Wajib Tahu!  3 Puasa Sunnah di Bulan Muharram

Rasulullah SAW. menganjurkan umatnya untuk melakukan puasa sunnah di bulan Muharram, yang beliau anggap sebagai bulan terbaik untuk berpuasa setelah bulan Ramadhan. Anjuran ini didasarkan pada salah satu hadis beliau, yaitu:

“Sebaik-baik puasa setelah bulan Ramadhan adalah puasa bulan Muharram dan sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Artikel ini akan menjelaskan beberapa amalan sunnah di bulan Muharram yang dianjurkan seperti yang disebutkan oleh H. M. Anshary dalam bukunya “Fiqih Kontroversi Jilid 2”.

Apa Saja Jenis Puasa Sunnah Bulan Muharram?

Bulan Muharram, sebagai bulan yang penuh berkah dan keutamaan, memiliki banyak amalan sunnah yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT, salah satunya adalah puasa sunnah. Berikut adalah beberapa jenis puasa sunnah di bulan Muharram yang wajib Sobat Muslim ketahui:

1. Puasa Tasu’a

Puasa Tasu’a dilaksanakan pada tanggal 9 Muharram, sehari sebelum Hari Asyura. Dalil mengenai puasa Tasu’a adalah sebagai berikut:

“Sungguh, jika aku masih hidup sampai tahun depan niscaya aku akan berpuasa pada tanggal 9 dan 10 (Muharram).” (HR Ahmad)

Puasa Tasu’a juga dilakukan sebagai pembeda dengan ibadah puasa kaum Yahudi, seperti yang terdapat dalam kitab “Fiqhul Islam wa Adillatuhu Jilid 3” oleh Prof. Wahbah Az Zuhaili, yang diterjemahkan oleh Abdul Hayyi al-Kattani. Rasulullah SAW bersabda:

“Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya.” (HR Ahmad)

2. Puasa Asyura

Puasa Asyura dapat Anda lakukan pada tanggal 10 Muharram, sehari setelah Puasa Tasua. Nabi Muhammad SAW menjelaskan keutamaan puasa ini:

“Puasa Arafah menghapus dosa dua tahun yang lalu dan yang akan datang, sementara puasa Asyura menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim)

Rasulullah SAW juga menganjurkan puasa Asyura ketika beliau tiba di Kota Madinah dan melihat orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Beliau bertanya mengapa mereka berpuasa, dan para sahabat menjelaskan bahwa hari itu adalah hari baik di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka, dan Nabi Musa berpuasa sebagai tanda syukur. 

Rasulullah SAW. kemudian bersabda:

“Saya lebih berhak dengan Musa daripada kalian”. Beliau kemudian berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk melakukannya.” (HR Bukhari)

Puasa Asyura boleh dilakukan tanpa puasa Tasu’a, namun lebih utama jika kedua puasa tersebut dapat Anda lakukan secara bersama-sama.

3. Puasa Ayyamul Bidh

Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan dalam kalender kamariah (bulan Hijriah). Dalil mengenai puasa Ayyamul Bidh adalah sebagai berikut:

“Puasa tiga hari setiap bulan itu seperti puasa sepanjang tahun.” (Muttafaq ‘alaih) – (dikutip dari Syarah Riyadhus Shalihin oleh Imam An-Nawawi, terjemahan Misbah).

Jadwal Puasa Sunnah di Bulan Muharram

Sumber Gambar: Freepik.com

Berikut adalah jadwal puasa sunnah di bulan Muharram untuk tahun 1446 H berdasarkan kalender Hijriah yang telah berubah menjadi kalender Masehi:

  • 1 Muharram 1446 H: Minggu, 7 Juli 2024
  • 9 Muharram 1446 H: Senin, 15 Juli 2024
  • 10 Muharram 1446 H: Selasa, 16 Juli 2024
  • 11 Muharram 1446 H: Rabu, 17 Juli 2024
  • 13 Muharram 1446 H: Jumat, 19 Juli 2024
  • 14 Muharram 1446 H: Sabtu, 20 Juli 2024
  • 15 Muharram 1446 H: Minggu, 21 Juli 2024

Apa Saja Keutamaan Puasa Muharram?

Bulan Muharram memiliki banyak keistimewaan yang sangat penting bagi umat Islam. Dalam sabda Rasulullah SAW menyebutkan bahwa Muharram termasuk salah satu bulan haram yang penuh berkah, di mana banyak peristiwa besar dalam sejarah para nabi terjadi.  Berikut adalah keutamaan lainnya yang dapat Anda ketahui:

  • Bulan yang memiliki peristiwa penting bagi para nabi: Muharram merupakan bulan yang penuh makna bagi kejadian penting yang dialami Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Musa, hingga Nabi Muhammad SAW. 
  • Bulan yang termasuk mulia: Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram dalam Islam, bersama dengan Dzulhijjah, Rajab, dan Dzulqa’dah.
  • Hari Asyura yang istimewa: Hari Asyura, yang jatuh pada 10 Muharram, adalah hari yang penuh peristiwa bersejarah bagi umat Islam.
  • Puasa terbaik setelah Ramadhan: Rasulullah SAW bersabda, “Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah (Muharram)…” (HR. Muslim).
  • Pahala yang dilipatgandakan: Segala amal baik yang Anda lakukan di bulan Muharram akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
  • Dosa yang dilipatgandakan: Penting bagi umat Islam untuk menjaga perilaku dan menghindari perbuatan dosa selama bulan ini.
  • Bulan pertama dalam penanggalan Hijriyah: Muharram menandai awal tahun dalam kalender Hijriyah, yang dimulai dengan peristiwa hijrah Rasulullah SAW dari Mekah ke Madinah pada tahun 622 Masehi.

Amalan Sunnah di Bulan Muharram yang Dianjurkan untuk Mendapatkan Pahala

Sumber Gambar: Freepik.com

Bulan Muharram merupakan waktu yang penuh dengan peristiwa penting dan penuh berkah, sebaiknya Anda mengisi bulan ini dengan berbagai ibadah dan amal yang baik. Berikut adalah beberapa amalan yang dapat Anda lakukan selama bulan Muharram:

  • Melaksanakan puasa sunnah, terutama puasa Asyura pada 10 Muharram dan puasa Tasu’a pada 9 Muharram.
  • Membaca surah Al-Ikhlas sebanyak 1.000 kali.
  • Menjauhi perbuatan buruk dan maksiat, serta lebih memperbanyak amal kebaikan, sekecil apapun.
  • Memperbanyak sedekah dan melakukan pekerjaan dengan fokus dan keikhlasan.

Ada berbagai cara untuk memperbanyak sedekah, namun kini memberikan sedekah menjadi lebih praktis dengan adanya aplikasi ArahMuslim. Aplikasi ini mempermudah Sahabat Muslim untuk menunaikan kewajiban zakat hanya dengan beberapa langkah di ponsel Anda. 

ArahMuslim memastikan bahwa proses pemberian sedekah yang Anda lakukan aman, transparan, dan tepat sasaran. Sekarang, Sahabat Muslim tidak perlu lagi khawatir mengenai cara menyalurkan sedekah dengan benar. 

Aplikasi ini juga menawarkan berbagai fitur, seperti informasi masjid terdekat dan kajian Islam. Hubungi kami sekarang dan manfaatkan kemudahan bersedekah melalui ArahMuslim untuk berkontribusi dalam kesejahteraan Anda!

Referensi:

https://www.megasyariah.co.id/id/artikel/edukasi-tips/donasi-dan-amal/bulan-muharram

https://www.detik.com/sulsel/berita/d-7424797/7-puasa-sunnah-di-bulan-muharram-jadwal-niat-dan-keutamaannya

https://mui.or.id/baca/berita/niat-puasa-tasua-asyura-di-muharram-berikut-jadwal-dan-keutamaannya

5 Perbuatan yang Mengundang Pertolongan Allah

Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mengundang pertolongan-Nya. Berikut adalah lima perbuatan yang dapat mengundang pertolongan Allah yang patut kita amalkan.

Sholat Tepat Waktu

Sholat adalah tiang agama dan kewajiban utama bagi setiap Muslim. Sholat tepat waktu menunjukkan ketaatan kita kepada Allah dan menjadi bukti nyata iman. Rasulullah SAW bersabda: 

“Sholatlah sebagaimana kalian melihat aku sholat” (HR. Bukhari).

Dengan sholat tepat waktu, kita memohon ridha dan pertolongan Allah dalam setiap aspek kehidupan kita.

Berbuat Kebaikan kepada Sesama

Merupakan cerminan dari akhlak yang mulia. Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik dan akan memberikan pertolongan-Nya kepada mereka yang ikhlas dalam membantu orang lain. Dalam Al-Qur’an disebutkan:

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan walaupun sebesar zarrah, niscaya dia akan melihat balasannya.” (QS. Az-Zalzalah: 7).

Bersedekah

Sedekah adalah salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan. Sedekah tidak hanya membantu yang membutuhkan, tetapi juga membersihkan harta dan jiwa kita. Allah menjanjikan pahala berlipat ganda bagi mereka yang bersedekah dengan hati yang ikhlas. Dalam Al-Qur’an disebutkan:

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.” (QS. Al-Baqarah: 261).

Senantiasa Memohon Ampunan (Istighfar)

Memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah kita perbuat merupakan langkah penting dalam mendekatkan diri kepada Allah. Istighfar tidak hanya membersihkan jiwa, tetapi juga membuka pintu rezeki dan pertolongan dari Allah. Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah akan menjadikan setiap kesedihannya kegembiraan, setiap kesempitannya jalan keluar, dan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR. Ahmad).

Berdoa dengan Khusyuk

Doa adalah senjata bagi orang beriman. Dengan berdoa, kita menunjukkan ketergantungan kita hanya kepada Allah. Berdoa dengan khusyuk dan penuh keyakinan akan mengundang pertolongan Allah dalam setiap kesulitan yang kita hadapi. Allah berfirman:

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 186).

Mengundang pertolongan Allah bukanlah hal yang sulit jika kita selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada-Nya melalui sholat tepat waktu, berbuat kebaikan, bersedekah, memohon ampunan, dan berdoa dengan khusyuk. Dengan menjalankan kelima perbuatan ini, insya Allah kita akan mendapatkan pertolongan dan keberkahan dalam hidup kita.

Melakukan perbuatan-perbuatan ini, kita tidak hanya mengundang pertolongan Allah, tetapi juga memperoleh ketenangan batin dan kebahagiaan yang sejati. Semoga Allah selalu memberikan kita hidayah dan pertolongan-Nya. Aamiin.

Syarat Memiliki Anak dalam Syariat Islam

Memiliki keturunan merupakan anugerah yang luar biasa dalam Islam. Di dalam Al-Qur’an dan hadis, banyak ayat dan riwayat yang menekankan pentingnya memiliki anak dan mendidik mereka dengan baik. 

Namun, dalam Islam, memiliki anak bukan hanya tentang keinginan semata, tetapi juga tentang kesiapan dan tanggung jawab. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang sebelum dibolehkan memiliki anak dalam syariat Islam.

1. Kematangan Mental dan Emosional

Pasangan suami istri yang ingin memiliki anak haruslah sudah matang secara mental dan emosional. Hal ini penting untuk memastikan mereka mampu memberikan kasih sayang, pengasuhan, dan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak mereka.

2. Kemampuan Finansial yang Cukup

Memiliki anak membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, penting bagi pasangan suami istri untuk memiliki kemampuan finansial yang cukup untuk memenuhi kebutuhan anak-anak mereka, baik secara fisik maupun spiritual.

3. Kehidupan Rumah Tangga yang Stabil

Anak-anak membutuhkan lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, penting bagi pasangan suami istri untuk memiliki kehidupan rumah tangga yang stabil dan harmonis sebelum mereka memutuskan untuk memiliki anak.

4. Komitmen untuk Mendidik Anak dengan Baik

Memiliki anak bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan fisik mereka, tetapi juga tentang mendidik mereka dengan baik sesuai dengan ajaran Islam. Orang tua haruslah siap untuk menjadi teladan bagi anak-anak mereka dan membimbing mereka ke jalan yang benar.

5. Memperhatikan Kondisi Kesehatan

Sebelum memiliki anak, penting bagi pasangan suami istri untuk memastikan kondisi kesehatan mereka dalam keadaan baik. Hal ini untuk meminimalisir risiko kesehatan bagi ibu dan bayi selama kehamilan dan persalinan.

6. Mempersiapkan Diri Secara Spiritual

Memiliki anak merupakan amanah dari Allah SWT. Oleh karena itu, penting bagi pasangan suami istri untuk mempersiapkan diri secara spiritual sebelum mereka memutuskan untuk memiliki anak. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbanyak doa, mempelajari ilmu parenting Islami, dan memperkuat iman dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Memiliki anak merupakan anugerah yang luar biasa dalam Islam. Dengan mempersiapkan diri dengan matang dan memahami tanggung jawab yang besar, Anda dapat menyambut kehadiran anak dengan penuh kebahagiaan dan rasa syukur.

Sumber:

Memiliki Anak

Mengungkap 10 Penyebab Doa Belum Terkabul

Sebagai umat muslim, doa merupakan sarana untuk memohon pertolongan dan menjalin hubungan dengan Allah SWT. Namun, tak jarang doa yang dipanjatkan terasa belum terkabul, menimbulkan pertanyaan dan keraguan di hati. 

Hal ini wajar, namun penting untuk Sobat Muslim ingat bahwa Allah SWT memiliki hikmah di balik setiap kejadian, termasuk dalam hal doa.

Berikut adalah beberapa penyebab doa belum dikabulkan dalam Islam, beserta tips agar doa lebih mudah diterima.

Hal-hal yang Membuat Doa Tidak Terkabul

Mengapa doa tidak dikabulkan? Banyak faktor yang dapat mempengaruhi jawaban atas doa kita dan terkadang kita tidak menyadari hal-hal yang bisa menghalangi doa terkabul. Di bawah ini terdapat beberapa alasan umum yang dapat menyebabkan doa tidak terkabul:

1. Melakukan dosa dan memutuskan hubungan persaudaraan

      Rasulullah SAW mengajarkan bahwa doa seorang hamba pasti akan Allah kabulkan selama tidak memutuskan tali persaudaraan. Dia menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama serta menghindari perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, agar doa kita diterima. 

      2. Memohon kepada selain Allah SWT

        Allah SWT adalah Maha Kuasa, dan hanya kepada-Nya seorang muslim seharusnya memohon doa, karena tidak ada yang dapat menandingi kekuatan-Nya. Memohon kepada selain Allah merupakan perbuatan syirik, yaitu menyekutukan Allah, yang merupakan dosa besar dan sangat dibenci oleh Allah SWT.

        3. Melakukan hal-hal yang mendatangkan murka Allah SWT

          Selain melakukan syirik, doa Anda juga tidak akan terkabul jika melakukan tindakan yang membuat Allah SWT murka. Tindakan tersebut meliputi perbuatan seperti menyakiti orang lain, menipu, tidak menghormati orang tua, mengingkari janji, melakukan korupsi, zina, perselingkuhan, dan sebagainya.

          4. Mengkonsumsi atau menggunakan sesuatu yang berasal dari sumber haram

            Mengkonsumsi atau menggunakan harta yang haram merupakan salah satu faktor yang bisa menyebabkan doa Anda tidak terkabul. Oleh karena itu, sebagai seorang Muslim, Anda seharusnya menjauhi segala yang telah Allah haramkan dan menjaga diri dari hal-hal tersebut.

            5. Hanya berdoa di saat kesulitan atau keterdesakan

            Sumber Gambar: Freepik.com

              Doa kamu tidak akan terkabul jika hanya berdoa kepada Allah SWT pada saat-saat tertentu yang terbatas. Sebaiknya, Anda berdoa kepada Allah SWT setiap waktu tanpa dibatasi oleh waktu tertentu.

              Baca Juga: Makna Doa Setelah Wudhu

              6. Kurang berbuat baik kepada sesama

                Rasulullah SAW. mengajarkan bahwa siapa pun yang melakukan kebaikan di dunia ini, maka Allah SWT yang ada di langit akan membalas kebaikan tersebut dengan keberkahan dan kebaikan-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa amal baik yang Anda lakukan terhadap sesama juga akan mendapat balasan yang baik dari Allah SWT.

                7. Allah SWT sengaja menunda pengabulan doa hingga di akhirat sebagai bentuk kasih sayang-Nya

                  Allah mungkin sengaja menunda pemberian jawabannya dan menyimpan pahala doa tersebut untuk diberikan di akhirat kelak. Dengan cara ini, Allah akan mengangkat derajat dan martabat Anda. Pada saat itu, Anda akan merasa sangat bahagia dan bahkan berharap seluruh pahala doa dapat disimpan dan diberikan pada hari akhir nanti.

                  8. Tergesa-gesa saat memanjatkan doa

                    Rasulullah SAW mengajarkan bahwa doa setiap umatnya pasti akan dikabulkan selama mereka tidak terburu-buru atau cepat putus asa. Dia menyarankan agar kita tidak mengucapkan kata-kata seperti, “Aku telah berdoa, namun belum dikabulkan juga”, karena ketergesaan tersebut dapat menghambat terkabulnya doa. 

                    9. Belum sepenuhnya bersungguh-sungguh dalam ketaatan dan ibadah kepada Allah SWT

                    Sumber Gambar: Freepik.com

                    Allah SWT akan mengabulkan doa hamba-Nya yang dengan tulus dan sungguh-sungguh berusaha untuk taat serta beribadah kepada-Nya. Namun, jika Anda tidak tekun dalam beribadah dan enggan menyembah Allah SWT, maka doa tersebut tidak akan dikabulkan oleh-Nya.

                    1. Allah SWT lebih mencintai hamba-Nya yang terus berdoa tanpa putus asa

                    Allah SWT lebih menyukai ketika Anda terus-menerus meminta dan memohon kepada-Nya. Dia menyukai doa-doa panjang Anda pada sepertiga malam dan juga saat kita menangis dengan penuh kekhusyukan, berdoa setelah shalat. Allah senang jika Anda selalu mengingat-Nya dan banyak meminta kepada-Nya di setiap waktu.

                    Baca Juga: Manfaat Membaca Ayat Kursi

                    Tips Agar Doa Lebih Mudah untuk Terkabul

                    Kenapa doa kita tidak dikabulkan? Mendapatkan pengabulan doa adalah harapan setiap muslim, namun tidak selalu doa yang Sobat Muslim panjatkan langsung terkabul sesuai keinginan. Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan kemungkinan doa kita dikabulkan oleh Allah SWT:

                    • Pastikan berada dalam keadaan suci sebelum berdoa.
                    • Memulai dengan memuji Allah SWT.
                    • Menyampaikan Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
                    • Berdoa dengan penuh khusyuk dan ketulusan.
                    • Mintalah ampunan atas segala dosa dan kesalahan yang telah Anda perbuat.
                    • Berdoalah dengan istiqomah dan perbanyak doa terbaik.
                    • Berdoa dengan optimis dan tidak putus asa. 
                    • Menerima Qada dan Qadar.
                    • Bersyukur atas apapun yang Anda dapatkan.

                    Allah SWT Maha Mengetahui dan Bijaksana. Dia akan mengabulkan doa hamba-Nya di waktu yang tepat dan dengan cara terbaik. Memahami alasan mengapa doa belum dikabulkan dapat membantu kita untuk meningkatkan kualitas doa dan memperkuat keimanan. 

                    Janganlah berputus asa dalam berdoa, dan teruslah berusaha menjadi hamba yang taat dan bersyukur.

                    Referensi:

                    https://www.detik.com/hikmah/doa-dan-hadits/d-6999844/catat-ini-7-penyebab-doa-tidak-terkabul

                    https://daaruttauhiid.sch.id/sudah-berdoa-namun-tak-kunjung-terkabul-yuk-simak-5-faktor-penyebab-doa-tak-terkabul

                    https://www.rumahzakat.org/mengapa-doa-tidak-segera-terkabul

                      Pentingnya Memberikan Nama yang Baik pada Anak dalam Perspektif Islam

                      Dalam Islam, nama bukan hanya sekedar identitas, tetapi juga doa dan harapan orang tua untuk masa depan anaknya agar tumbuh menjadi pribadi yang mulia. Nabi Muhammad SAW juga menganjurkan umatnya untuk memilih nama yang indah dan bermakna baik.

                      Sebagaimana terdapat dalam hadits yang dikutip dari buku Ensiklopedi Wanita Muslimah karya Haya binti Mubarak Al-Barik, Abu Darda RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

                      “Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kalian dan nama bapak-bapak kalian. Maka buatlah nama yang baik bagi kalian.” (HR Abu Daud).

                      Oleh karena itu, artikel ini menjelaskan manfaat memilih nama yang baik untuk anak dalam Islam dan beberapa rekomendasi nama yang dapat Sobat Muslim pilih.

                      Mengapa Nama Baik Penting untuk Anak dalam Perspektif Islam?

                      Dalam buku Ritual dan Tradisi Islam Jawa karya Muhammad Sholikhin, Rasulullah SAW menganjurkan para orang tua untuk memberikan nama yang baik kepada anak mereka. Berikut adalah alasan lain pentingnya memberikan nama anak yang baik menurut Islam:

                      1. Doa dan Harapan Orang Tua

                      Nama merupakan doa dan harapan orang tua untuk masa depan anaknya. Ketika memilih nama yang baik, orang tua mendoakan agar anaknya memiliki sifat-sifat mulia dan terhindar dari hal-hal buruk. 

                      2. Identitas dan Kepribadian

                      Nama adalah bagian dari identitas seseorang dan dapat mempengaruhi kepribadiannya. Nama yang baik dapat membangun rasa percaya diri dan harga diri anak, serta mendorong mereka untuk berperilaku sesuai dengan maknanya.

                      3. Teladan Nabi Muhammad SAW

                      Nabi Muhammad SAW selalu memberikan nama yang baik kepada anak-anaknya dan para sahabatnya. Hal ini menunjukkan bahwa beliau sangat memperhatikan pentingnya nama bagi seorang individu.

                      4. Ajaran Islam

                      Dalam Islam, terdapat beberapa pedoman dalam memilih nama anak, di antaranya:

                      • Memilih nama yang memiliki makna yang baik.
                      • Hindari nama yang memiliki makna buruk, seperti nama yang berkaitan dengan setan, api, atau penyakit.
                      • Memilih nama yang sesuai dengan syariat Islam
                      • Hindari nama yang bermakna menyembah selain Allah SWT, seperti nama-nama berhala atau dewa-dewi.
                      • Memilih nama yang mudah diucapkan dan diingat.
                      • Memilih nama yang indah didengar, nama yang indah dapat memberikan kesan positif kepada orang lain.

                      5. Dampak Psikologis

                      Nama yang buruk dapat memberikan dampak psikologis yang negatif bagi anak, seperti rasa malu, minder, dan rendah diri. Oleh karena itu, memilih nama yang baik bagi anak dalam Islam merupakan hal yang sangat penting. 

                      Orang tua harus mempertimbangkan berbagai aspek sebelum memilih nama untuk anaknya, dengan harapan agar anaknya dapat menjadi pribadi yang sholeh.

                      Baca Juga: Etika Bersedekah dalam Islam

                      Bagaimana Cara Memilih Nama Anak yang Baik Sesuai Syariat Islam?

                      Sumber Gambar: Freepik

                      Bagi orang tua yang mencari inspirasi nama anak Islami, penting untuk memperhatikan beberapa aspek seperti makna, keindahan, dan kaitannya dengan nilai-nilai Islam. Berikut adalah tips memilih nama anak Islami yang dapat menjadi panduan:

                      • Mempunyai makna positif dan keberkahan: Pilihlah nama yang mengandung arti positif dan melambangkan keberkahan, seperti nama-nama yang mencerminkan kebijaksanaan, kekuatan, atau kebaikan.
                      • Memiliki bunyi yang indah dan pelafalan yang mudah: Nama yang indah akan membantu anak merasa bangga dan memudahkan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.
                      • Mempunyai kaitan dengan keluarga: Nama yang memiliki hubungan dengan garis keturunan atau tradisi keluarga dapat dipertimbangkan, asalkan memiliki arti yang baik dan sesuai dengan ajaran Islam.
                      • Memiliki makna dalam bahasa lain: Periksa arti nama tersebut dalam berbagai bahasa untuk menghindari makna atau konotasi negatif di luar bahasa asalnya.

                      Baca Juga: Ciri-ciri Orang Terkena Penyakit Ain

                      Rekomendasi Nama-nama Islami untuk Anak yang Bermakna Indah

                      Nama-nama Islami biasanya memiliki makna yang indah dan mendalam, mencerminkan kebaikan, kebijaksanaan, atau keberkahan. Berikut adalah beberapa rekomendasi nama Islami untuk anak laki-laki dan perempuan beserta artinya yang bisa menjadi inspirasi:

                      Nama Anak Laki-Laki Islami

                      • Akbar: Bermakna besar atau agung.
                      • Akhdan: Menggambarkan seorang sahabat yang setia.
                      • Baran: Artinya pria yang mulia.
                      • Baraq: Bermakna pintar dan terang.
                      • Dawa: Lahir di hari Senin.
                      • Dawid: Seorang pangeran yang sangat dicintai.
                      • Dilshad: Menunjukkan sosok yang riang dan ceria.
                      • Dimas: Bermakna berkilauan.
                      • Ghudan: Artinya pagi hari yang cerah.
                      • Ghufair: Menggambarkan sifat pemaaf dan penyayang.

                      Nama Anak Perempuan Islami

                      • Balqis: Merujuk pada ratu Negeri Saba yang bijak.
                      • Chana: Bermakna kesayangan.
                      • Ghina: Melambangkan kekayaan.
                      • Gamila: Menggambarkan sesuatu yang indah.
                      • Qistina: Bermakna keadilan.
                      • Rani: Menunjukkan seorang perempuan sukses.
                      • Zahrah: Bermakna bunga yang cantik dan mekar.

                      Referensi:

                      https://www.prenagen.com/id/nama-bayi-perempuan-islami-dan-artinya

                      https://tentanganak.com/artikel/350-nama-bayi-laki-laki-islami-penuh-berkah

                      https://www.detik.com/hikmah/doa-dan-hadits/d-6750349/anjuran-memberi-nama-bayi-menurut-islam-kapan-sebaiknya-dilakukan#:~:text=Memberi%20nama%20bayi%20dengan%20nama%20yang%20baik%20menjadi%20doa%20dan,nama%20yang%20baik%20dan%20indah.

                      https://www.detik.com/sulsel/berita/d-7303334/1000-nama-bayi-laki-laki-modern-islami-lengkap-dengan-artinya

                      Menyikapi Ramainya Lamaran Kiamat dalam Pandangan Islam

                      Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan ramalan kiamat yang akan terjadi pada tanggal 29 Juni 2024, diprediksi oleh seorang astrolog India bernama Kushal Kumar. Ramalan ini tentu saja menimbulkan kehebohan dan kekhawatiran di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

                      Umat Islam mempunyai kewajiban untuk memiliki keyakinan yang teguh terhadap hari akhir. Namun, Islam tidak mengajarkan kita untuk mengikuti ramalan-ramalan yang tidak didasari oleh dalil dan bukti yang kuat.

                      Di artikel ini terdapat penjelasan mengenai pandangan Fenomena ramalan kiamat dalam Islam yang wajib Sahabat Muslim ketahui.

                      Hadits Mengenai Tanda-Tanda Kiamat dalam Islam

                      Salah satu tanda kiamat besar adalah munculnya api yang besar. Dalam buku “Tanda-tanda Kiamat” karya Atho’illah Umar yang mengutip al Nihayah di al Gharib al Hadits, beberapa riwayat menyebutkan bahwa api tersebut akan muncul dari Yaman, tepatnya di bawah kota Aden. 

                      Kota ini terletak di bagian selatan Jazirah Arab, dekat dengan Hadramaut yang kini dikenal dengan Laut Arab. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW, terdapat sepuluh tanda besar menjelang kiamat.

                      Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Hudzaifah bin Asid Al Ghifari, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa kiamat tidak akan terjadi sampai sepuluh tanda besar muncul terlebih dahulu. 

                      Di antara tanda-tanda tersebut adalah kabut, Dajjal, binatang (ad-dābbah), matahari yang terbit dari barat, turunnya Isa bin Maryam, Ya’juj dan Ma’juj, serta tiga gerhana di timur, barat, dan Jazirah Arab. Tanda terakhir adalah munculnya api dari Yaman yang akan menggiring manusia menuju tempat perkumpulan mereka. 

                      Keadaan Manusia di Hari Kiamat Menurut Islam

                      Sumber Gambar: Freepik.com

                      Dalam Kitab “An-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim” yang diterjemahkan oleh Ali Nurdin, beberapa hadits menyebutkan bahwa seburuk-buruknya manusia adalah mereka yang akan hidup hingga merasakan hari kiamat. 

                      Sementara orang-orang mukmin akan dipanggil oleh Allah terlebih dahulu dan dimatikan sebelum kiamat datang. Rasulullah SAW bersabda, “Manusia semakin kikir, zaman semakin keras, dan kiamat tidak akan terjadi, kecuali kepada seburuk-buruk manusia” (HR. Ibnu Majah).

                      Dalam Kitab “Kasyf al-Minan fi ‘Alama as-Sa’ah wa al Malahim wa al-Fitan” karya Mahmud Rajab Hamady yang diterjemahkan oleh Ibnu Tirmidzi, menyebutkan bahwa Allah SWT akan mengutus angin lembut dari Yaman yang akan mencabut nyawa orang-orang mukmin sebelum datangnya kiamat. 

                      Sebagaimana riwayat dari Abu Hurairah RA dalam Shahih Muslim, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah mengirimkan angin dari arah Yaman yang lebih lembut dari sutera, yang tidak akan meninggalkan seorang pun yang dalam hatinya ada keimanan seberat biji sawi melainkan ia akan dicabut nyawanya” (HR. Muslim). 

                      Setelah angin lembut tersebut, hanya tersisa manusia dengan hati yang buruk yang akan merasakan kedahsyatan hari kiamat. 

                      Bagaimana Islam Memandang Ramalan Kiamat?

                      Dalam Islam, hanya Allah SWT yang mengetahui kapan terjadinya kiamat. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:

                      “Hanya Allah yang mengetahui hari kiamat. Tidak ada seorang pun di bumi maupun di langit yang mengetahuinya, kecuali Dia. Dan tidak seorang pun yang mengetahui kapan terjadinya kiamat itu, kecuali Dia.” (QS An-Naba’: 31)

                      Nabi Muhammad SAW pun pernah mendapatkan pertanyaan tentang kapan terjadinya kiamat. Beliau menjawab bahwa hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Hal ini diriwayatkan dalam sebuah hadits:

                      “Dari Abu Hurairah RA, beliau berkata, ‘Rasulullah SAW ditanya tentang kiamat. Beliau menjawab, ‘Tidak ada yang lebih mengetahui tentangnya selain Allah SWT.’” (HR Bukhari)

                      Ramalan kiamat yang beredar, seperti ramalan 29 Juni 2024, tidak memiliki dasar yang kuat dalam Islam. Sahabat Muslim wajib untuk berhati-hati terhadap ramalan-ramalan yang tidak didasari oleh dalil dan bukti yang kuat. 

                      Lebih baik kita fokus untuk mempersiapkan diri menghadapi kiamat. Berikut tips mempersiapkan diri menghadapi kiamat. 

                      • Meningkatkan iman dan ketakwaan kepada Allah SWT.
                      • Menjalankan ibadah dengan penuh keikhlasan.
                      • Memperbanyak amal saleh.
                      • Berbuat baik kepada sesama.
                      • Menyebarkan ilmu dan kebaikan.
                      • Selalu berdoa kepada Allah SWT agar mendapatkan kekuatan dan keteguhan iman dalam menghadapi kiamat.

                      Referensi:

                      https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-7016146/tanda-terakhir-terjadinya-hari-kiamat-menurut-sabda-rasulullah-saw

                      Hukum Pemberian Gelar Haji dan Batas Usia Berhaji Menurut Islam

                      Di Indonesia, gelar “Haji” dan “Hajjah” telah menjadi tradisi dan kebanggaan bagi mereka yang telah menunaikan ibadah haji ke Baitullah. Banyak yang menganggap gelar ini sebagai simbol ketaatan dan kesalehan. Gelar ini juga seringkali digunakan sebagai bentuk penghormatan kepada mereka yang telah menunaikan ibadah haji.

                      Namun, dalam Islam, tidak ada dalil yang secara khusus mengatur tentang pemberian gelar haji. Gelar ini lebih merupakan tradisi dan kebiasaan yang berkembang di masyarakat, terutama di Indonesia. Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

                      Apa Hukum Memberikan Gelar Haji?

                      Secara hukum, pemberian gelar haji tidak dilarang. Namun, apakah gelar tersebut menjadi riya atau tidak tergantung pada niat masing-masing individu. Jika seorang muslim menggunakan gelar haji untuk mendapatkan pujian dari orang lain atau agar dianggap lebih beriman dan bertakwa, hal ini bertentangan dengan ajaran Islam.

                      Namun, pemberian gelar haji juga memiliki sisi positif dan manfaat. Sebagai contoh, seorang pejabat publik yang telah melaksanakan ibadah haji. Jika ia menggunakan gelar haji untuk meneguhkan komitmennya dalam menjalankan tugas dengan lebih amanah dan adil, hal tersebut dapat memberi dampak positif bagi masyarakat. 

                      Baca Juga: Tempat Bersejarah di Madinah

                      Berapa Batas Usia Muslim yang Berhaji?

                      Sumber Gambar: Freepik.com

                      Ustaz A Solihin As Suhaili menyebutkan bahwa salah satu syarat wajib haji adalah seseorang harus telah mencapai usia baligh atau kedewasaan di dalam buku karyanya “Tuntunan Super Lengkap Haji & Umrah” karya. Jika seorang muslim melakukan ibadah haji sebelum baligh, hajinya tetap sah, tetapi belum memenuhi syarat wajib haji.

                      Imam Al-Ghazali juga menyatakan dalam karya “Ringkasan Ihya’ Ulumuddin” bahwa ibadah haji seorang anak kecil yang sudah bisa membedakan baik dan buruk serta dapat melakukan ihram secara mandiri, tetap sah. Namun, jika anak tersebut belum mampu, wali mereka bisa melakukan ihram sebagai pengganti. 

                      Jika seorang anak mencapai baligh saat berada di Arafah atau dalam perjalanan menuju Muzdalifah dan kembali ke Arafah sebelum fajar pada hari raya, maka ibadah hajinya tetap sah tanpa kewajiban membayar dam atau denda.

                      Apa Pandangan Islam Tentang Gelar Haji?

                      Pandangan ulama tentang pemberian gelar haji seringkali menjadi perdebatan, terutama terkait niat dan tujuan dari penggunaan gelar haji di Indonesia. Berikut adalah beberapa pandangan yang perlu Anda ketahui:

                      Ulama yang memperbolehkan:

                      • Gelar haji dianggap sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan kepada mereka yang telah menunaikan ibadah haji.
                      • Gelar haji dapat menjadi motivasi bagi orang lain untuk menunaikan ibadah haji.
                      • Gelar haji tidak mengubah status seseorang dalam Islam.

                      Ulama yang melarang:

                      • Gelar haji dianggap sebagai bentuk kesombongan dan riya.
                      • Gelar haji dapat menimbulkan kecemburuan sosial.
                      • Gelar haji tidak memiliki dasar dalam agama Islam.

                      Referensi:

                      https://www.detik.com/hikmah/haji-dan-umrah/d-7406732/hukum-pemberian-gelar-haji-dan-syarat-usia-berhaji-dalam-islam

                      Apa Saja Keistimewaan Sedekah Subuh?

                      Sedekah subuh merupakan amalan mulia yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda: 

                      “Setiap pagi malaikat penjaga siang dan malam berkumpul, kemudian mereka saling bertanya, ‘Siapa yang bersedekah pada malam ini?’ Malaikat malam berkata, ‘Ada yang bersedekah pada malam ini.’ Malaikat siang berkata, ‘Semoga Allah membalasnya dengan kebaikan.'” (HR. Tirmidzi).

                      Keutamaan Sedekah Subuh

                      • Mendapatkan doa malaikat: Malaikat yang bertugas di malam dan siang hari akan mendoakan orang yang bersedekah subuh.
                      • Mempermudah terkabulnya doa: Sedekah subuh dapat membantu melancarkan rezeki dan terkabulnya doa.
                      • Menghapus dosa: Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.
                      • Membersihkan dan meningkatkan keberkahan harta: Sedekah dapat membersihkan harta dari riba dan zakat yang belum dikeluarkan.
                      • Dijauhkan dari pintu neraka: Sedekah dapat menjadi penebus dosa dan menghindarkan dari siksa neraka.

                      Baca Juga:

                      Hukuman bagi Orang yang Suka Menunda Salat

                      Waktu Terbaik Melakukan Sedekah Subuh

                      Waktu terbaik untuk melakukan sedekah subuh adalah setelah sholat subuh hingga terbitnya matahari. Namun, jika tidak memungkinkan, Anda dapat bersedekah kapan saja di pagi hari.

                      Cara Melakukan Sedekah Subuh

                      1. Niat: Niatkan sedekah subuh dengan ikhlas dan semata-mata untuk mencari ridha Allah SWT.
                      2. Siapkan uang atau barang yang akan disedekahkan.
                      3. Berikan kepada orang yang membutuhkan, seperti fakir miskin, anak yatim piatu, atau korban bencana.
                      4. Doakan orang yang menerima sedekah.

                      Bentuk-Bentuk Sedekah Subuh

                      Sedekah subuh tidak harus berupa uang. Anda dapat bersedekah dengan berbagai bentuk, seperti:

                      • Memberikan makanan: Memberikan makanan kepada orang yang membutuhkan, seperti sarapan pagi untuk anak-anak jalanan.
                      • Memberikan pakaian: Memberikan pakaian layak pakai kepada orang yang tidak mampu.
                      • Memberikan waktu: Menyumbangkan waktu dan tenaga untuk membantu orang lain, seperti mengajar anak-anak di panti asuhan.
                      • Memberikan ilmu: Berbagi ilmu dan pengetahuan kepada orang lain, seperti mengajar di masjid atau musala.
                      • Memberikan senyuman: Memberikan senyuman dan keramahan kepada orang lain juga merupakan bentuk sedekah.

                      Referensi:

                      Sedekah Subuh

                      Catat! Ciri-ciri Haji Mabrur yang Perlu Umat Muslim Ketahui

                      Haji mabrur dalam bahasa Indonesia artinya haji yang diterima dengan sempurna oleh Allah SWT. Hal tersebut merupakan dambaan tertinggi bagi umat Islam yang melaksanakan ibadah haji. Dengan kata lain, haji mabrur bukan sekadar menunaikan rangkaian ritual haji dengan benar tetapi juga menunjukkan perubahan diri yang positif dan membawa keberkahan. 

                      Lantas, seperti apa ciri-ciri haji mabrur? Simak penjelasannya di bawah ini, ya!

                      Ciri-ciri Haji Mabrur

                      1. Menjaga Lisan (Thayyibul Kalam)

                      • Jamaah haji mabrur senantiasa menjaga lisannya dengan menghindari kata-kata kasar, mencaci maki, dan berkata kotor.
                      • Mereka selalu berbicara dengan sopan, santun, dan penuh kasih sayang kepada sesama.

                      2. Menebarkan Kedamaian (Ifsya’us Salam)

                      • Jamaah haji mabrur tidak hanya menjaga lisannya, tetapi juga menyebarkan kedamaian di mana pun mereka berada.
                      • Mereka selalu tersenyum, menyapa dengan ramah, dan membantu orang lain yang membutuhkan.

                      Baca Juga:

                      Seperti Apa Tanggung Jawab Ayah Tiri?

                      3. Memiliki Kepedulian Sosial (Ith’amut Tha’am)

                      • Ciri ketiga ini menunjukkan bahwa jamaah haji mabrur memiliki kepedulian tinggi terhadap sesama.
                      • Mereka tidak hanya fokus pada ibadah pribadi, tetapi juga tergerak untuk membantu orang lain yang kurang beruntung.
                      • Mereka menyisihkan sebagian rezekinya untuk memberi makan orang-orang yang lapar dan membantu mereka yang membutuhkan.

                      Tips Haji Mabrur

                      Sebelum Keberangkatan

                      • Niatkan Ibadah dengan Ikhlas

                      Pastikan niat Anda untuk berhaji semata-mata karena Allah SWT, bukan karena hal-hal duniawi seperti gengsi atau status sosial.

                      • Perdalam Ilmu dan Pemahaman

                      Pelajari dengan baik tentang rukun, wajib, dan sunnah haji. Pahami hikmah di balik setiap amalan yang dilakukan. Banyak sumber belajar tersedia, seperti mengikuti bimbingan haji, membaca buku, atau mengikuti kajian.

                      • Persiapkan Fisik dan Mental

                      Haji membutuhkan stamina yang baik. Jaga kesehatan dengan berolahraga dan pola makan yang sehat. Persiapkan mental Anda untuk menghadapi tantangan selama berada di tanah suci, seperti cuaca panas dan padatnya jamaah.

                      • Lunasi Utang dan Persiapkan Bekal

                      Sebelum berangkat, pastikan Anda telah melunasi hutang dan menyiapkan bekal yang cukup untuk keperluan selama di tanah suci. Ini akan membuat Anda fokus beribadah tanpa terbebani masalah keuangan.

                      Selama di Tanah Suci

                      • Khusyuk dan Fokus

                      Jalankan seluruh rangkaian ibadah haji dengan khusyuk dan fokus. Hindari hal-hal yang dapat mengganggu kekhusyukan ibadah, seperti bercanda gurau atau berdebat dengan sesama jamaah.

                      Baca Juga:

                      Waktu Terbaik Berangkat Umrah

                      • Ikuti Tuntunan

                      Lakukan setiap rukun dan wajib haji sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Jika ragu, jangan sungkan untuk bertanya kepada pembimbing haji yang terpercaya.

                      • Jaga Lisan dan Perilaku

                      Hindari perkataan kasar, mencaci maki, dan berdebat. Jaga lisan Anda dan santuni sesama jamaah haji.

                      • Menebarkan Kedamaian

                      Sebarkan semangat persaudaraan dan kedamaian di mana pun Anda berada. Bantu jamaah lain yang membutuhkan dan jalin komunikasi yang baik.

                      • Dermawan dan Peduli Sesama

                      Sisihkan sebagian bekal Anda untuk membantu jamaah lain yang kurang mampu. 

                      Setelah Kepulangan

                      • Pertahankan Perubahan Diri

                      Jaga perubahan positif yang Anda peroleh selama haji. Terapkan ilmu dan pengalaman yang didapat dalam kehidupan sehari-hari. 

                      • Menjadi Teladan

                      Berbagi pengalaman dan ilmu haji Anda kepada orang lain. Ajak keluarga dan lingkungan sekitar untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan.

                      • Amal Saleh Berkelanjutan

                      Perbanyak amal saleh setelah kembali dari haji.  

                      Sumber referensi:

                      Haji Mabrur

                      Tebar Cahaya Kebaikan: Ini Pentingnya Wakaf Al-Qur’an

                      Di era digital ini, akses informasi dan ilmu pengetahuan semakin mudah didapatkan. Namun, ironisnya, masih banyak saudara-saudara kita di pelosok negeri yang kesulitan untuk mendapatkan Al-Qur’an, atau memiliki Al-Qur’an yang layak, kitab suci yang menjadi pedoman hidup umat Muslim. 

                      Wakaf Al-Qur’an hadir sebagai solusi untuk menebar cahaya kebaikan & membuka gerbang ilmu bagi mereka yang membutuhkan. Yuk kita ulas lebih dalam tentang wakaf Al-Qur’an & bagaimana Sahabat Muslim dapat berkontribusi dalam menyebarkan manfaatnya.

                      Mengapa Wakaf Al-Qur’an Penting?

                      Wakaf Al-Qur’an memiliki banyak keutamaan, baik bagi Al-Waqif (orang yang berwakaf) maupun penerimanya. Berikut beberapa alasan mengapa wakaf Al-Qur’an penting:

                      • Menyebarkan Ilmu & Kebaikan

                      Wakaf Al-Qur’an memungkinkan lebih banyak orang untuk mempelajari dan memahami isi Al-Qur’an, yang akan membawa mereka ke jalan yang benar dan meningkatkan keimanan.

                      • Meningkatkan Pahala

                      Wakaf adalah amal jariyah yang pahalanya akan terus mengalir, bahkan setelah orang yang berwakaf itu meninggal dunia. Setiap huruf yang dibaca dari Al-Qur’an yang diwakafkan akan mendapatkan pahala, masyaAllah. 

                      • Membantu Masyarakat

                      Wakaf Al-Qur’an membantu masyarakat yang membutuhkan, terutama di daerah terpencil yang akses terhadap Al-Qur’an masih terbatas.

                      • Membangun Generasi Qur’ani

                      Dengan menyediakan Al-Qur’an, Sahabat Muslim dapat membantu membangun generasi penerus yang cinta Al-Qur’an dan berakhlak mulia.

                      Bagaimana Cara Melakukan Wakaf Al-Qur’an?

                      Wakaf Al-Qur’an dapat dilakukan dengan mudah melalui berbagai lembaga dan organisasi terpercaya. Salah satunya melalui ArahMuslim, Sahabat Muslim dapat memilih berbagai program Wakaf Al-Qur’an di ArahMuslim, yang tentunya telah bekerja sama dengan lembaga-lembaga terpercaya. 

                      Setiap wakaf Al-Qur’an, nominal berapapun, dapat memberikan dampak yang besar bagi kehidupan orang lain. Dengan berwakaf Al-Qur’an, Sahabat Muslim telah berkontribusi dalam menyebarkan ilmu dan kebaikan, meningkatkan pahala, membantu masyarakat, dan membangun generasi Qur’ani.

                      Tunggu apa lagi? Yuk kita tebarkan cahaya kebaikan melalui Wakaf Al-Qur’an. Klik menu ‘Wakaf’ untuk melakukan kebaikan sekarang.