadi akhir-akhir ini. Alasannya beragam, mulai dari ekonomi, percintaan hingga kesehatan. Lantas, bagaimana Islam memandang bunuh diri? Simak penjelasannya secara lengkap di bawah ini!

Larangan Bunuh Diri dalam Islam

Mengutip penjelasan Drs. H. Muslimin dalam bukunya, Islam melarang atau mengharamkan penghilangan nyawa baik melalui pembunuhan terhadap orang lain maupun diri sendiri. Hal ini juga dijelaskan dalam surat An Nisa ayat 29, yang menjelaskan:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”

Dari ayat ini, maka dapat dikatakan bahwa Allah SWT secara tegas melarang tindakan bunuh diri. Sebab, bunuh diri sama saja dengan mendahului kehendak Allah SWT dalam hal kematian, menandakan bahwa manusia tidak siap menerima realitas dan dinamika kehidupannya dan tidak percaya adanya pertolongan dari Allah SWT di setiap kesulitan.

Baca Juga:

Amalan Sunnah Rasul yang Mudah Diamalkan Sehari-hari

Dalam Hadis Riwayat Bukhari bab Tawakal 11/311 Ibnul Qayyim berkata , “Allah adalah yang mencukupi orang yang bertawakal kepadanya dan yang menyandarkan kepada-Nya, yaitu Dia yang memberi ketenangan dari ketakutan orang yang takut, Dia adalah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong dan barangsiapa yang berlindung kepada-Nya dan meminta pertolongan dari-Nya dan bertawakal kepada-Nya, maka Allah akan melindunginya, menjaganya, dan barangsiapa yang takut kepada Allah, maka Allah akan membuatnya nyaman dan tenang dari sesuatu yang ditakuti dan dikhawatirkan, dan Allah akan memberi kepadanya segala macam kebutuhan yang bermanfaat. [Taisirul Azizil Hamid hal 503].

Dari hadis ini, Umat Islam menjauhkan segala hal mengenai bunuh diri karena hal tersebut bukanlah solusi dalam penyelesaian masalah yang ada dunia. Sebaliknya, mereka sudah sepatutnya berserah diri memohon pertolongan dari Allah SWT semata.

Hukuman dan Balasan bagi Pelaku Bunuh Diri

Nabi Muhammad SAW melalui sabdanya menegaskan bahwa hukuman bagi pelaku bunuh diri adalah merasakan kembali suatu benda atau cara yang mereka gunakan untuk bunuh diri, kelak di hari kiamat dan di dalam neraka.

Baca Juga:

Hukum Pinjol dalam Islam

Hal ini dikatakannya dalam hadis riwayat Abu Hurairah, yaitu:

“Barang siapa membunuh dirinya dengan menggunakan besi, maka besi tersebut akan ditempelkan pada perutnya di neraka jahanam selama-lamanya. Dan barangsiapa membunuh dirinya dengan menggunakan racun maka racun yang berada di tangannya akan ia rasakan selama-lamanya di neraka jahanam. Dan barang siapa menjatuhkan diri dari puncak gunung sehingga ia meninggal dunia maka ia akan dijatuhkan di neraka jahanam selama-lamanya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Sumber Referensi:

Bunuh Diri Dalam Islam

Lengkap! Keutamaan Salat Tarawih di Bulan Ramadan Hari ke-1 hingga ke-30

Salat Tarawih adalah salah satu ibadah sunnah yang dilakukan oleh umat Islam selama bulan Ramadan. Ibadah ini biasanya dilaksanakan setelah Salat Isya dan dapat dikerjakan secara berjamaah di masjid atau dilakukan secara mandiri di rumah. 

Salat Tarawih terdiri dari serangkaian rakaat yang dilakukan dengan jumlah yang fleksibel, biasanya berkisar antara 8 hingga 20 rakaat. Tradisi mayoritas umat Islam mengamalkan 20 rakaat dalam pelaksanaan Salat Tarawih, namun beberapa mazhab juga mengizinkan jumlah yang lebih sedikit.

Salat Tarawih memiliki keistimewaan tersendiri karena dilaksanakan khusus di bulan Ramadan, bulan penuh keberkahan dan rahmat. Selain itu, pelaksanaan Salat Tarawih juga memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT selama bulan suci ini.

Lantas, apa saja ya keutamaan Salat Tarawih apabila dikerjakan selama sebulan penuh? Simak penjelasannya di bawah!

Keutamaan Salat Tarawih

Dalam kitab Durratun Nashihin dijelaskan secara lengkap mengenai keutamaan shalat tarawih di setiap malam, sepanjang bulan Ramadhan. keutamaan ini tidak berasal dari hadits, sehingga umat Islam hanya boleh menganggapnya sebagai motivasi saja, tidak lebih.

Keutamaan Sholat Tarawih Malam ke-1

يَخْرُجُ الْمُؤْمِنُ مِنْ ذَنْبِهِ فِى اَوَّلِ لَيْلَةٍ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ اُمُّهُ

Artinya: “Pada malam pertama, dosa orang mukmin (yang melakukan tarawih) akan keluar seperti ketika ibunya melahirkan ia ke dunia.

Keutamaan Sholat Tarawih Malam ke-2

وَفِى اللَّيْلَةِ الثَّانِيَةِ يُغْفَرُ لَهُ وَلِأَبَوَيْهِ اِنْ كَانَا مُؤْمِنَيْنِ

Artinya: “Pada malam kedua, orang yang sholat tarawih akan diampuni dosanya serta dosa kedua orang tuanya jika keduanya mukmin.”

Keutamaan Tarawih Malam ke-3

وَفِى اللَّيْلَةِ الثَّالِثَةِ يُنَادِيْ مَلَكٌ مِنْ تَحْتِ الْعَرْشِ اِسْتَأْنِفِ الْعَمَلَ غَفَرَ اللهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ

Artinya: “Pada malam ketiga, malaikat di bawah Arasy berseru: mulailah melakukan amal kebaikan, maka Allah akan mengampuni dosamu yang telah lalu.”

Baca Juga:

Amalan Sunnah di Hari Jumat

Keutamaan Tarawih Malam ke-4

وَفِى اللَّيْلَةِ الرَّابِعَةِ لَهُ مِنَ الْاَجْرِ مِثْلُ قِرَاءَةِ التَّوْرَاتِ وَالْاِنْجِيْلِ وَالزَّبُوْرِ وَالْفُرْقَانِ

Artinya: “Pada malam keempat, dia mendapatkan pahala sebagaimana pahala seseorang yang membaca kitab Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Quran.”

Keutamaan Tarawih Malam ke-5

وَفِى اللَّيْلَةِ الْخَامِسَةِ اَعْطَاهُ اللهُ تَعَالَى مِثْلَ مَنْ صَلَّى فِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَ الْمَسْجِدِ الْمَدِيْنَةِ وَالْمَسْجِدِ الْاَقْصَى

Artinya: “Pada malam kelima, Allah memberikan pahala seperti pahala seseorang yang shalat di Masjidil Haram, Masjid Madinah dan Masjidil Aqsha.”

Keutamaan Tarawih Malam ke-6

وَفِى اللَّيْلَةِ السَّادِسَةِ اَعْطَاهُ اللهُ تَعَالَى ثَوَابَ مَنْ طَافَ بِالْبَيْتِ الْمَعْمُوْرِ وَيَسْتَغْفِرُ لَهُ كُلُّ حَجَرٍ وَمَدْرٍ

Artinya: “Pada malam keenam, Allah memberikan pahala seperti pahala malaikat yang tawaf di Baitul Makmur dan setiap batu dan tanahpun memintakan ampunan untuknya.”

Keutamaan Sholat Tarawih Malam ke-7

وَفِى اللَّيْلَةِ السَّابِعَةِ فَكَأَنَّمَا اَدْرَكَ مُوْسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ وَنَصَرَهُ عَلَى فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ

Artinya: “Pada malam ketujuh, seakan-akan menemui zaman Nabi Musa AS dan menolongnya dari serangan Fir’aun dan Haman.”

Keutamaan Sholat Tarawih Malam ke-8

وَفِى اللَّيْلَةِ الثَّامِنَةِ اَعْطَاهُ اللهُ تَعَالَى مَا اَعْطَى اِبْرَاهِيْمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ

Artinya: “Pada malam kedelapan, Allah memberi anugerah sebagaimana anugerah yang telah diberikan kepada Nabi Ibrahim.”

Keutamaan Sholat Tarawih Malam ke-9

وَفِى اللَّيْلَةِ التَّاسِعَةِ فَكَأَنَّمَا عَبَدَ اللهَ تَعَالَى عِبَادَةَ النَّبِىِّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ

Artinya: “Pada malam kesembilan, seakan-akan beribadah kepada Allah sebagaimana ibadahnya para Nabi.”

Keutamaan Sholat Tarawih Malam ke-10

وَفِى اللَّيْلَةِ الْعَاشِرَةِ يَرْزُقُهُ اللهُ تَعَالَى خَيْرَىِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

Artinya: “Pada malam yang kesepuluh, Allah akan memberikan kebaikan yang lebih baik di dunia maupun di akhirat.”

Keutamaan Sholat Tarawih Malam ke-11

وَفِى اللَّيْلَةِ الْحَادِيَةَ عَشَرَةَ يَخْرُجُ مِنَ الدُّنْيَا كَيَوْمٍ وُلِدَ مِنْ بَطْنِ اُمِّهِ

Artinya: “Pada malam kesebelas, kelak ia akan meninggal dunia seperti keadaan dimana ia baru dilahirkan dari perut ibunya.”

Keutamaan Sholat Tarawih Malam ke-12

وَفِى اللَّيْلَةِ الثَّانِيَةَ عَشَرَةَ جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَوَجْهُهُ كَالْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ

Artinya: “Pada malam kedua belas, pada saat hari kiamat wajahnya bersinar bagaikan bulan di malam purnama.”

Keutamaan Sholat Tarawih Malam ke-13

وَفِى اللَّيْلَةِ الثَّالِثَةَ عَشَرَةَ جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ آمْنًا مِنْ كُلِّ سُوْءٍ

Artinya: “Pada malam ketiga belas, pada saat hari kiamat ia akan selamat dari segala macam keburukan.”

Keutamaan Sholat Tarawih Malam ke-14

وَفِى اللَّيْلَةِ الرَّابِعَةَ عَشَرَةَ جَاءَتِ الْمَلَائِكَةُ يَشْهَدُوْنَ لَهُ اَنَّهُ قَدْ صَلَّى التَّرَاوِيْحَ فَلَا يُحَاسِبُهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Artinya: “Pada malam keempat belas, malaikat menjadi saksi bahwa ia melakukan sholat tarawih. Maka Allah tidak akan menghisabnya kelak di hari kiamat.”

Keutamaan Sholat Tarawih Malam ke-15

وَفِى اللَّيْلَةِ الْخَامِسَةَ عَشَرَةَ تُصَلِّى عَلَيْهِ الْمَلَائِكَةُ وَحَمَلَةُ الْعَرْشِ وَالْكُرْسِىِّ

Artinya: “Pada malam kelima belas, para malaikat, malaikat penyangga Arsy dan para malaikat penjaga kursi kerajaan langit akan memintakan ampunan untuknya.”

Keutamaan Sholat Tarawih Malam ke-16

وَفِى اللَّيْلَةِ السَّادِسَةَ عَشَرَةَ كَتَبَ اللهُ لَهُ بَرَاءَةَ النَّجَاةِ مِنَ النَّارِ وَبَرَاءَةَ الدُّخُوْلِ مِنَ الْجَنَّةِ

Artinya: “Pada malam keenam belas, Allah mencatat kebebasan selamat dari neraka dan kebebasan masuk surga baginya.”

Keutamaan Sholat Tarawih Malam ke-17

وَفِى اللَّيْلَةِ السَّابِعَةَ عَشَرَةَ يُعْطَى مِثْلَ ثَوَابَ الْاَنْبِيَاءِ

Artinya: “Pada malam ketujuh belas, akan diberi pahala sebagaimana pahala para Nabi.”

Keutamaan Sholat Tarawih Malam ke-18

وَفىِ اللَّيْلَةِ الثَّامِنَةَ عَشَرَةَ نَادَى مَلَكٌ يَاعَبْدَ اللهِ اَنَّ اللهَ رَضِىَ عَنْكَ وَعَنْ وَالِدَيْكَ

Artinya: “Pada malam kedelapan belas, malaikat berkata: wahai hamba Allah, sesungguhnya Allah telah meridhoimu dan kedua orang tuamu.”

Keutamaan Sholat Tarawih Malam ke-19

وَفِى اللَّيْلَةِ التَّاسِعَةَ عَشَرَةَ يَرْفَعُ اللهُ دَرَجَاتَهُ فِى الْفِرْدَوْسِ

Artinya: “Pada malam kesembilan belas, Allah akan mengangkat derajatnya di surga.”

Keutamaan Sholat Tarawih Malam ke-20

وَفِى اللَّيْلَةِ الْعِشْرِيْنَ يُعْطَى ثَوَابَ الشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ

Artinya: “Pada malam kedua puluh, akan diberi pahala seperti pahala orang yang mati syahid dan orang-orang shalih.”

Keutamaan Sholat Tarawih Malam ke-21

وَفِى اللَّيْلَةِ الْحَادِيَةِ وَالْعِشْرِيْنَ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ مِنَ النُّوْرِ

Artinya: “Pada malam kedua puluh satu, Allah akan membangun rumah di surga yang terbuat dari cahaya untuknya.”

Keutamaan Sholat Tarawih Malam ke-22

وَفِى اللَّيْلَةِ الثَّانِيَةِ وَالْعِشْرِيْنَ جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ آمِنًا مِنْ كُلِّ غَمٍّ وَهَمٍّ

Artinya: “Pada malam kedua puluh dua, jika hari kiamat tiba maka ia akan selamat dari segala macam kesusahan dan kebingungan.”

Keutamaan Sholat Tarawih Malam ke-23

وَفِى اللَّيْلَةِ الثَّالِثَةِ وَالْعِشْرِيْنَ بَنَى اللهُ لَهُ مَدِيْنَةً فِى الْجَنَّةِ

Artinya: “Pada malam kedua puluh tiga, Allah akan membangun kota di dalam surga untuknya.”

Baca Juga:

Adab ketika di Masjid

Keutamaan Sholat Tarawih Malam ke-24

وَفِى اللَّيْلَةِ الرَّابِعَةِ وَالْعِشْرِيْنَ كَانَ لَهُ اَرْبَعٌ وَعِشْرُوْنَ دَعْوَةً مُسْتَجَابَةً

Artinya: “Pada malam kedua puluh empat, akan memperoleh dua puluh empat doa yang mustajab.”

Keutamaan Sholat Tarawih Malam ke-25

وَفِى اللَّيْلَةِ الْخَامِسَةِ وَالْعِشْرِيْنَ يَرْفَعُ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ عَذَابَ الْقَبْرِ

Artinya: “Pada malam kedua puluh lima, Allah akan menghilangkan siksa kubur darinya.”

Keutamaan Sholat Tarawih Malam ke-26

وَفِى اللَّيْلَةِ السَّادِسَةِ وَاْلعِشْرِيْنَ يَرْفَعُ اللهُ لَهُ ثَوَابَهُ اَرْبَعِيْنَ عَامًا

Artinya: “Pada malam kedua puluh enam, Allah akan meningkatkan pahalanya selama empat puluh tahun.”

Keutamaan Sholat Tarawih Malam ke-27

وَفِى اللَّيْلَةِ السَّابِعَةِ وَاْلعِشْرِيْنَ جَازَ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ عَلَى الصِّرَاطِ كَاْلبَرْقِ اْلخَاظِفِ

Artinya: “Pada malam kedua puluh tujuh, di hari kiamat ia melewati jembatan Shiratal Mustaqim secepat sambaran kilat.”

Keutamaan Sholat Tarawih Malam ke-28

وَفِى اللَّيْلَةِ الثَّامِنَةِ وَاْلعِشْرِيْنَ يَرْفَعُ اللهُ لَهُ اَلْفَ دَرَجَةٍ فِى اْلجَنَّةِ

Artinya: “Pada malam kedua delapan, Allah akan mengangkat seribu derajat baginya di surga.”

Keutamaan Sholat Tarawih Malam ke-29

وَفِى اللَّيْلَةِ التَّاسِعَةِ وَاْلعِشْرِيْنَ أَعْطَاهُ اللهُ ثَوَابَ اَلْفِ حَجَّةٍ مَقْبُوْلَةٍ

Artinya: “Pada malam kedua puluh sembilan, Allah akan memberikan pahala seribu ibadah haji yang diterima.”

Keutamaan Sholat Tarawih Malam ke-30

وَفِى اللَّيْلَةِ الثَّلاَثِيْنَ يَقُوْلُ اللهُ يَاعَبْدِى كُلْ مِنْ ثِمَارِ اْلجَنَّةِ وَاغْتَسِلْ مِنْ مَاءِ السَّلْسَبِيْلِ وَاشْرَبْ مِنَ اْلكَوْثَرِ اَنَارَبُّكَ وَاَنْتَ عَبْدِى

Artinya: “Pada malam ketiga puluh, Allah berkata: Makanlah buah-buahan surga, mandilah dengan air salsabil, dan minumlah di telaga kautsar. Sesungguhnya aku adalah Tuhanmu dan engkau adalah hambaku.”

Sumber Referensi

Nu.or.id

4 Bulan Baik untuk Menikah dalam Islam

Menikah adalah salah satu tahapan penting dalam kehidupan seorang muslim. Sebab, dalam Islam, pernikahan dianggap sebagai ikatan suci antara dua orang yang saling mencintai dan menghormati, serta berbagi tanggung jawab dalam membangun keluarga yang bahagia dan harmonis. 

Dalam agama Islam, terdapat beberapa bulan yang dianggap sangat baik untuk melangsungkan acara pernikahan dibandingkan bulan yang lain. Apa saja? Simak penjelasannya di bawah ini!

Bulan Baik untuk Menikah

1. Bulan Ramadhan

Menikah di bulan Ramadhan dianggap sebagai tindakan yang sangat baik dalam Islam karena bulan ini memiliki keistimewaan tersendiri. Ramadhan adalah bulan suci di mana umat Muslim berpuasa dari fajar hingga terbenamnya matahari, serta meningkatkan ibadah dan amal kebajikan. Dalam bulan ini, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. 

Oleh karena itu, menikah di bulan Ramadhan dianggap sebagai tindakan yang baik karena memperkuat ikatan antara pasangan dengan kehadiran Allah dalam setiap langkah mereka. Selain itu, menikah di bulan Ramadhan juga dianggap sebagai amal yang besar dan pahala yang besar. Pasangan yang menikah di bulan Ramadhan diharapkan dapat memperoleh berkah dan keberkahan dalam rumah tangga mereka, serta mendapatkan perlindungan dari segala fitnah dan godaan yang mungkin mengganggu hubungan mereka.

Baca Juga:

Hukum & Etika Perceraian dalam Islam

2. Bulan Rajab

Menikah di bulan Rajab dianggap sangat baik dalam Islam karena bulan ini memiliki makna spiritual yang mendalam bagi umat Muslim. Rajab adalah salah satu dari empat bulan suci dalam Islam, bersama dengan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. 

Menikah di bulan Rajab dianggap sebagai tindakan yang baik karena memperkuat ikatan antara pasangan dengan kehadiran Allah SWT dalam setiap langkah mereka. Bulan Rajab juga dianggap sebagai bulan yang penuh berkah, di mana doa-doa umat Muslim lebih mungkin dikabulkan oleh Allah SWT.

Selain itu, menikah di bulan Rajab juga dianggap sebagai amal yang besar dan akan mendapatkan pahala yang besar pula. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang menikah di bulan Rajab, maka Allah akan memberikan keberkahan dalam rumah tangganya.” (HR. Ibnu Majah). Oleh karena itu, menikah di bulan Rajab dianggap sebagai tindakan yang sangat baik dan penuh berkah bagi pasangan yang melakukannya.

3. Bulan Dzulhijjah

Menikah di bulan Dzulhijjah dianggap sangat baik dalam Islam karena bulan ini memiliki banyak keutamaan dan keberkahan. Dzulhijjah adalah bulan ke-12 dalam kalender Islam dan merupakan bulan yang penuh dengan ibadah dan amal saleh. Bulan ini juga menjadi bulan yang sangat penting karena di dalamnya terdapat hari raya Idul Adha, yang merupakan salah satu dari dua hari raya besar dalam Islam. 

Hari raya Idul Adha adalah hari di mana umat Muslim merayakan pengorbanan Nabi Ibrahim yang bersedia mengorbankan putranya, Nabi Ismail, atas perintah Allah. Menikah di bulan Dzulhijjah dianggap sebagai tindakan yang baik karena memperkuat ikatan antara pasangan dengan kehadiran Allah SWt dalam setiap langkah mereka.

4. Bulan Muharram

Menikah di bulan Muharram dianggap sangat baik dalam Islam karena bulan ini memiliki beberapa keistimewaan yang membuatnya menjadi waktu yang sangat baik untuk memulai kehidupan baru sebagai pasangan suami istri. 

Baca Juga:

Tempat Bersejarah di Madinah

Pertama, Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriyah, yang menandai awal tahun baru Islam. Menikah di awal tahun baru ini dianggap sebagai simbol keberanian dan keberuntungan, serta sebagai langkah awal yang baik untuk membangun hubungan yang langgeng dan berkah.

Kedua, bulan Muharram juga memiliki sejarah yang kaya dalam Islam. Pada bulan ini, terdapat peristiwa penting seperti hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah, serta peristiwa-peristiwa lain yang menginspirasi umat Muslim untuk mengejar kebaikan dan keberkahan. 

Menikah di bulan Muharram dianggap sebagai tindakan yang mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang menunjukkan keberanian dan keputusan yang kuat dalam menghadapi tantangan kehidupan.

Sumber Referensi:

Menikah dalam Islam

Catat! Amalan dan Keistimewaan Malam Nisfu Sya’ban

Malam Nisfu Sya’ban, juga dikenal sebagai malam pertengahan bulan Sya’ban, memiliki makna dan keistimewaan tersendiri dalam tradisi Islam. Malam ini dipandang sebagai kesempatan untuk memperoleh ampunan, doa-doa, serta penuh keberkahan. 

Artikel ini akan menjelaskan amalan dan keistimewaan yang terkait dengan malam Nisfu Sya’ban.

Keistimewaan Malam Nisfu Sya’ban

Malam Nisfu Sya’ban dianggap sebagai malam di mana Allah SWT menentukan takdir dan menuliskan nasib hamba-Nya. Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda bahwa Allah menurunkan rahmat dan memberikan ampunan pada malam ini kepada semua makhluk-Nya kecuali dua golongan: orang musyrik dan orang yang membenci sesamanya.

Oleh karena itu, penting bagi seluruh umat Islam melakukan amalan-amalan baik di malam ini.

Baca Juga:

Doa Saat Turun Hujan

Amalan Malam Nisfu Sya’ban

1. Shalat dan Dzikir

Salah satu amalan yang dianjurkan pada malam Nisfu Sya’ban adalah meningkatkan ibadah shalat dan dzikir. Melalui shalat malam dan dzikir, umat Islam dapat memperkuat hubungan spiritual dengan Allah SWT, memohon ampunan, dan memperoleh berkah.

2. Membaca Al-Qur’an

Malam Nisfu Sya’ban juga menjadi waktu yang baik untuk membaca Al-Qur’an. Mengkhususkan waktu malam untuk membaca ayat-ayat suci dapat membawa keberkahan dan mendatangkan ketenangan jiwa.

3. Bersedekah dan Beramal

Amalan kebaikan seperti bersedekah dan beramal juga dianjurkan pada malam Nisfu Sya’ban. Memberikan pertolongan kepada sesama, menolong fakir miskin, atau memberikan sumbangan merupakan cara yang baik untuk mendapatkan keberkahan.

4. Mengucapkan Istighfar

Malam Nisfu Sya’ban dianggap sebagai malam di mana Allah menentukan takdir hamba-Nya. Oleh karena itu, beristighfar atau memohon ampun atas dosa-dosa yang telah dilakukan merupakan amalan yang sangat dianjurkan.

Baca Juga:

Doa saat Terjadi Gempa

5. Doa dan Tawakal

Umat Islam diajak untuk berdoa dengan sungguh-sungguh pada malam Nisfu Sya’ban. Memohon kepada Allah SWT untuk keberkahan, keselamatan, dan ampunan merupakan bentuk tawakal yang dianjurkan.

6. Memperbaiki Hubungan Sesama Manusia

Malam Nisfu Sya’ban juga menjadi waktu yang baik untuk memperbaiki hubungan dengan sesama manusia. Meminta maaf dan memaafkan, serta menjaga keharmonisan dalam hubungan sosial, termasuk keluarga dan tetangga, merupakan amalan yang dianjurkan.

Sumber Referensi:

Tiga Amalan Baik Malam Nisfu Sya’ban

8 Kriteria Pemimpin yang Baik Menurut Ajaran Nabi

Pemimpin yang baik memiliki peran krusial dalam membimbing dan memotivasi orang di sekitarnya menuju kebaikan dan keberhasilan. Dalam ajaran Islam, Nabi Muhammad SAW telah memberikan contoh kepemimpinan yang patut diteladani oleh seluruh umat Islam.

Artikel ini akan membahas kriteria pemimpin yang baik menurut ajaran Nabi, sebagai pedoman bagi mereka yang berada dalam posisi kepemimpinan.

1. Keadilan dan Kesetaraan

Salah satu kriteria utama pemimpin yang baik menurut ajaran Nabi adalah keadilan. Nabi Muhammad SAW selalu menunjukkan keadilan dalam segala tindakan dan keputusannya. Pemimpin yang adil akan mendapatkan kepercayaan dan penghargaan dari bawahannya.

2. Kesabaran dan Kehalusan Hati

Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai pemimpin yang penuh kesabaran dan kehalusan hati. Dalam menghadapi tantangan atau konflik, beliau selalu menunjukkan ketenangan dan kelembutan, menciptakan lingkungan yang penuh kedamaian dan kerukunan.

3. Kepemimpinan Berbasis Ketaqwaan

Pemimpin yang baik menurut ajaran Nabi adalah mereka yang memimpin berdasarkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Ketaqwaan akan membimbing pemimpin dalam mengambil keputusan yang benar, bertanggung jawab, dan menjalankan tugas kepemimpinan dengan penuh amanah.

Baca Juga:

5 Tanda Meninggal Secara Khusnul Khotimah

4. Kesediaan untuk Mendengarkan dan Berkonsultasi

Nabi Muhammad SAW selalu mendengarkan pendapat dan masukan dari sahabat-sahabatnya. Pemimpin yang baik adalah mereka yang bersedia mendengarkan dan berkonsultasi dengan tim atau bawahannya. Keterbukaan terhadap ide-ide baru menjadi ciri penting pemimpin yang efektif.

5. Kemurahan Hati dan Kepedulian Terhadap Rakyat

Kriteria pemimpin yang baik juga mencakup kemurahan hati dan keprihatinan terhadap kesejahteraan rakyat. Nabi Muhammad SAW senantiasa memperhatikan kebutuhan masyarakat dan memberikan bantuan kepada yang membutuhkan, menciptakan masyarakat yang saling peduli.

6. Integritas dan Keteladanan

Nabi Muhammad SAW merupakan teladan integritas yang tinggi. Pemimpin yang baik harus memiliki integritas yang kuat, menjalankan tugas dengan jujur, dan selalu menunjukkan keteladanan dalam setiap tindakan.

7. Kemampuan Mengelola Konflik

Dalam kehidupan kepemimpinan, konflik tidak dapat dihindari. Nabi Muhammad SAW memiliki kemampuan luar biasa dalam mengelola konflik dan mencari solusi yang adil dan damai. Pemimpin yang baik harus memiliki keterampilan yang sama untuk menjaga keharmonisan dan persatuan di antara bawahannya.

Baca Juga:

Tradisi Sambut Ramadhan, Apa Saja?

8. Kepemimpinan yang Mendorong Perkembangan

Nabi Muhammad SAW memotivasi dan menginspirasi sahabat-sahabatnya untuk mencapai potensi terbaik mereka. Pemimpin yang baik harus memiliki kemampuan untuk mendorong dan memotivasi tim atau organisasinya untuk berkembang dan mencapai tujuan bersama.

Sumber Referensi:

Pemimpin dalam Islam

Keutamaan Membaca Al-Quran bagi Umat Muslim

Rasulullah SAW pernah mengatakan bahwa sebaik-baiknya ibadah umat Islam ialah mereka yang membaca Al-Qur’an. Hal ini dapat diartikan bahwa membaca Al-Qur’an merupakan salah satu ibadah yang dianjurkan untuk dilakukan oleh umat Islam.

Hal tersebut dikarenakan Al-Qur’an berisikan berbagai firman Allah SWT, sehingga membaca dan mengamalkannya tentu akan membawa banyak manfaat dan keutamaan. Lantas, apa saja keutamaan membaca Al-Qur’an? Simak penjelasannya berikut ini!

Keutamaan Membaca Al-Qur’an

Membaca Al-Quran adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Al-Quran adalah firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, dan membacanya membawa banyak keutamaan dan manfaat bagi kehidupan seseorang. 

1. Mendapatkan Pahala yang Besar

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa membaca satu huruf dari Al-Quran, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan.” (HR. At-Tirmidzi)

Baca Juga:

Jenis-jenis Wakaf

2. Mendapatkan Perlindungan dari Syaitan

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah pada malam hari, maka itu akan cukup baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Mendapatkan Rahmat dan Berkat

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa membaca Al-Quran, maka Allah akan memberikan keberkahan padanya, dan Allah akan memberikan rahmat-Nya kepada orang yang membaca Al-Quran.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Mendapatkan Pahala yang Besar di Akhirat

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa membaca satu huruf dari Al-Quran, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan bahwa Alif Lam Mim adalah satu huruf, tetapi Alif adalah satu huruf, Lam adalah satu huruf, dan Mim adalah satu huruf.” (HR. Tirmidzi)

5. Mendapatkan Pahala yang Besar di Hari Kiamat

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa membaca satu huruf dari Al-Quran, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan bahwa Alif Lam Mim adalah satu huruf, tetapi Alif adalah satu huruf, Lam adalah satu huruf, dan Mim adalah satu huruf.” (HR. Tirmidzi)

6. Mendapatkan Ketenangan dan Kedamaian

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa membaca Al-Quran dengan penuh kekhusyukan dan merenungkan maknanya, maka Allah akan memberikan kedamaian dan ketenangan dalam hatinya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dengan membaca Al-Quran, seseorang akan mendapatkan ketenangan dan kedamaian dalam hatinya.

7. Mendapatkan Petunjuk dalam Hidup

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa membaca Al-Quran dengan penuh kekhusyukan dan merenungkan maknanya, maka Allah akan memberikan petunjuk dalam hidupnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dengan membaca Al-Quran, seseorang akan mendapatkan petunjuk dalam hidupnya.

Baca Juga:

10 Amalan Penggugur Dosa Manusia

8. Mendapatkan Kebahagiaan di Dunia dan Akhirat

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa membaca Al-Quran dengan penuh kekhusyukan dan merenungkan maknanya, maka Allah akan memberikan kebahagiaan di dunia dan akhirat.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dengan membaca Al-Quran, seseorang akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

9. Mendapatkan Kecerdasan

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa membaca Al-Quran dengan penuh kekhusyukan dan merenungkan maknanya, maka Allah akan memberikan kecerdasan.” (HR. Bukhari dan Muslim).