Dalam Islam, terdapat penyakit yang tidak terlihat secara fisik namun tetap bisa membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Penyakit itu kerap disebut penyakit ain. Penyakit ini ditimbulkan dari dalam hati dan dapat menyebabkan penurunan kondisi tubuh hingga penderitanya mendapatkan kesulitan dalam menjalani aktivitas.
Agar kita terhindar dari penyakit ini, yuk sama-sama kita pelajari lebih lanjut mengenai penyakit ain, ciri-ciri, cara mencegah, serta mengobatinya.
Apa itu Penyakit Ain?
Penyakit ain merupakan penyakit yang timbul akibat pandangan mata lalu turun ke perasaan hati dan berubah menjadi perasaan iri dan dengki. Para ulama menyimpulkan bahwa penyakit ini merupakan jenis penyakit non medis yang muncul akibat pandangan kagum atau takjub yang disertai dengan perasaan tidak baik, seperti iri dan dengki.
Dalam Majalah Kesehatan Muslim, dr. Raehanul Bahraen menjelaskan bahwa penyakit ini dapat dimanfaatkan oleh setan dan bisa menimbulkan bahaya bagi orang yang terkena maupun orang lain. Sehingga dengan kata lain penyakit ain dapat menimbulkan kerusakan dan mudarat.
Hal ini juga dijelaskan oleh Jabir bin Abdillah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
أكثرُ مَن يموت بعدَ قضاءِ اللهِ وقَدَرِهِ بالعينِ
“Sebab paling banyak yang menyebabkan kematian pada umatku setelah takdir Allah adalah ain” (HR. Al Bazzar dalam Kasyful Astar [3/ 404], dihasankan oleh Al Albani dalam Shahih Al Jami’ no.1206).
Baca Juga:
Jenis-jenis Penyakit Ain
Menurut pandangan Islam, penyakit ain dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Pandangan dari orang yang sebenarnya mempunyai tabiat buruk di dalam hatinya terdapat rasa hasud, dengki dan ingin mencelakai terhadap orang yang dipandangnya.
- Pandangan kekaguman atau ketakjuban kepada orang, sehingga akan timbul rasa dengki tetapi kekaguman tersebut tidak disertai dzikir kepada Allah SWT.
Ciri-ciri Penyakit Ain
- Mengalami masalah dengan kesehatan tetapi tidak dapat terdeteksi secara medis.
- Wajahnya terlihat lesu, pucat, dan juga sering berkeringat.
- Berpaling saat ia mendengar suara murotal atau suara adzan.
- Seringkali melihat hal-hal yang menyeramkan.
- Sangat suka menyendiri dan suka melakukan hal-hal yang aneh.
- Sering merasa tidak puas atas segala pencapaian serta keberkahan yang diberikan oleh Allah SWT.
- Tidak memiliki nafsu makan.
- Seringkali mengalami keringat dingin dan buang air kecil.
- Mempunyai emosi yang berlebihan.
- Memiliki ketakutan berlebih dan tidak wajar.
- Dada terasa sangat sesak dan diiringi juga dengan rasa cemas.
- Sering menguap dan juga terengah-engah.
- Sering merasa sakit kepala yang berpindah-pindah.
- Detak jantung sangat cepat dan tidak beraturan.
- Mengalami rasa nyeri yang berpindah-pindah dari bagian bawah punggung sampai ke bahu.
- Suka merasa mati rasa.
- Sering bersendawa
Cara Mengobati Penyakit Ain
Hendaknya orang yang terkena penyakit ain mengusahakan diri untuk melakukan beberapa hal yang bisa menyembuhkan penyakit ain, diantaranya :
Mandi dari Air Bekas Mandi Orang yang Menyebabkan Ain
Sebagaimana hadist dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhum, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Ain itu benar adanya. Andaikan ada perkara yang bisa mendahului takdir, maka itulah ain. Maka jika kalian mandi, gunakanlah air mandinya itu (untuk memandikan orang yang terkena ain)” (HR. Muslim no. 2188).
Mandi dari Air Bekas Wudhu Orang yang Menyebabkan Ain
Sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Umamah bin Sahl di atas. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam memerintahan Amir bin Rabi’ah untuk berwudhu dan menyiramkan air wudhunya kepada Sahl yang terkena ain.
Dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif ia berkata, “Amir bin Rabi’a melihat Sahl bin Hunaif yang sedang mandi (ditempat pemandian umum) seraya berkata, ‘Aku belum pernah melihat seperti hari ini kulit yang disembunyikan.’ Maka Sahl pingsan. Lalu ditanyakan kepada Nabi SAW lantas dikatakan kepada beliau, ‘Wahai Rasulullah, mengapa Sahl begini. Demi Allah, ia tidak mengangkat kepalanya dan tidak pula siuman.
Beliau bertanya, ‘Apakah kalian mendakwa seseorang mengenainya?’ Mereka menjawab, “Amir bin Rabi’ah telah memandangnya.’ Maka beliau memanggil Amir dan memarahinya, seraya bersabda, ‘Mengapa salah seorang dari kalian membunuh saudaranya. Mengapa ketika kamu melihat sesuatu yang mengagumkanmu, kamu tidak mendoakan keberkahan untuknya?’ Kemudian beliau bersabda kepadanya ‘Mandilah untuknya.’
Lalu ia membasuh wajahnya, kedua tangannya dan kedua sikunya, kedua lututnya dan ujung kedua kakinya, dan bagian dalam sarungnya dalam suatu bejana. Kemudian air itu diguyurkan di atasnya, yang diguyurkan oleh seseorang di atas kepalanya dan punggungnya dari belakangnya. Ia meletakkan bejana di belakangnya. Setelah melakukan demikian, Sahl bangkit bersama orang-orang tanpa merasakan sakit lagi.” (HR. An Nasa’i no. 7671, Ibnu Majah no. 3509, Ahmad no. 15980, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah).
Baca Juga:
Keutamaan Membaca Asmaul Husna
Dari Aisyah radhiallahu’anha, ia berkata:
“Dahulu orang yang menjadi penyebab ain diperintahkan untuk berwudhu, lalu orang yang terkena ain mandi dari sisa air wudhu tersebut” (HR. Abu Daud no. 3885, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah no. 2522).
Ruqyah Syar’iyyah
Sebagaimana hadits dari Asma bintu Umais radhiallahu’anha, ia berkata:
“Wahai Rasulllah, Bani Ja’far terkena penyakit ain, bolehkah kami minta mereka diruqyah? Nabi menjawab: iya boleh. Andikan ada yang bisa mendahului takdir, itulah ain” (HR. Tirmidzi no.2059, Ibnu Majah no. 3510, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah).
Ada beberapa cara meruqyah orang yang terkena ain, diantaranya dengan membacakan doa.
Dalam hadits ‘Aisyah radhiallahu’anha, ia berkata: “Ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam merasakan sakit, Malaikat meruqyah dengan doa:
وَشَرِّ كُلِّ ذِي عَيْنٍ مِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إذَا حَسَدَ، وَوَمِنْ كُلِّ دَاءٍ يَشْفِيكَ، ,باسْمِ اللهِ يُبْرِيكَ
Artinya : “dengan nama Allah yang menyembuhkanmu. Ia menyembuhkanmu dari segala penyakit dan dari keburukan orang yang hasad dan keburukan orang yang menyebabkan ain) (HR. Muslim no. 2185).
Atau membaca doa–doa ruqyah dari hadits–hadits shahih yang lainnya, serta ayat–ayat Al-Qur’an yang bisa untuk meruqyah.
Doa Mencegah Penyakit Ain
Cara dan doa mencegah ain bisa dimulai membiasakan membaca Surat Al–Falaq, Surat An- Naas dan Surat Al–Ikhlas di pagi dan sore hari setiap hari. Menurut sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW pernah berkata:
Artinya: “Ketika Anda memasuki malam dan ketika Anda bangun di pagi hari tiga kali dan itu akan melindungi Anda dari segalanya.” (Tirmidzi 3575).
Dan dalam riwayat hadis lain, dari Ibnu Abbas RA, ia berkata:
كانَ النَّبيُّ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ يعوِّذُ الحسنَ، والحُسَيْنَ، يقولُ: أَعوذ بِكَلماتِ اللَّهِ التَّامَّةِ، من كلِّ شيطانٍ وَهامَّةٍ، ومن كلِّ عينٍ لامَّةٍ، قالَ: وَكانَ أبونا إبراهيمُ يعوِّذُ بِها إسماعيلَ، وإسحاقَ أو قالَ: إسماعيلَ، ويعقوبَ
Artinya: ‘Nabi SAW acapkali men-ta’widz Hasan dan Husain dengan doa berikut, “Aku berlindung kepada Allah untuk kalian berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari semua setan dan binatang yang berbahaya serta dari ‘ain yang mencela”. Dan beliau bersabda, “Sesungguhnya ayah kalian berdua dahulu selalu men-ta’widz Ismail dan Ishaq dengan kalimat-kalimat tersebut”. (HR Bukhari)
Kemudian, terdapat doa memohon perlindungan dari penyakit ain dalam sabda Rasulullah di atas yakni:
أَعوذ بِكَلماتِ اللَّهِ التَّامَّةِ، من كلِّ شيطانٍ وَهامَّةٍ، ومن كلِّ عينٍ لامَّةٍ
A’udzubikalimatillahit tammati min kulli syaithanin wa hammatin wa min kulli ‘ainin liammatin
Artinya: “Aku berlindung kepada Allah untuk kalian berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari semua setan dan binatang yang berbahaya serta dari ‘ain yang mencela.”
Baca Juga:
Sumber: