3 Jenis Puasa Sunnah Sebelum Iduladha dan Cara Melafalkan Niatnya

Puasa sebelum Idul Adha merupakan ibadah yang sangat terpuji jika dijalankan. Puasa ini dilakukan selama 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah. Menyambut hari raya Iduladha, Sahabat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak amal dan ibadah, salah satunya dengan berpuasa sunnah. 

Oleh karena itu, Sahabat Muslim dapat simak artikel ini untuk mengetahui apa saja keutamaan puasa sebelum Iduladha yang harus dijalankan di bulan Dzulhijjah.

Ringkasan

  • Puasa Dzulhijjah dianjurkan selama tujuh hari pertama bulan Dzulhijjah sebagai bentuk ibadah yang sangat dicintai Allah.
  • Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah) dinilai bernilai seperti puasa setahun, meskipun tidak ada hadis shahih, tetap dianjurkan sebagai amal saleh.
  • Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) sangat dianjurkan bagi yang tidak berhaji karena dapat menghapus dosa dua tahun.

Apa Saja Jenis Puasa Sebelum Iduladha?

Menjelang Iduladha, banyak umat Islam yang memperbanyak ibadah dengan menjalankan puasa sunnah sebagai bentuk persiapan spiritual. Berikut adalah beberapa jenis dan niat puasa sebelum Iduladha dan tata caranya yang perlu Sahabat Muslim ketahui:

Puasa Dzulhijjah

Puasa pertama dilakukan selama tujuh hari pertama di bulan Zulhijah. Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah memiliki keutamaan besar di sisi Allah SWT. 

Rasulullah SAW bersabda bahwa tidak ada hari yang lebih mulia dan amal saleh di dalamnya lebih dicintai Allah selain sepuluh hari tersebut (HR. Ahmad).

Niat puasa Dzulhijjah:

Nawaitu shauma syahri dzulhijjah sunnatan lillaahi ta’aala.

Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah hari ini karena Allah Ta’ala.”

Puasa Tarwiyah

Puasa Tarwiyah dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah. Meskipun tidak ada hadis shahih khusus, puasa ini dianjurkan sebagai amal baik di awal Dzulhijjah.

Keutamaan puasa Tarwiyah disebut dalam sebuah riwayat, di mana setiap hari dari sepuluh hari Dzulhijjah seperti puasa sebulan, puasa Tarwiyah seperti puasa setahun, dan puasa Arafah seperti puasa dua tahun (HR. Ali Al-Muairi dkk.).

Niat puasa Tarwiyah

Nawaitu sawma tarwiyyata sunnatan lillahi ta’ala.

Artinya: “Saya niat puasa sunah Tarwiyah hari ini karena Allah Ta’ala.”

Puasa Arafah

Puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah sangat dianjurkan bagi yang tidak berhaji. Rasulullah SAW bersabda bahwa puasa ini menghapus dosa dua tahun, tahun lalu dan yang akan datang.

Niat puasa Arafah

Nawaitu sawma ‘Arafata sunnata Allahi taala.

Artinya: “Saya niat puasa sunah Arafah hari ini karena Allah Ta’ala.”

Kesimpulan

Puasa sunnah sebelum Iduladha, yakni puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah adalah amalan istimewa yang sangat dianjurkan dalam Islam. Ketiganya termasuk dalam sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah yang memiliki keutamaan luar biasa. 

Dengan memahami keutamaan dan tata cara melafalkan niat masing-masing puasa, Sahabat Muslim dapat menjalankannya dengan lebih maksimal dan penuh kesadaran. Puasa ini tidak hanya memperkuat hubungan dengan Allah SWT, tetapi juga menjadi bentuk kesiapan spiritual menyambut Iduladha dengan hati yang bersih dan penuh ketakwaan.

Referensi:

https://www.metrotvnews.com/read/KYVC4yDP-3-jenis-puasa-sunah-menjelang-iduladha-yang-penuh-keutamaan#:~:text=Puasa%20Arafah%20dilaksanakan%20pada%20tanggal,dan%20tahun%20yang%20akan%20datang.%22

https://www.detik.com/jatim/berita/d-7903959/3-jenis-puasa-sebelum-idul-adha-lengkap-dengan-niatnya

FAQ

Tidak ada larangan untuk melaksanakan puasa Arafah meskipun tidak menjalankan puasa Tarwiyah sebelumnya.

Kamu tetap bisa mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak dzikir, shalat sunnah, membaca Al-Qur’an, bershalawat kepada Nabi SAW, dan bersedekah.

10 hari awal bulan Dzulhijjah adalah momen istimewa untuk memperbanyak doa, memohon ampunan, dan melaksanakan ibadah haji.

Membedah Hukum Vasektomi dalam Islam Sesuai Perspektif MUI

Vasektomi adalah salah satu metode kontrasepsi yang dilakukan pada pria dengan cara memutus saluran sperma agar tidak terjadi pembuahan. Meski dikenal efektif sebagai pengendalian kelahiran, prosedur ini sering menimbulkan perdebatan, terutama dalam konteks hukum agama. 

Dalam Islam, segala bentuk intervensi terhadap fungsi reproduksi manusia memiliki batasan yang diatur syariat. Oleh karena itu, Sahabat Muslim penting untuk memahami hukum vasektomi dan syaratnya dalam Islam di artikel berikut ini.

Apa Hukum Vasektomi dalam Islam?

Komisi Fatwa MUI menyatakan bahwa vasektomi hukumnya haram jika bertujuan untuk pemandulan permanen. Hal ini ditegaskan dalam Ijtima Ulama tahun 2012, yang menyebutkan bahwa prosedur ini hanya dibolehkan jika ada alasan syar’i, seperti kondisi medis tertentu.

Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI, KH Abdul Muiz Ali, menjelaskan bahwa hukum vasektomi mempertimbangkan syariat, kaidah fikih, dan perkembangan medis. Jika teknologi memungkinkan penyambungan kembali saluran sperma (rekanalisasi), maka hukum bisa berubah dengan syarat-syarat tertentu.

Baca Juga: Keistimewaan Sosok Ayah dalam Islam

Apa Saja Syarat-syarat Melakukan Vasektomi Menurut Islam?

Vasektomi sebagai metode kontrasepsi pria masih menjadi perbincangan dalam hukum Islam. Meskipun umumnya dihukumi haram, ada kondisi tertentu yang membuatnya diperbolehkan. Berikut adalah syarat-syarat melakukan vasektomi menurut Islam:

  • Prosedur tidak menyebabkan kemandulan secara permanen.
  • Terdapat kemungkinan medis untuk mengembalikan fungsi saluran sperma.
  • Efek samping yang ditimbulkan tidak membahayakan keselamatan jiwa pasien.
  • Prosedur tidak mengakibatkan hilangnya kemampuan reproduksi secara total.
  • Tidak membawa dampak negatif (mudharat) terhadap kesehatan pelaku.
  • Tidak dilakukan dalam rangka program kontrasepsi permanen.

Referensi:

https://mui.or.id/baca/berita/polemik-vasektomi-jadi-syarat-bansos-apa-hukumnya-menurut-islam-ini-penjelasan-mui

https://www.idntimes.com/life/inspiration/nisa-zarawaki/hukum-vasektomi-dalam-islam?page=all