Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk melakukan puasa sunnah di bulan Muharram, yang dianggap sebagai bulan terbaik untuk berpuasa setelah bulan Ramadan. Anjuran ini didasarkan pada salah satu hadis beliau, yaitu:
“Sebaik-baik puasa setelah bulan Ramadan adalah puasa bulan Muharram dan sebaik-baik salat setelah salat wajib adalah salat malam.” (HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Berikut adalah beberapa amalan puasa sunnah yang dianjurkan selama bulan Muharram, seperti yang disebutkan oleh H. M. Anshary dalam bukunya “Fiqih Kontroversi Jilid 2”:
1. Puasa Tasua
Puasa Tasu’a dilaksanakan pada tanggal 9 Muharram, sehari sebelum Hari Asyura. Dalil mengenai puasa Tasu’a adalah sebagai berikut:
“Sungguh, jika aku masih hidup sampai tahun depan niscaya aku akan berpuasa pada tanggal 9 dan 10 (Muharram).” (HR Ahmad)
Puasa Tasu’a juga dilakukan sebagai pembeda dengan ibadah puasa kaum Yahudi, seperti yang dijelaskan dalam kitab “Fiqhul Islam wa Adillatuhu Jilid 3” oleh Prof. Wahbah Az Zuhaili, yang diterjemahkan oleh Abdul Hayyi al-Kattani. Rasulullah SAW bersabda:
“Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya.” (HR Ahmad)
2. Puasa Asyura
Puasa Asyura dilakukan pada tanggal 10 Muharram, sehari setelah Puasa Tasua. Nabi Muhammad SAW menjelaskan keutamaan puasa ini:
“Puasa Arafah menghapus dosa dua tahun yang lalu dan yang akan datang, sementara puasa Asyura menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim)
Rasulullah SAW juga menganjurkan puasa Asyura ketika beliau tiba di Kota Madinah dan melihat orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Beliau bertanya mengapa mereka berpuasa, dan para sahabat menjelaskan bahwa hari itu adalah hari baik di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka, dan Nabi Musa berpuasa sebagai tanda syukur. Rasulullah SAW kemudian bersabda:
“Saya lebih berhak dengan Musa daripada kalian”. Beliau kemudian berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk melakukannya.” (HR Bukhari)
Puasa Asyura boleh dilakukan tanpa puasa Tasua, namun lebih utama jika kedua puasa tersebut dilaksanakan bersama-sama.
3. Puasa Ayyamul Bidh
Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan dalam kalender kamariah (bulan Hijriah). Dalil mengenai puasa Ayyamul Bidh adalah sebagai berikut:
“Puasa tiga hari setiap bulan itu seperti puasa sepanjang tahun.” (Muttafaq ‘alaih) – (dikutip dari Syarah Riyadhus Shalihin oleh Imam An-Nawawi, terjemahan Misbah)
Jadwal Puasa Sunnah Muharram 1446 H
Berikut adalah jadwal puasa sunnah di bulan Muharram untuk tahun 1446 H berdasarkan versi Pemerintah, Muhammadiyah, dan PBNU:
1. Jadwal Puasa Muharram 1446 H Versi Pemerintah dan Muhammadiyah
– Puasa Tasua (9 Muharram 1446 H): Senin, 15 Juli 2024
– Puasa Asyura (10 Muharram 1446 H): Selasa, 16 Juli 2024
– Puasa Ayyamul Bidh (13-15 Muharram 1446 H): 19-21 Juli 2024
2. Jadwal Puasa Muharram 1446 H Versi PBNU
– Puasa Tasua (9 Muharram 1446 H): Selasa, 16 Juli 2024
– Puasa Asyura (10 Muharram 1446 H): Rabu, 17 Juli 2024
– Puasa Ayyamul Bidh (13-15 Muharram 1446 H): 20-22 Juli 2024
Referensi:
No comment yet, add your voice below!