Ramai Lamaran Kiamat, Bagaimana Islam Memandangnya?

Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan ramalan kiamat yang akan terjadi pada tanggal 29 Juni 2024, diprediksi oleh seorang astrolog India bernama Kushal Kumar. Ramalan ini tentu saja menimbulkan kehebohan dan kekhawatiran di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Sebagai umat Islam, kita diwajibkan untuk memiliki keyakinan yang teguh terhadap hari akhir. Namun, Islam tidak mengajarkan kita untuk mengikuti ramalan-ramalan yang tidak didasari oleh dalil dan bukti yang kuat.

Lalu, bagaimana Islam memandang ramalan kiamat?

Dalam Islam, hanya Allah SWT yang mengetahui kapan terjadinya kiamat. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:

“Hanya Allah yang mengetahui hari kiamat. Tidak ada seorang pun di bumi maupun di langit yang mengetahuinya, kecuali Dia. Dan tidak seorang pun yang mengetahui kapan terjadinya kiamat itu, kecuali Dia.” (QS An-Naba’: 31)

Nabi Muhammad SAW. pun pernah ditanya tentang kapan terjadinya kiamat. Beliau menjawab bahwa hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Hal ini diriwayatkan dalam sebuah hadits:

“Dari Abu Hurairah RA, beliau berkata, ‘Rasulullah SAW ditanya tentang kiamat. Beliau menjawab, ‘Tidak ada yang lebih mengetahui tentangnya selain Allah SWT.'” (HR Bukhari)

Ramalan kiamat yang beredar, seperti ramalan 29 Juni 2024, tidak memiliki dasar yang kuat dalam Islam. Sahabat Muslim diwajibkan untuk berhati-hati terhadap ramalan-ramalan yang tidak didasari oleh dalil dan bukti yang kuat. 

Lebih baik kita fokus untuk mempersiapkan diri menghadapi kiamat. Berikut tips mempersiapkan diri menghadapi kiamat. 

  • Meningkatkan iman dan ketakwaan kepada Allah SWT.
  • Menjalankan ibadah dengan penuh keikhlasan.
  • Memperbanyak amal saleh.
  • Berbuat baik kepada sesama.
  • Menyebarkan ilmu dan kebaikan.
  • Selalu berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kekuatan dan keteguhan iman dalam menghadapi kiamat.

Semoga artikel blog ini bermanfaat.

Hukum Pemberian Gelar Haji di Indonesia

Di Indonesia, gelar “Haji” dan “Hajjah” telah menjadi tradisi dan kebanggaan bagi mereka yang telah menunaikan ibadah haji ke Baitullah. Gelar ini dianggap sebagai simbol ketaatan dan kesalehan, dan sering kali digunakan sebagai bentuk penghormatan kepada mereka yang telah menunaikan ibadah haji.

Namun, dalam Islam, tidak ada dalil yang secara khusus mengatur tentang pemberian gelar haji. Gelar ini lebih merupakan tradisi dan kebiasaan yang berkembang di masyarakat, terutama di Indonesia. 

Pandangan Ulama Tentang Gelar Haji

Ulama yang memperbolehkan:

  • Gelar haji dianggap sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan kepada mereka yang telah menunaikan ibadah haji.
  • Gelar haji dapat menjadi motivasi bagi orang lain untuk menunaikan ibadah haji.
  • Gelar haji tidak mengubah status seseorang dalam Islam.

Baca Juga:

Tempat Bersejarah di Madinah

Ulama yang melarang:

  • Gelar haji dianggap sebagai bentuk kesombongan dan riya.
  • Gelar haji dapat menimbulkan kecemburuan sosial.
  • Gelar haji tidak memiliki dasar dalam agama Islam.

Referensi:

Gelar Haji

Apa Saja Keistimewaan Sedekah Subuh?

Sedekah subuh merupakan amalan mulia yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda: 

“Setiap pagi malaikat penjaga siang dan malam berkumpul, kemudian mereka saling bertanya, ‘Siapa yang bersedekah pada malam ini?’ Malaikat malam berkata, ‘Ada yang bersedekah pada malam ini.’ Malaikat siang berkata, ‘Semoga Allah membalasnya dengan kebaikan.'” (HR. Tirmidzi).

Keutamaan Sedekah Subuh

  • Mendapatkan doa malaikat: Malaikat yang bertugas di malam dan siang hari akan mendoakan orang yang bersedekah subuh.
  • Mempermudah terkabulnya doa: Sedekah subuh dapat membantu melancarkan rezeki dan terkabulnya doa.
  • Menghapus dosa: Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.
  • Membersihkan dan meningkatkan keberkahan harta: Sedekah dapat membersihkan harta dari riba dan zakat yang belum dikeluarkan.
  • Dijauhkan dari pintu neraka: Sedekah dapat menjadi penebus dosa dan menghindarkan dari siksa neraka.

Baca Juga:

Hukuman bagi Orang yang Suka Menunda Salat

Waktu Terbaik Melakukan Sedekah Subuh

Waktu terbaik untuk melakukan sedekah subuh adalah setelah sholat subuh hingga terbitnya matahari. Namun, jika tidak memungkinkan, Anda dapat bersedekah kapan saja di pagi hari.

Cara Melakukan Sedekah Subuh

  1. Niat: Niatkan sedekah subuh dengan ikhlas dan semata-mata untuk mencari ridha Allah SWT.
  2. Siapkan uang atau barang yang akan disedekahkan.
  3. Berikan kepada orang yang membutuhkan, seperti fakir miskin, anak yatim piatu, atau korban bencana.
  4. Doakan orang yang menerima sedekah.

Bentuk-Bentuk Sedekah Subuh

Sedekah subuh tidak harus berupa uang. Anda dapat bersedekah dengan berbagai bentuk, seperti:

  • Memberikan makanan: Memberikan makanan kepada orang yang membutuhkan, seperti sarapan pagi untuk anak-anak jalanan.
  • Memberikan pakaian: Memberikan pakaian layak pakai kepada orang yang tidak mampu.
  • Memberikan waktu: Menyumbangkan waktu dan tenaga untuk membantu orang lain, seperti mengajar anak-anak di panti asuhan.
  • Memberikan ilmu: Berbagi ilmu dan pengetahuan kepada orang lain, seperti mengajar di masjid atau musala.
  • Memberikan senyuman: Memberikan senyuman dan keramahan kepada orang lain juga merupakan bentuk sedekah.

Referensi:

Sedekah Subuh

Catat! Ciri-ciri Haji Mabrur yang Perlu Umat Muslim Ketahui

Haji mabrur dalam bahasa Indonesia artinya haji yang diterima dengan sempurna oleh Allah SWT. Hal tersebut merupakan dambaan tertinggi bagi umat Islam yang melaksanakan ibadah haji. Dengan kata lain, haji mabrur bukan sekadar menunaikan rangkaian ritual haji dengan benar tetapi juga menunjukkan perubahan diri yang positif dan membawa keberkahan. 

Lantas, seperti apa ciri-ciri haji mabrur? Simak penjelasannya di bawah ini, ya!

Ciri-ciri Haji Mabrur

1. Menjaga Lisan (Thayyibul Kalam)

  • Jamaah haji mabrur senantiasa menjaga lisannya dengan menghindari kata-kata kasar, mencaci maki, dan berkata kotor.
  • Mereka selalu berbicara dengan sopan, santun, dan penuh kasih sayang kepada sesama.

2. Menebarkan Kedamaian (Ifsya’us Salam)

  • Jamaah haji mabrur tidak hanya menjaga lisannya, tetapi juga menyebarkan kedamaian di mana pun mereka berada.
  • Mereka selalu tersenyum, menyapa dengan ramah, dan membantu orang lain yang membutuhkan.

Baca Juga:

Seperti Apa Tanggung Jawab Ayah Tiri?

3. Memiliki Kepedulian Sosial (Ith’amut Tha’am)

  • Ciri ketiga ini menunjukkan bahwa jamaah haji mabrur memiliki kepedulian tinggi terhadap sesama.
  • Mereka tidak hanya fokus pada ibadah pribadi, tetapi juga tergerak untuk membantu orang lain yang kurang beruntung.
  • Mereka menyisihkan sebagian rezekinya untuk memberi makan orang-orang yang lapar dan membantu mereka yang membutuhkan.

Tips Haji Mabrur

Sebelum Keberangkatan

  • Niatkan Ibadah dengan Ikhlas

Pastikan niat Anda untuk berhaji semata-mata karena Allah SWT, bukan karena hal-hal duniawi seperti gengsi atau status sosial.

  • Perdalam Ilmu dan Pemahaman

Pelajari dengan baik tentang rukun, wajib, dan sunnah haji. Pahami hikmah di balik setiap amalan yang dilakukan. Banyak sumber belajar tersedia, seperti mengikuti bimbingan haji, membaca buku, atau mengikuti kajian.

  • Persiapkan Fisik dan Mental

Haji membutuhkan stamina yang baik. Jaga kesehatan dengan berolahraga dan pola makan yang sehat. Persiapkan mental Anda untuk menghadapi tantangan selama berada di tanah suci, seperti cuaca panas dan padatnya jamaah.

  • Lunasi Utang dan Persiapkan Bekal

Sebelum berangkat, pastikan Anda telah melunasi hutang dan menyiapkan bekal yang cukup untuk keperluan selama di tanah suci. Ini akan membuat Anda fokus beribadah tanpa terbebani masalah keuangan.

Selama di Tanah Suci

  • Khusyuk dan Fokus

Jalankan seluruh rangkaian ibadah haji dengan khusyuk dan fokus. Hindari hal-hal yang dapat mengganggu kekhusyukan ibadah, seperti bercanda gurau atau berdebat dengan sesama jamaah.

Baca Juga:

Waktu Terbaik Berangkat Umrah

  • Ikuti Tuntunan

Lakukan setiap rukun dan wajib haji sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Jika ragu, jangan sungkan untuk bertanya kepada pembimbing haji yang terpercaya.

  • Jaga Lisan dan Perilaku

Hindari perkataan kasar, mencaci maki, dan berdebat. Jaga lisan Anda dan santuni sesama jamaah haji.

  • Menebarkan Kedamaian

Sebarkan semangat persaudaraan dan kedamaian di mana pun Anda berada. Bantu jamaah lain yang membutuhkan dan jalin komunikasi yang baik.

  • Dermawan dan Peduli Sesama

Sisihkan sebagian bekal Anda untuk membantu jamaah lain yang kurang mampu. 

Setelah Kepulangan

  • Pertahankan Perubahan Diri

Jaga perubahan positif yang Anda peroleh selama haji. Terapkan ilmu dan pengalaman yang didapat dalam kehidupan sehari-hari. 

  • Menjadi Teladan

Berbagi pengalaman dan ilmu haji Anda kepada orang lain. Ajak keluarga dan lingkungan sekitar untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan.

  • Amal Saleh Berkelanjutan

Perbanyak amal saleh setelah kembali dari haji.  

Sumber referensi:

Haji Mabrur

Tebar Cahaya Kebaikan: Ini Pentingnya Wakaf Al-Qur’an

Di era digital ini, akses informasi dan ilmu pengetahuan semakin mudah didapatkan. Namun, ironisnya, masih banyak saudara-saudara kita di pelosok negeri yang kesulitan untuk mendapatkan Al-Qur’an, atau memiliki Al-Qur’an yang layak, kitab suci yang menjadi pedoman hidup umat Muslim. 

Wakaf Al-Qur’an hadir sebagai solusi untuk menebar cahaya kebaikan & membuka gerbang ilmu bagi mereka yang membutuhkan. Yuk kita ulas lebih dalam tentang wakaf Al-Qur’an & bagaimana Sahabat Muslim dapat berkontribusi dalam menyebarkan manfaatnya.

Mengapa Wakaf Al-Qur’an Penting?

Wakaf Al-Qur’an memiliki banyak keutamaan, baik bagi Al-Waqif (orang yang berwakaf) maupun penerimanya. Berikut beberapa alasan mengapa wakaf Al-Qur’an penting:

  • Menyebarkan Ilmu & Kebaikan

Wakaf Al-Qur’an memungkinkan lebih banyak orang untuk mempelajari dan memahami isi Al-Qur’an, yang akan membawa mereka ke jalan yang benar dan meningkatkan keimanan.

  • Meningkatkan Pahala

Wakaf adalah amal jariyah yang pahalanya akan terus mengalir, bahkan setelah orang yang berwakaf itu meninggal dunia. Setiap huruf yang dibaca dari Al-Qur’an yang diwakafkan akan mendapatkan pahala, masyaAllah. 

  • Membantu Masyarakat

Wakaf Al-Qur’an membantu masyarakat yang membutuhkan, terutama di daerah terpencil yang akses terhadap Al-Qur’an masih terbatas.

  • Membangun Generasi Qur’ani

Dengan menyediakan Al-Qur’an, Sahabat Muslim dapat membantu membangun generasi penerus yang cinta Al-Qur’an dan berakhlak mulia.

Bagaimana Cara Melakukan Wakaf Al-Qur’an?

Wakaf Al-Qur’an dapat dilakukan dengan mudah melalui berbagai lembaga dan organisasi terpercaya. Salah satunya melalui ArahMuslim, Sahabat Muslim dapat memilih berbagai program Wakaf Al-Qur’an di ArahMuslim, yang tentunya telah bekerja sama dengan lembaga-lembaga terpercaya. 

Setiap wakaf Al-Qur’an, nominal berapapun, dapat memberikan dampak yang besar bagi kehidupan orang lain. Dengan berwakaf Al-Qur’an, Sahabat Muslim telah berkontribusi dalam menyebarkan ilmu dan kebaikan, meningkatkan pahala, membantu masyarakat, dan membangun generasi Qur’ani.

Tunggu apa lagi? Yuk kita tebarkan cahaya kebaikan melalui Wakaf Al-Qur’an. Klik menu ‘Wakaf’ untuk melakukan kebaikan sekarang.

Puasa Dzulhijjah: Keutamaan & Jadwalnya

Bulan Dzulhijjah, bulan penuh berkah dan momen istimewa bagi umat Islam. Di bulan ini, umat Muslim di seluruh dunia merayakan Hari Raya Idul Adha, memperingati kisah ketaatan Nabi Ibrahim AS dan putranya, Ismail AS. 

Selain Idul Adha, Bulan Dzulhijjah juga menjadi momen untuk memperbanyak amalan & meraih pahala berlimpah. Salah satu amalan sunnah yang dianjurkan di bulan ini adalah Puasa Dzulhijjah.

Sumber Gambar: https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2023/08/02/ilustrasi-doa-makanbuka-puasa_169.jpeg?w=1200

Keutamaan Puasa Dzulhijjah

Puasa Dzulhijjah memiliki banyak keutamaan, di antaranya:

  • Mendapatkan pahala yang berlipat ganda: Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada hari di mana amal shaleh lebih disukai Allah daripada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Pada hari-hari tersebut, seseorang mendapatkan pahala sepuluh kali lipat pahala puasa dan shalat malam di hari-hari lainnya.” (HR. Tirmidzi)
  • Menghapus dosa: Puasa Dzulhijjah diyakini dapat menghapus dosa-dosa kecil, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Puasa Arafah menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Tirmidzi)
  • Menambah ketaqwaan: Dengan berpuasa, Sahabat Muslim diajarkan untuk menahan diri dari hawa nafsu dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
  • Memperbanyak amal shaleh: Puasa Dzulhijjah menjadi momen untuk memperbanyak amalan shaleh lainnya, seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir, dan bersedekah.

Jadwal Puasa Dzulhijjah

Puasa Dzulhijjah dilaksanakan pada tanggal 1-9 Dzulhijjah. Namun, ada beberapa jenis puasa sunnah yang dianjurkan di bulan ini, yaitu:

  • Puasa Dzulhijjah: Dilaksanakan pada tanggal 1-7 Dzulhijjah.

Berikut uraian tanggal dalam kalender Masehi: 

1 Dzulhijjah = Sabtu, 8 Juni 2024 

2 Dzulhijjah = Minggu, 9 Juni 2024 

3 Dzulhijjah = Senin, 10 Juni 2024

4 Dzulhijjah = Selasa, 11 Juni 2024

5 Dzulhijjah = Rabu, 12 Juni 2024

6 Dzulhijjah = Kamis, 13 Juni 2024 

7 Dzulhijjah = Jumat, 14 Juni 2024

  • Puasa Tarwiyah: Dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah (Sabtu, 15 Juni 2024)
  • Puasa Arafah: Dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah (Minggu, 16 Juni 2024)

Sahabat Muslim bebas memilih untuk berpuasa pada hari-hari tersebut, atau hanya berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah (Puasa Arafah). Puasa Dzulhijjah merupakan amalan sunnah yang penuh berkah dan pahala. Dengan menjalaninya dengan ikhlas dan penuh tawakkal, semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita dan memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya, Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin. 

Semoga artikel ini bermanfaat & menginspirasi Sahabat Muslim untuk menjalankan Puasa Dzulhijjah dengan penuh keikhlasan dan ketaqwaan.

3 Jenis Haji yang Wajib Umat Muslim Ketahui

Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan bagi umat Islam yang mampu, baik secara fisik maupun finansial. Ibadah ini memiliki makna yang mendalam, yaitu sebagai bentuk penyucian diri dan pemurnian jiwa untuk kembali kepada Allah SWT.

Dalam pelaksanaannya, terdapat tiga jenis haji yang dapat dipilih oleh jamaah, yaitu:

1. Haji Ifrad

  • Pengertian: Haji ifrad adalah jenis haji yang dilakukan secara terpisah, tidak digabungkan dengan umrah. Jamaah terlebih dahulu melaksanakan seluruh rukun haji, kemudian dilanjutkan dengan umrah ifrad (umrah yang dilakukan setelah haji).
  • Keutamaan: Haji ifrad dianggap sebagai haji yang paling afdal karena mengikuti urutan Rasulullah SAW dalam melaksanakan haji.
  • Waktu Pelaksanaan: Haji ifrad dapat dilaksanakan kapan saja di luar bulan Ramadhan dan bulan-bulan terlarang (Syawal, Dzulqa’dah, dan sepuluh hari pertama Dzulhijjah).
  • Tata Cara:
    • Niat haji ifrad saat miqat (tempat memulai ihram).
    • Melaksanakan seluruh rukun haji.
    • Tunggu sampai selesai haji, kemudian niat umrah ifrad.
    • Melaksanakan seluruh rukun umrah.
  • Contoh: Jamaah berangkat dari Indonesia pada bulan Syawal, kemudian melaksanakan haji di bulan Dzulhijjah. Setelah selesai haji, jamaah menunggu sampai tanggal 13 Dzulhijjah dan kemudian melaksanakan umrah ifrad.

Baca Juga:

Masjid Termegah di Dunia

2. Haji Tamattu’

  • Pengertian: Haji tamattu’ adalah jenis haji yang digabungkan dengan umrah. Jamaah terlebih dahulu melaksanakan umrah, kemudian dilanjutkan dengan haji.
  • Keutamaan: Haji tamattu’ merupakan jenis haji yang paling banyak dilakukan oleh jamaah haji Indonesia karena dianggap lebih praktis dan efisien.
  • Waktu Pelaksanaan: Haji tamattu’ dapat dilaksanakan kapan saja di luar bulan Ramadhan dan bulan-bulan terlarang.
  • Tata Cara:
    • Niat umrah tamattu’ saat miqat.
    • Melaksanakan seluruh rukun umrah.
    • Memotong rambut minimal 3 helai sebagai tanda tahallul umrah.
    • Tetap berihram dan menunggu sampai datangnya tanggal 8 Dzulhijjah.
    • Niat haji saat tanggal 8 Dzulhijjah.
    • Melaksanakan seluruh rukun haji.
    • Tunggu sampai selesai haji, kemudian baru melakukan tahallul haji.
  • Contoh: Jamaah berangkat dari Indonesia pada bulan Syawal, kemudian melaksanakan umrah di bulan Syawal. Jamaah tetap berihram dan menunggu sampai tanggal 8 Dzulhijjah, kemudian melaksanakan haji. Setelah selesai haji, jamaah baru melakukan tahallul haji.

Baca Juga:

Ciri Sahabat yang Baik dalam Islam

3. Haji Qiran

  • Pengertian: Haji qiran adalah jenis haji yang digabungkan dengan umrah sejak awal. Jamaah berniat haji dan umrah sekaligus saat miqat.
  • Keutamaan: Haji qiran memiliki keutamaan tersendiri, yaitu jamaah tidak perlu melakukan tahallul umrah terlebih dahulu, sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga.
  • Waktu Pelaksanaan: Haji qiran dapat dilaksanakan kapan saja di luar bulan Ramadhan dan bulan-bulan terlarang.
  • Tata Cara:
    • Niat haji dan umrah qiran saat miqat.
    • Melaksanakan seluruh rukun haji dan umrah secara berurutan.
    • Tunggu sampai selesai haji, kemudian baru melakukan tahallul haji.
  • Contoh: Jamaah berangkat dari Indonesia pada bulan Syawal, kemudian niat haji dan umrah qiran saat miqat. Jamaah melaksanakan seluruh rukun haji dan umrah secara berurutan. Setelah selesai haji, jamaah baru melakukan tahallul haji.

Referensi:

Haji

Baca Al-Qur’an dari Awal hingga Akhir, Jadi Kunci Kebahagiaan Dunia & Akhirat

Di antara hiruk pikuk kehidupan, terkadang kita lalai untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Salah satu amalan yang paling dicintai Allah SWT. dan menjadi kunci kebahagiaan dunia & akhirat adalah dengan membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir.

Sumber Gambar: https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/

Mengapa Membaca Al-Qur’an dari Awal hingga Akhir?

Membaca Al-Qur’an dengan cara ini bukan hanya sekadar melantunkan ayat suci, namun juga menyelami lautan makna dan hikmah di dalamnya. 

Berikut beberapa keutamaannya:

  • Meningkatkan Keimanan & Ketakwaan

Semakin dalam kita mentadabburi ayat-ayat Al-Qur’an, semakin tersentuh hati & semakin dekat dengan Allah SWT.

  • Mendapat Pahala Berlipat Ganda

Setiap huruf yang dibaca dalam Al-Qur’an dibalas dengan sepuluh kebaikan. Bayangkan pahala yang didapat saat membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir!

  • Mendapat Syafaat Al-Qur’an di Hari Kiamat

Al-Qur’an akan menjadi syafaat bagi pembacanya di hari penuh perhitungan.

  • Mencerdaskan Otak dan Hati

Membaca Al-Qur’an membantu meningkatkan daya ingat, konsentrasi, dan membuka cakrawala pemikiran.

  • Menghilangkan Stres dan Kecemasan

Membaca Al-Qur’an membawa ketenangan jiwa dan kedamaian hati.

Memang, terkadang kita merasa kesulitan untuk konsisten dalam amalan mulia ini. Kurangnya motivasi, atau kesulitan memahami makna ayat-ayatnya bisa menjadi hambatan. 

ArahMuslim Hadir Menjawab Tantangan Ini 

Private Ngaji Online ArahMuslim x SyariHub

Program belajar Al-Qur’an yang didesain khusus untuk membantu Sahabat Muslim mencapai target membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir dengan mudah & efektif.

Apa Keunggulannya?

  • Guru berpengalaman dan qualified

Dipandu oleh Ustadz/Ustadzah pilihan yang mumpuni & memahami metode pembelajaran yang tepat.

  • Kurikulum terstruktur dan sistematis

Materi tersusun rapi dan terarah, mengantarkan Sahabat Muslim memahami Al-Qur’an secara menyeluruh.

  • Metode inovatif dan menyenangkan

Belajar Al-Qur’an tidak lagi membosankan, dengan metode yang interaktif dan sesuai zaman, dan bimbingan 1 murid, 1 Guru. 

  • Waktu fleksibel

Sesuaikan waktu belajar dengan kesibukan Anda, dimanapun dan kapanpun.

  • Harga terjangkau

Biaya program yang bersahabat, tidak menguras kantong pastinya! Kolaborasi ArahMuslim dengan SyariHub menjadi salah satu yang cukup diminati banyak kalangan, karena memudahkan kita untuk belajar baca Al-Qur’an dimana pun, kapan pun. Daftar priate ngaji online ArahMuslim x SyariHub melalui Instagram arah.muslim, kemudian klik link di bio!

Syarat & Ketentuan Hewan Kurban yang Wajib Diketahui

Ibadah kurban merupakan salah satu rukun Islam yang dilaksanakan pada Hari Raya Idul Adha dan hari-hari tasyrik. Selain menjadi bentuk syukur atas nikmat Allah SWT, kurban juga menjadi sarana untuk berbagi dengan sesama yang membutuhkan.

Agar ibadah kurban diterima Allah SWT, terdapat beberapa syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi seperti pemilihan hewan yang akan dikurbankan. Lantas, apa saja syarat dan ketentuannya?

Syarat Hewan Kurban

Hewan kurban yang sah harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu:

  • Jenis Hewan: Hewan yang sah untuk kurban adalah kambing, domba, sapi, kerbau, dan unta.
  • Usia:
    • Kambing/domba: minimal 1 tahun atau sudah berganti gigi (al-jadza’).
    • Kambing kacang: minimal 2 tahun atau lebih.
    • Sapi/kerbau: minimal 2 tahun atau lebih.
    • Unta: minimal 5 tahun atau lebih.
  • Kesehatan: Hewan kurban harus sehat, bebas dari penyakit cacat, buta, pincang, kurus kering, dan tidak berpenyakit menular.
  • Jenis Kelamin: Hewan kurban sah untuk jantan maupun betina.
  • Kepemilikan: Hewan kurban harus dimiliki secara sah dan bebas dari riba.

Baca Juga:

Penyebab Terhalangnya Hidayah

Ketentuan Hewan Kurban yang Tidak Sah

Hewan kurban tidak sah jika:

  • Hewan tersebut cacat, buta, pincang, kurus kering, dan berpenyakit menular.
  • Hewan tersebut cacat fisik (seperti patah tulang) atau cacat mental (seperti gila).
  • Hewan tersebut masih menyusui atau bunting.
  • Hewan tersebut telah disembelih sebelum waktunya.
  • Hewan tersebut hasil dari riba.

Tips Memilih Hewan Kurban

Memilih hewan kurban yang sesuai syariat dan berkualitas baik merupakan hal yang penting. Berikut beberapa tips:

  • Belilah hewan kurban di tempat yang terpercaya untuk memastikan kesehatan dan asal-usul hewan tersebut.
  • Perhatikan kondisi fisik hewan seperti mata, gigi, kaki, dan tubuhnya. Pastikan hewan tersebut sehat dan bebas dari penyakit.
  • Pilihlah hewan kurban yang sesuai dengan budget dan kemampuan Anda.
  • Jika ragu, konsultasikan dengan ustadz atau lembaga yang kompeten untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat.

Referensi:

Syarat Hewan Kurban

Hukum Tidak Bisa Membaca Al-Quran Bagi Umat Muslim

Al-Quran merupakan kitab suci umat Islam yang menjadi pedoman hidup dan sumber segala ilmu pengetahuan. Membaca Al-Quran adalah sebuah amalan yang mulia dan dianjurkan oleh Allah SWT. Namun, bagaimana hukum bagi umat Islam yang tidak bisa membaca Al-Quran?

Secara umum, tidak ada dosa bagi umat Islam yang tidak bisa membaca Al-Quran. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah ayat 286:

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (QS. Al-Baqarah: 286)

Allah SWT tidak membebani hamba-Nya dengan sesuatu yang di luar kemampuan mereka. Bagi orang yang tidak bisa membaca Al-Quran karena keterbatasan fisik, seperti buta atau cacat fisik lainnya, tentu tidak berdosa. Namun, bagi orang yang mampu belajar membaca Al-Quran, namun tidak berusaha atau sengaja mengabaikannya, maka hal tersebut berdosa. Rasulullah SAW bersabda:

Barangsiapa yang tidak mempelajari Al-Quran dan tidak pula mempelajarinya, maka dia akan dilaknat oleh Allah, malaikat, dan seluruh manusia. (HR. Tirmidzi)

Sumber gambar: nabawimulia.co.id

Janji Allah SWT yang Tertuang dalam Al-Quran

Baca Juga:

Upaya Bagi yang Tidak Bisa Membaca Al-Quran

Meskipun tidak bisa membaca Al-Quran secara langsung, bukan berarti umat Islam tidak bisa mempelajari dan memahami isinya. Berikut beberapa upaya yang bisa dilakukan:

  • Mempelajari Al-Quran dengan cara mendengarkan
    • Tersedia banyak rekaman Al-Quran yang bisa didengarkan, baik secara online maupun offline.
    • Umat Islam bisa mendengarkan Al-Quran sambil melakukan aktivitas lain, seperti bekerja, berolahraga, atau beristirahat.
  • Mempelajari Al-Quran dengan cara menghafal
    • Menghafal Al-Quran memiliki banyak keutamaan, salah satunya adalah mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
    • Umat Islam bisa menghafal Al-Quran secara bertahap, mulai dari ayat-ayat pendek hingga ayat-ayat yang lebih panjang.
  • Mempelajari tafsir Al-Quran
    • Membaca tafsir Al-Quran membantu umat Islam memahami makna dan kandungan ayat-ayat Al-Quran.
    • Tersedia banyak tafsir Al-Quran yang bisa dipelajari, baik tafsir klasik maupun tafsir modern.
  • Mengikuti kajian atau kelas Al-Quran
    • Mengikuti kajian atau kelas Al-Quran membantu umat Islam memahami Al-Quran dengan lebih mendalam.
    • Umat Islam bisa mengikuti kajian atau kelas Al-Quran di masjid, musala, atau lembaga pendidikan Islam lainnya.

Referensi:

Membaca Al-Quran