5 Sifat Nabi Muhammad SAW yang Patut Diajarkan pada Anak

Sebagai umat muslim, kita diperintahkan untuk selalu melestarikan dan meneladani sifat Nabi Muhammad SAW. Beberapa diantaranya dapat diajarkan kepada anak sejak dini agar sifat-sifat tersebut melekat pada diri mereka hingga dewasa.

Sabar

Nabi Muhammad SAW memiliki sifat sabar yang luar biasa, baik di dalam hatinya maupun sikapnya. Kesabarannya tersebut dibuktikan saat ia memperjuangkan untuk menyebarkan ajaran agama Islam. Beliau tidak pernah sekalipun membalas orang-orang yang mencoba untuk mencemoohnya. Sebaliknya, Rasulullah mendoakan yang terbaik untuk orang-orang tersebut.

Jujur

Nabi Muhammad SAW merupakan manusia yang sangat amanah dan jujur, hingga ia diberikan gelar Al Amin oleh penduduk Mekah. Sifat ini wajib diajarkan kepada anak karena sifat jujur akan mendatangkan sifat baik lainnya, seperti bertanggung jawab, menepati janji, serta melaksanakan perintah.

Tidak Sombong

Rasulullah SAW tidak pernah merasa sombong sedikitpun. Ia selalu bersikap rendah hati dan tidak pernah merendahkan orang lain. Menurutnya, sikap sombong bisa membawa malapetaka untuk siapa saja yang telah melakukannya.

Hormat kepada Orang Tua

Meskipun Nabi Muhammad telah menjadi yatim piatu sejak kecil, namun ia sangat menghormati orang tua. Ia selalu mengajarkan hal ini kepada setiap umatnya agar mendapatkan ridho Allah SWT.

Taat Beribadah

Bukan hanya ibadah wajib, Nabi Muhammad SAW selalu menjalankan ibadah sunnah. Ia senantiasa berdoa sebelum dan setelah melakukan aktivitas apa saja sebagai bentuk ketaatan seorang hamba kepada Allah SWT.

Sumber:

kemdikbud.go.idhttps://lldikti5.kemdikbud.go.id › home › detailpost › sif…

https://yatimmandiri.org/blog/sejarah/sifat-nabi-muhammad-saw/

Apa Saja Keringanan yang Didapatkan Jemaah Haji Lansia?

pada Dhuba’ah binti Zubair dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim.

Dhuba’ah pun berkata, “Ya Rasulullah, aku bermaksud hendak menunaikan ibadah haji, tetapi aku sakit, bagaimana itu?” Maka Rasulullah SAW pun bersabda, “Berhajilah dan syaratkan dalam niatmu akan tahallul (berhenti) jika tak sanggup meneruskannya karena sakit.”

Thawaf Diperbolehkan saat Najis

Jemaah haji lansia yang terkena najis, seperti menderita sakit wasir, beser, istihadhah atau keluar darah di luar masa haid, buang angin terus-menerus. Jika hal ini terjadi, tetap dianggap sah dan tidak dikenakan sanksi.

Menggunakan Kursi Elektrik atau Skuter saat Thawaf

Hal ini dibolehkan oleh tiga ulama mazhab, yaitu Syafi’i, Hanafi dan Maliki.

Tidak Perlu Salat Tiap Waktu di Masjidil Haram

Tidak memaksakan diri untuk salat setiap waktu di Masjidil Haram agar para jemaah haji lansia bisa tetap menjaga kesehatan untuk menghadapi puncak ibadah haji. Solusinya, para jemaah bisa mengerjakan salat di hotel atau masjid terdekat sebab pahala salat di seluruh tanah haram Makkah sama dengan pahala salat di Masjidil Haram.

Keringanan Sa’i

Imam Hanafi memberikan solusi kepada jemaah lansia yang tidak bisa menyelesaikan sa’i sebanyak 7 kali perjalanan, yaitu melakukan sa’i hanya 4 perjalanan atau lebih dan wajib membayar Dam.

Akan tetapi, apabila sa’i hanya dilakukan sebanyak 3 perjalanan atau kurang dari itu, jemaah diwajibkan membayar denda setiap satu perjalanan sebesar 1,2 kg beras.

Tidak Diwajibkan Mabit di Muzdalifah dan Mina

Meskipun masuk ke dalam wajib haji dalam pengerjaannya, namun kewajiban mabit di Muzdalifah dan Mina bisa gugur bagi lansia. Dalam sebuah hadis dari Aisyah RA, ia menceritakan Rasulullah SAW mengizinkan dirinya tidak mabit.

“Saudah adalah seorang wanita yang gemuk, lamban, dan susah bergerak, lalu dia minta izin kepada Rasulullah SAW untuk bertolak meninggalkan mabit di Muzdalifah, kemudian beliau mengizinkan kepadanya, dan saya (Aisyah) sangat senang permintaan izin Saudah untuk tidak mabit dipenuhi oleh Nabi Muhammad SAW, lalu beliau pun mengizinkan kepada saya.” (HR As-Syaikhoni dan Ahmad).

Diwakili saat Melontar Jumrah

Bagi jemaah haji lansia, lontar jumrah dapat diwakilkan kepada orang lain, baik keluarganya, ketua rombongan atau mengupah orang yang mau mewakilinya.

Tidak Diwajibkan Thawaf Wada’

Thawaf wada’ atau thawaf perpisahan dapat gugur bagi jemaah lansia. Hal ini dijelaskan Dalam Kitab al-Ifshah ‘ala Mashail al-Idhah dijelaskan tentang sabda Rasulullah SAW dari Ibnu Abbas RA, yaitu:

“Mereka yang termasuk mendapat keringanan seperti orang yang sedang dalam keadaan haid yaitu: wanita yang nifas, wanita yang istihadhah (keluar darah penyakit), orang yang kencing terus-menerus (beser), anak kecil, orang yang dalam keadaan lemah, orang yang kena luka darahnya keluar terus menerus yang tidak mungkin dia masuk ke dalam masjid, orang yang dalam tekanan/paksaan, orang yang takut dari perbuatan orang dzalim, dan orang yang tertinggal dari rombongannya. Mereka itulah orang-orang yang tergolong berhalangan (udzur syar’i) sehingga tidak wajib melaksanakan tawaf wada’ dan gugur dari kewajiban membayar Dam dan mereka tidak berdosa.” (HR Bukhari dan Muslim)

Sumber:

https://www.detik.com/hikmah/haji-dan-umrah/d-6735128/9-keringanan-bagi-jemaah-haji-lansia-catat-ya
https://makassar.antaranews.com/berita/482541/jamaah-calon-haji-lansia-diimbau-manfaatkan-keringanan-hukum-rukhsah-berhaji

7 Tempat Bersejarah di Madinah yang Harus Dikunjung

Madinah merupakan salah satu kota suci utama bagi umat muslim di seluruh dunia. Dari kawasan ini, terdapat beberapa tempat yang dianggap memiliki sejarah penting dalam perkembangan agama Islam. Tempat-tempat tersebut kerap menjadi tujuan utama para jamaah yang sedang beribadah haji maupun umrah.

Jabal Uhud

Jabal Uhud, sering disebut Gunung Uhud atau Bukit Uhud berlokasi sekitar 5 km sebelah utara Kota Madinah. Bagi umat muslim yang sedang melaksanakan ibadah umrah atau haji biasanya menyempatkan diri untuk mengunjungi tempat ini.

Masjid Quba

Masjid ini merupakan masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah SAW pada tahun 1 Hijriah (622 Masehi). Lokasinya berada tepat 5 km sebelah tenggara Kota Madinah.

Masjid Al-Qiblatain

Masjid ini merupakan saksi perpindahan arah kiblat dari sebelumnya di Masjid Al-Aqsa di Palestina ke Masjidil Haram.

Museum Hejaz Railway

Museum ini merupakan bekas stasiun kereta api ikonik yang pernah beroperasi menghubungkan Damaskus dan Madinah. Di sini, umat muslim dapat menemukan berbagai artefak menarik, seperti manuskrip langka dan senjata perang kuno. Selain memiliki nilai sejarah yang berharga, museum ini juga telah ditetapkan sebagai situs warisan dunia UNESCO.

The Desert of Saleh

Tempat bersejarah ini berlokasi di selatan Al Nafud. Makam dan kuburan raksasa situs ini dianggap sebagai salah satu warisan sejarah.

Kota Al Ula

Kota bersejarah ini terletak di sebelah utara Madinah. Diriwayatkan bahwa dulunya kota ini menjadi kota yang dihindari oleh Nabi Muhammad SAW akibat kawasannya yang terkenal berhantu.

Kota Al Ula merupakan tempat bersemayam para jin dan turunya azab bagi kaum Nabi Saleh. ​​Di kota ini terdapat situs arkeologi Mada’in Saleh yang dibangun oleh kaum Nabatean lebih dari 2000 tahun lalu. Sekarang, Kota Al Ula menjadi objek wisata yang bisa dikunjungi.

Makam Rasulullah SAW

Apabila pergi ke Masjid Nabawi di Madinah, maka kita akan menemukan Makam Nabi Muhammad SAW di dalamnya. Makam ini tentunya menjadi tujuan utama bagi umat muslim yang berada di tanah suci. Hanya saja, makam ini tidak dapat dikunjungi secara bebas karena Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi melarang perempuan mengunjungi makam Nabi Muhammad di Kota Madinah.

Sumber: 

https://travel.tempo.co/read/1663177/12-tempat-bersejarah-di-madinah-dan-mekah-ada-kota-yang-dihindari-nabi-muhammad

https://www.detik.com/hikmah/foto/d-6700320/7-tempat-bersejarah-di-madinah-muslim-wajib-kunjungi-ya/8

Keutamaan Membaca Asmaul Husna Setiap Hari, Apa Saja?

Sebagai umat muslim, kita dianjurkan untuk mengingat dan membaca gambaran sifat-sifat Allah SWT, yaitu 99 Asmaul Husna. Tujuannya agar kita dapat mendekatkan diri pada Allah SWT sehingga diberikan keberkahan serta ketenangan lahir dan batin.

Hal ini tercantum pada beberapa ayat di Al-Qur’an, salah satunya adalah Al-A’raf ayat 180, yaitu:

وَلِلَّهِ ٱلْأَسْمَآءُ ٱلْحُسْنَىٰ فَٱدْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا۟ ٱلَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِىٓ أَسْمَٰٓئِهِۦ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Artinya: “Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raf: 180)

Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga pernah menyebutkan bahwa barangsiapa yang membaca doa dengan memasukkan Asmaul Husna di dalamnya, maka doanya akan diperkenankan.

Nabi SAW bersabda, ‘Tahukah kamu sekalian, orang itu berdoa dengan apa? Dia menyebut nama Allah yang Agung di dalam doanya. Yang apabila nama-Nya disebut, Allah pasti mengabulkan doanya, dan apabila memohon sesuatu dengan-Nya pasti diberi,'” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah).

Berikut ini merupakan penjelasan manfaat dan keutamaan membaca Asmaul Husna.

Mengenal Allah SWT

Membaca sekaligus memahami Asmaul Husna akan membantu kita untuk lebih mengenal Allah SWT lebih dalam sehingga kita akan semakin yakin bahwa Allah SWT layak untuk disembah. 

Kesempurnaan pada makna Asmaul Husna akan menyadarkan kita sebagai manusia bahwa tidak boleh berharap lebih kepada manusia lainnya.  Hanya Allah SWT semata yang pantas untuk diharapkan dalam segala urusan di dunia maupun akhirat.

Meningkatkan Keimanan

Membacanya secara berulang dan konsisten akan menambah tingkat keimanan kepada Allah SWT karena sifat-sifat dalam Asmaul Husna akan membuktikan bahwa hanya Allah lah yang maha besar dan patut disembah.

Senantiasa Bersyukur

Tanpa mengetahui kebesaran Allah SWT dalam Asmaul Husna, kita akan kesulitan untuk bersyukur atas kenikmatan dan keselamatan yang telah diberikan Allah SWT dalam hidup kita. Tanpa sifat-sifatnya tersebut, kita tidak akan bisa selamat baik di dunia maupun akhirat.

Mengingat Hukum dan Aturan Allah SWT

Hukum dan aturan yang telah ditetapkan Allah SWT tidak dapat diubah maupun ditawar. Dengan mengingat dan membaca Asmaul Husna, kita akan senantiasa menjalankannya agar mendapatkan keselamatan dan keberkahan.

Mendapatkan Ridha Allah SWT

Membaca Asmaul Husna akan menambah motivasi diri untuk mencari Ridha Allah SWT. Hal ini bisa kita dapatkan apabila kita benar-benar mengingat sifat-sifat Allah SWT dan mengikuti hukum serta aturan yang telah ditetapkan.

Sumber:

https://www.detik.com › detikJabar › Berita

https://www.merdeka.com › JATENG › RAGAM

5 Amalan untuk Meningkatkan Keimanan di Bulan Syawal

Secara etimologis, kata Syawal memiliki arti “peningkatan”. Melalui arti ini, hendaknya seluruh umat muslim turut meningkatkan amalan ibadah, kualitas iman dan ketakwaan pada bulan Syawal setelah selesai bulan Ramadhan.

Berikut ini merupakan 5 amalan yang bisa Anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Silaturahmi

Silaturahmi dengan saudara dan kerabat bukan hanya sekedar tradisi belaka. Kegiatan ini memiliki banyak sekali manfaat, seperti mendatangkan rezeki dengan saling mendoakan kebaikan dan memaafkan. Rasulullah SAW pun telah menganjurkan kegiatan silaturahmi sebagaimana di dalam hadits berikut.

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ فِي رِزْقِهِ وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ، أخرجه البخاري.

“Siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaknya ia menyambung silaturahmi-nya (dengan kerabat).”(HR. Bukhari)

Puasa Syawal

Amalan selanjutnya adalah berpuasa yang dapat dilakukan sehari setelah Shalat Idul Fitri atau tanggal 2 Syawal hingga berakhirnya bulan Syawal. Adapun dalam pengerjaannya dapat dilaksanakan secara berturut-turut atau acak.

Puasa syawal juga dianjurkan

 oleh Rasulullah SAW sebagaimana di dalam hadits berikut.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Siapa saja yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim).

Membangun Rumah Tangga

Menikah atau menikahkan sanak keluarga merupakan amalan yang dianjurkan di bulan Syawal. Hal ini tertuang dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah Radhiyallahu Anha.

تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَوَّالٍ وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي

Artinya: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menikahiku pada bulan Syawal dan berkumpul denganku pada bulan Syawal, maka siapa di antara istri-istri beliau yang lebih beruntung dariku?” (HR Muslim).

I’tikaf

Meskipun kebiasaan i’tikaf identik dikerjakan pada bulan Ramadhan, namun kegiatan ini juga disunnahkan pada bulan Syawal. Tujuannya adalah agar hati dan keimanan senantiasa terjaga dan mendapatkan ketenangan sepenuhnya bersama Allah SWT.

Sedekah

Rasa syukur atas hari kemenangan Idul Fitri dapat disalurkan dengan meningkatkan ibadah sedekah dan ibadah sosial lainnya. Hal ini disebutkan Rasulullah SAW kepada Asma’ binti Abi Bakr, yaitu:

أنفقي أَوِ انْفَحِي ، أَوْ انْضَحِي ، وَلاَ تُحصي فَيُحْصِي اللهُ عَلَيْكِ ، وَلاَ تُوعي فَيُوعي اللهُ عَلَيْكِ

“Infaqkanlah hartamu. Janganlah engkau menghitung-hitungnya (menyimpan tanpa mau mensedekahkan). Jika tidak, maka Allah akan menghilangkan barokah rizki tersebut. Janganlah menghalangi anugerah Allah untukmu. Jika tidak, maka Allah akan menahan anugerah dan kemurahan untukmu.”

Sumber:

https://mui.or.id/mui-provinsi/mui-sulsel/35032/empat-amalan-dianjurkan-di-bulan-syawal/

Calon Jemaah Haji Wajib Catat! Tips Hadapi Cuaca Ekstrem di Arab Saudi

Puncak haji merupakan momen yang sangat penting bagi calon jemaah haji. Berbagai persiapan dilakukan demi keberlangsungan ibadah haji yang aman dan nyaman. Tidak terkecuali dengan persiapan fisik.

Kondisi gelombang panas yang sangat berbeda dengan Indonesia, tentu membuat banyak calon jemaah harus menjaga fisik lebih ekstra. Apabila tidak, maka cuaca ini akan bisa memengaruhi kondisi kesehatan calon jemaah.

Berikut merupakan beberapa tips yang dapat dilakukan dalam menghadapi cuaca ekstrem di Arab Saudi.

Perbanyak Minum Air Mineral

Jemaah wajib membawa air mineral selama menjalankan ibadah, khususnya saat berada di luar ruangan. Hal ini perlu agar jemaah terhindar dari dehidrasi. Selain membawa air mineral, jemaah juga bisa mengonsumsi air zam-zam karena mengandung banyak zat yang baik untuk tubuh dan mampu membunuh kuman. 

Tips lainnya agar terhindar dehidrasi adalah meminum air oralit dan isotonik.

Istirahat Cukup

Jemaah disarankan untuk tidak terlalu lelah dan menghindari aktivitas luar ruangan yang tidak berhubungan dengan rangkaian ibadah haji. Pastikan untuk beristirahat dengan cukup agar stamina tetap terjaga dan ibadah haji pun dapat dilaksanakan secara optimal.

Gunakan Pelindung Tubuh

Gunakanlah pakaian dengan bahan yang sejuk dan dapat menyerap keringat dengan baik. Selain itu, jemaah juga diwajibkan melapisi kulit dengan tabir surya untuk melindungi kulit dari sinar UV matahari.

Penuhi Gizi Seimbang

Pastikan untuk makan tepat waktu dan mengonsumsi makanan yang sehat serta bergizi. Contohnya, yaitu sayur dan buah-buahan atau makanan yang mengandung banyak air agar kebutuhan cairan dalam tubuh tetap stabil.

Sumber:

https://www.beritasatu.com/nasional/1044000/tips-menjaga-fisik-saat-puncak-haji-selama-cuaca-panas-ekstrem-di-arab-saudi

Kapan Nuzulul Quran Terjadi? Ini Dalilnya!

nuzulul quran

Kata Nuzulul Quran berasal dari dua kata, yaitu Nuzul yang artinya menurunkan sesuatu dari tempat tinggi ke rendah dan Al Quran yang merupakan kitab suci umat Islam. Nuzulul Quran merupakan peristiwa mukjizat turunnya wahyu pertama dari Allah SWT kepada Rasulullah SAW sebagai petunjuk bagi umat manusia.

Pada malam yang istimewa ini, seluruh umat islam dapat memperbanyak ibadah, seperti beriktikaf di masjid, tadarus Quran, memperbanyak zikir dan sedekah, serta memperbaiki sikap guna mengharapkan berkah.

Dalil Nuzulul Quran

Dalil utama yang membahas Nuzulul Quran adalah pada surah Al Baqarah ayat 185. Pada surah ayat ini Allah SWT berfirman,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗوَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗيُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖوَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Artinya: “Bulan Ramadhan merupakan (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia serta penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta menjadi pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapapun di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu (Ramadhan), berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah sesungguhnya menghendaki kemudahan atasmu dan tidak menghendaki kesulitan. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.”

Waktu Peristiwa Nuzulul Quran

Terdapat dua pendapat yang berbeda mengenai waktu peristiwa terjadinya Nuzulul Quran, antara lain:

Malam ke-17 Bulan Ramadhan

Dalil yang menerangkan bahwa Nuzulul Quran terjadi pada 17 Ramadhan adalah surah Al-Anfal ayat 41, berbunyi:

وَاعْلَمُوْٓا اَنَّمَا غَنِمْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَاَنَّ لِلّٰهِ خُمُسَهٗ وَلِلرَّسُوْلِ وَلِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَابْنِ السَّبِيْلِ اِنْ كُنْتُمْ اٰمَنْتُمْ بِاللّٰهِ وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعٰنِۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Artinya: “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya sesuatu yang kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka seperlimanya adalah hak Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan ibnu sabil, jikalau kamu beriman kepada Allah serta kepada apa yang Kami turunkan (Al-Qur’an) kepada hamba Kami (Nabi Muhammad SAW) pada hari al-furqān (pembeda), yaitu pada hari bertemunya dua pasukan (Perang Badar). Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Melalui Tafsir Quran Kemenag, referensi tanggal Perang Badar dalam ayat di atas bertepatan pada tanggal 17 bulan Ramadhan tahun kedua Hijriah.

10 Malam Terakhir Bulan Ramadhan

Dalil yang dijadikan sebagai landasan bahwa malam Nuzulul Quran terjadi pada 10 malam terakhir di bulan Ramadhan adalah surah Al-Qadr ayat 1–5, berbunyi:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah yang disebut dengan malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan adalah lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan juga Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”

Ayat di atas dengan jelas menerangkan bahwa Al-Qur’an itu diturunkan ketika terjadinya malam kemuliaan atau Lailatul Qadar.

Sumber:

https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6651666/dalil-tentang-nuzulul-quran-dan-waktu-terjadinya

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20230403091152-289-932710/pengertian-dan-hikmah-nuzulul-quran-17-ramadhan

Tebar Kebaikan di Kantor Kementerian PUPR RI

ArahMuslim goes to Gedung Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR)! 

Tebar kebaikan kali ini bekerja sama dengan Spirit Of Ummah dalam Wakaf Al-Qur’an. ArahMuslim hadir sampai 14 April 2023. 

Ingin ikut berkontribusi menebar kebaikan melalui Wakaf Al-Qur’an? Salurkan melalui Aplikasi ArahMuslim, yang dapat didownload melalui Google Play Store atau Apple Store ya!

Peringatan Nuzulul Qur’an di Kemenparekraf 1444 H

Peringatan Nuzulul Qur’an di Kemenparekraf 1444 H tak hanya menjadi momen spiritual, tapi juga inspirasi untuk mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam membangun sektor pariwisata yang berkelanjutan. 

Jangan lupa Follow Instagram ArahMuslim di @arah.muslim & download Aplikasi ArahMuslim melalui Google Play Store atau Apple Store.

Berbagai Jenis Zakat yang Dapat Dibayarkan saat Ramadhan

Zakat merupakan harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh umat muslim dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya, seperti fakir miskin dan sebagainya. Dalam suatu konsepsi ajaran islam, zakat memotivasi umat muslim untuk mewujudkan keadilan sosial, berbagi dengan orang sekitar, mengentaskan kemiskinan, serta memberdayakan masyarakat.

Kewajiban berzakat juga dituangkan dalam surah Maryam ayat 31, yaitu “Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup.” (QS. Maryam ayat 31)

Dalam penerapannya, zakat terbagi menjadi berbagai jenis. Berikut ini penjelasannya.

Zakat Fitrah

Zakat Fitrah adalah zakat yang wajib dibayarkan oleh umat muslim menjelang Idul Fitri pada bulan suci Ramadhan. Besar zakat ini setara dengan 3,5 liter (2,7 kilogram) makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan seperti beras, gandum dan sejenisnya.

Adapun, kualitas beras atau makanan pokok yang dibayarkan untuk zakat harus sesuai dengan kualitas beras atau makanan pokok yang kita konsumsi setiap harinya.

Berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar RA berkata,

“Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah pada bulan Ramadhan sebanyak satu sha kurma atau gandum atas setiap muslim merdeka atau hamba sahaya laki-laki atau perempuan.”

Zakat Mal (Harta)

Zakat Mal adalah zakat harta yang wajib dikeluarkan seorang muslim sesuai dengan nisab, terbebas dari hutang (aset menjadi hak milik penuh), sumber hartanya halal, kepemilikan telah mencapai 1 tahun, dan haulnya. 

Hal ini juga diterangkan dalam surah Al-Baqarah ayat 267 yang berbunyi 

“Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya, Maha Terpuji.”

Waktu pengeluaran zakat maal tidak dibatasi, jadi bisa dikeluarkan sepanjang tahun ketika syarat zakat telah terpenuhi.

Zakat Penghasilan

Zakat Penghasilan (termasuk di dalamnya Tunjangan Hari Raya (THR) merupakan salah satu jenis zakat yang juga harus dibayarkan saat bulan Ramadhan. Para ulama mengatakan bahwa harta yang kita hasilkan dari sebuah profesi hukumnya wajib dikenakan zakat.

Sumber:

https://www.finansialku.com/catat-macam-macam-zakat-yang-harus-dibayar-saat-ramadhan/

https://www.cnbcindonesia.com/syariah/20230202173001-29-410532/jangan-keliru-ini-jenis-jenis-zakat-dan-waktu-membayarnya/amp

https://www.merdeka.com/trending/zakat-adalah-harta-yang-wajib-dikeluarkan-pahami-jenis-dan-saat-bulan-ramadhan-kln.html